Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

3 Hilal di Muara Ramadan Penyempurna Kebahagiaan

23 Mei 2020   16:51 Diperbarui: 23 Mei 2020   16:47 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Intinya, karena hampir tidak pernah cek dan kontrol di dokter, baru saja terdeteksi kalau istriku ternyata hamil anak kembar, sayangnya posisi bayi yang tidak ideal, juga tenaga istriku yang lemah tidak memungkinkan untuk melahirkan normal, harus operasi!

Sungguh, aku menjadi tambah bingung menyikapi penjelasan dokter Annisa. Di satu sisi, doaku sejak masih bujang dulu untuk mempunyai anak kembar dikabulkan Sang  Khaliq, tapi masalahnya untuk “mendapatkan” dua anugerah terindah ini aku harus menyiapkan dana yang tidak sedikit atau tepatnya dana yang aku tidak tahu darimana mendapatkannya.

Karena tidak ada pilihan, mau tidak mau, bisa tidak bisa, akhirnya aku menyetujui opsi operasi cesar untuk mengeluarkan duo jagoanku itu. Saat aku diberi kesempatan menemui istriku diruang persalinan normal sebelum dibawa ke ruang operasi, dia juga sempat bertanya “biayanya gimana mas?” 

“biayanya gimana mas?” | @kaekaha
“biayanya gimana mas?” | @kaekaha

Jujur, sebenarnya hatiku menangis mendengar pertanyaan istriku, tapi karena tadi sudah dipesan sama dokter Annisa agar bilang semua beres saja, aku terpaksa berbohong kepada istriku dengan mengatakan kalau soal biaya sudah ada yang nanggung, jadi nggak usah dipikirkan!

Syukurnya, istriku percaya saja atau jangan-jangan hanya pura-pura percaya? Entahlah! Yang jelas dengan sesungging senyuman berbalut lafadz Alhamdulillah di bibirnya, akhirnya dia minta doaku, minta maaf, minta ikhlas, minta rida dan minta halal kepadaku sebelum masuk kamar operasi. Setelah kukecup keningnya dan kubisikkan kata "aku sayang kamu!" dia langsung minta dibawa beberapa perawat  ke kamar bedah.

Setelah istriku tidak terlihat lagi, aku tidak tahan lagi untuk menahan buliran air yang dari tadi sebenarnya terus berusaha menerobos kelopak mataku. Agar tidak menjadi pusat perhatian, aku memilih untuk menuju ke mushalla klinik yang berada di lantai tiga, sekalian menunaikan shalat Maghrib yang sebentar lagi masuk waktunya.

Ini sejarah! Sholat Maghribku kali ini, sepertinya menjadi shalat terkhusyukku selama ini. Aku merasa begiiiiiiiiiitu dekat dengan-Nya. Dengan linang air mata, kutumpahkan semua gundah dan gelisah yang menyesakkan dada juga kepala dalam beberapa hari ini.

Ditengah-tengah asyik masyuk dalam untaian doa yang begitu nikmaaaaaat sekali, tiba-tiba aku dikejutkan bunyi pesan WA plus getar dari smartphone yang selepas mengambil wudhu tadi kutempatkan di tas kecil yang kutaruh di lantai di sebelah kaki kananku. 

Deg! Jantungku seperti berhenti berdetak untuk sesaat ketika membaca pesan WA dari nomor baru yang tidak kukenal dan mengaku dari tim official majalah National Geographic Indonesia. Berikut isi pesan lengkapnya!

Selamat sore, Mas Kaekaha! Saya Harry… dari National Geographic Indonesia. Selamat anda menjadi salah satu pemenang Lomba Foto Pasar Tradisional NGI bekerja sama dengan beberapa bank swasta nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun