Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Tanglong dan Anomali Wajah Ramadan 2020 di Kota Banjarmasin

18 Mei 2020   11:18 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:17 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PSBB & Wajah Ramadan 1441 H

Tepat tanggal 24 April 2020, berbarengan dengan hari pertama puasa Ramadan 1441 H, Kota Banjarmasin  resmi memberlakukan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, sebagai upaya antisipasi sekaligus aksi memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai yang masuk dalam zona merah pandemi covid-19. 

Berhubung belum memberikan dampak maksimal terhadap penurunan penyebaran covid-19 di wilayah Kota Banjarmasin, bahkan ada kecenderungan untuk terus bertambah, maka kebijakan PSBB di Kota 1000 Sungai, langsung diperpanjang pada jilid 2 yang berakhir pada tanggal 21 Mei 2020 mendatang.

Baca Juga :  Mudik 2020: Silaturahmi, Salaman, dan Sungkem Semuanya Online!

Kebijakan PSBB Kota Banjarmasin juga diikuti oleh daerah-daerah penyangga atau daerah satelit-nya yang tergabung dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) Metropolitan Banjarbakula, kecuali Kabupaten Tanah Laut, yaitu Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito Kuala yang secara serentak memulai PSBB pada Sabtu, 16 Mei 2020.

Penerapan PSBB yang hampir bersamaan di sebagian besar wilayah yang tergabung dalam KSN Metropolitan Banjarbakula yang juga dikenal sebagai jantung dari penggerak perputaran ekonomi, sosial dan budaya Kalimantan Selatan, tentu berdampak sangat luas. 

Bacatuk Dauh | headline9.com
Bacatuk Dauh | headline9.com

Selain masalah kesehatan dan perekonomian yang saat ini menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi semua pemerintah daerah di seluruh Indonesia dan mungin juga dunia,  pandemi covid-19 juga juga berhasil mempermak "wajah" budaya Ramadan di Kota 1000 Sungai dan hampir semua wilayah Kalimantan Selatan, sehingga sangat jauh berbeda dari biasanya. 

Tutupnya hampir semua masjid, mushalla, langgar dan surau yang selama ini menjadi simpul aktifitas reliji, sosial dan budaya Urang Banjar , nyaris tidak menyisakan tanda-tanda semarak syiar Ramadan khas banua Banjar, begitupun ghirah-nya!

Baca Juga :  Eksistensi Kuliner Nusantara di Tengah Hegemoni Kue Nastar di Hari Lebaran                                                

Tidak cukup disitu, jauh-jauh hari sebelum PSBB resmi diberlakukan di hampir semua Kawasan Strategis Nasional (KSN) Metropolitan Banjarbakula, secara serentak semua pemerintahan yang tergabung didalamnya memutuskan untuk tidak mengadakan berbagai even untuk menyemarakkan bulan ramadan 1441 H, termasuk sebelum dan sesudahnya.                              

Artinya, pada ramadan kali ini Urang Banjar tidak akan lagi bisa menikmati keseruan berburu wadai-wadai langka di pasar wadai, bernostalgia badadamaran seperti dahulu pada tradisi malam salikuran, apalagi dengan badadamaran ramai-ramai khas pawai tanglong baik di sungai maupun di jalan raya, ramai-ramai keliling kampung membangunkan kawan dan juga tetangga untuk sahur dengan  bagarakan sahur dan hampir bisa dipastikan, tradisi bacatuk dauh atau seni memukul bedug khas Urang  Banjar tidak akan lagi terdengar menghiasi semarak lebaran kali ini.

77935442-42e7-41f2-bd1e-aebae70dd4bb-5cef7cd23ba7f7458b019552-5ec1f556097f3674c61e3702.jpeg
77935442-42e7-41f2-bd1e-aebae70dd4bb-5cef7cd23ba7f7458b019552-5ec1f556097f3674c61e3702.jpeg

Tanglong Nasibmu Kini!

Berbeda dengan bulan-bulan lain baik di kalender bulan Hijriah maupun kalender bulan Masehi,  bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang sibuk sekaligus paling istimewa bagi masyarakat Kota Banjarmasin dan juga Kalimantan Selatan.

Setiap ramadan tiba, selain semakin makmur-nya semua masjid, Musholla, langgar dan surau oleh aktivitas religi seluruh lapisan masyarakat Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Beragam tradisi budaya berbalut religi khas Urang Banjar juga biasa dihadirkan untuk ikut menyemarakkan syiar ramadan.

Selain pasar wadai, salah satu tradisi paling unik diantara beragam tradisi budaya masyarakat Banjar yang identik dengan bulan Ramadhan adalah tradisi tanglong atau tanglung, yaitu produk budaya khas Kalimantan Selatan berupa lentera yang terbuat dari kertas sebagai bentuk adaptasi dari lampion yang dibentuk sebagai replika atau miniatur  dari berbagai obyek benda. 

Baca juga :  Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin

Secara umum ada dua jenis even tradisi tanglong di Banjarmasin, yaitu tanglong salikuran yaitu even tanglong yang diselenggarakan khusus untuk menyemarakkan malam 21 Ramadan yang bisa diselenggarakan bisa di jalur sungai maupun jalur darat, di jalanan raya yang umumnya menampilkan kreasi lampion berwujud replika atau miniatur  yang bernuansa Islami, seperti miniatur masjid Sabilal Muhtadin, tokoh berbusana muslim, rumah adat Banjar, pohon kurma, Goa hira, hingga bentuk replika unta, bekantan dan buraq.

Sedangkan satunya lagi adalah festival tanglong jukung hias yaitu kombinasi tanglong dengan jukung (perahu) hias yang biasanya menjadi event paling ditunggu oleh masyarakat  disetiap peringatan hari jadi Kota Banjarmasin. Karena memakai jukung, maka rute pawai tanglong jenis ini hanya di jalur sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin.


Tanglong sangat spesial bagi Urang Banjar, bukan hanya dari segi pelestarian budaya dan juga kreatifitasnya semata yang terus berkembang, tapi juga beragam nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang terbangun, seperti kebesamaan, persatuan, gotong royong dan juga toleransi antar sesama yang  sejak awal proses perencanaan pembuatan bangun tanglong sampai perayaan festivalnya di malam salikuran benar-benar mampu menyatukan semua perbedaan. 

Sekedar informasi, biasanya dibutuhkan waktu antara seminggu sampai setengah bulan untuk menyelesaikan bangun tanglong  (sesuai dengan ukuran dan tingkat kerumitan model) mulai dari konsep sampai bentuk jadi.

Ini yang unik, khusus untuk masyarakat umum, biasanya bangun tanglong diinisiasi berdasarkan teritori, bisa RT/RW/kelurahan ataupun kecamatan. Jadi tidak hanya melibatkan umat Islam saja, tapi semua warga Kota Banjarmasin yang memang dikenal sebagai miniatur Indonesia semuanya merasa terlibat dan dilibatkan sesuai dengan proporsinya masing-masing.

Baca Juga :  Majelis Kang Rebi : Geger Azan Jam 10 Pagi!                                                

Biasanya, seluruh warga terlibat dalam pembuatan bangun tanglong  yang dikerjakan dengan cara keroyokan alias gotong royong. Di sini, tidak ada lagi memandang asal suku, agama apalagi sekedar status sosial di masyarakat. Semua warga boleh memberi usulan tema, bentuk, ukuran juga perkiraan anggaran yang kira-kira akan diperlukan untuk membangun bangun tanglong, karena untuk urusan pendanaan masyarakat juga melakukannya dengan cara gotong royong alias urunan  atau patungan antarwarga. Keren kan!?

Sayang, ramadan kali ini kita berada dalam situasi kedaruratan akibat pandemi covid-19. PSBB alias pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan hampir di semua wilayah (KSN) Metropolitan Banjarbakula, kecuali Kabupaten Tanah Laut untuk memutus penyebaran covid-19, memaksa kita lebih banyak beraktifitas di rumah, termasuk untuk melakukan semua ritual ibadah bulan ramadan. 

Jadi, untuk sementara kita tidak bisa lagi bergotong royong bersama-sama membangun bangun tanglong ya! Lebih baik, selama ramadan ini  tetap dirumah dan perbanyak amalan ibadah seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW. 

Semoga berkah dan manfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun