Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

30 Menit untuk Keseimbangan Berpuasa

10 Mei 2020   20:02 Diperbarui: 13 Mei 2020   11:40 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

Kewajiban Puasa Ramadan

Menjalani ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan sejak tahun ke-2 Hijriah, secara umum menjadi kewajiban bagi semua umat Islam yang sudah akhil baliq atau dewasa dan berakal atau tidak gila.

Sedangkan secara khusus bagi yang tidak sedang dalam keadaan safar atau perjalanan jauh, sehat, kuat/mampu dan khusus untuk perempuan tidak dalam keadaan haidh atau nifas.

Teknis kewajiban berpuasa secara syariat adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan (puasa) sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu magrib) dengan niat karena Allah.

Sedangkan yang dimaksud hal yang membatalkan puasa antara lain adalah makan, minum dan merokok, hubungan badan, muntah disengaja dan haid/nifas.

Baca Juga :  Ramadan 2020 |  Sehat, Selamat, dan Memberi Manfaat

Di antara hal atau perkara yang bisa membatalkan puasa di atas, sebagian besar umat Islam pasti menyebut menahan makan dan minumlah perkara terberat saat menjalani puasa, betul?

Wajar! Karena rutinitas kedua aktifitas inilah yang paling merasakan dampak dari kewajiban berpuasa dari datang waktu subuh sampai datang waktu maghrib, meskipun sebenarnya kalau dipikir-pikir yang terjadi hanya penggeseran waktunya saja ya!

Jika tidak menyikapi dengan bijaksana plus keimanan yang cukup, tentu beratnya menahan makan yang menyebabkan rasa lapar, menahan minum yang menyebabkan rasa haus dan menahan rokok yang menyebabkan!? [Eh... menyebabkan apa ya? Kalau merokok itu untuk apa dan buat apa ya? Ada yang bisa bantu?] tentu bisa menjadi dalih menurunnya produktivitas, bahkan bisa menjadi pintu masuk bagi banyak sakit dan penyakit karena gaya hidup sedentary alias mager! Terus bagaimana dong?

Kakak Raihan-Rabbani Tetap Semangat Main Bola Sebelum Buka Puasa | @kaekaha
Kakak Raihan-Rabbani Tetap Semangat Main Bola Sebelum Buka Puasa | @kaekaha

Puasa Seperti Rasulullah!

Menjalani ibadah puasa secara baik dan benar seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, sudah pasti akan membawa kita yang mengamalkannya kepada derajat ketakwaan yang baik di sisi Allah SWT.  

Selain memaksimalkan aktivitas amaliyah ruhani, selama bulan ramadan Rasulullah SAW juga tetap "adil" memberikan hak kepada raga dengan amaliyah ragawi atau kita kenal sebagai olahraga secara teratur, cukup atau berimbang agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Luar biasanya, ilmu kesehatan modern juga telah mebuktikan kebenaran manfaat dari olahraga yang cukup disaat menjalani ibadah puasa, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dari referensi beberapa hadis sahih, Rasulullah secara rutin gemar dan sekaligus menganjurkan kepada umatnya beberapa olahraga berikut, yaitu jalan kaki, memanah, anggar, gulat, berenang, dan berkuda. Hanya saja, memang tidak ada dijelaskan secara spesifik apakah beragam olahraga tersebut juga disunnahkan di saat menjalankan ibadah puasa?

Baca Juga :  Terinspirasi Pahalapreneur ala Utsman bin Affan yang Berbuah Keabadian

Tidak usah berandai-andai! Itu artinya, kita memang disuruh memilih untuk melakukan apa yang kita bisa dan mampu, sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW sendiri yang selalu memilih perkara yang lebih mudah dan ringan selama perkara tersebut tidak mengandung dosa.

Artinya, kita bisa memilih sendiri jenis olahraga yang sesuai dengan kebiasaan, kebutuhan serta kemampuan kita yang sekiranya bisa cukup memberi keadilan dan keseimbangan bagi kesehatan tubuh kita sendiri selama menjalani ibadah puasa, syukur-syukur kalau tetap ada jenis olahraga yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW yang menjadi pilihan kita. 

Senam Ringan Untuk Leher | @kaekaha 
Senam Ringan Untuk Leher | @kaekaha 

Olahraga Saat Berpuasa

Menurut Praktisi kesehatan olahraga dari Slim and Health Sports Therapy, dr Michael Triangto, SpKO, lebih baik aktivitas berolahraga dilakukan pada sore hari menjelang waktu berbuka, demi menghindari efek berlebih dari afterburn effect atau EPOC (Excess of Post Exercise Oxygen Consumption), yaitu aktivitas pembakaran kalori pasca beraktivitas/berolahraga ketika tubuh menuju fase istirahat yang bisa menyebabkan dahidrasi. 

Meskipun begitu, secara ideal olahraga saat bulan puasa juga tetap dapat dilakukan setelah sahur asalkan dilakukan dengan  intensitas yang terukur, tidak terlalu lama dan tidak terlalu berat. 

Untuk durasi karena setiap rujukan dari ahli atau pakar menyebutkannya dengan bahasa "tidak terlalu lama", itu mengindakasikan masing-masing orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan kebugaran fisiknya.

Artinya, kita takar atau perhitungkan sendiri-sendiri, kira-kira seberapa lama aktivitas yang fisik yang kita lakukan bisa efektif menjaga kebugaran, sekaligus nantinya tidak akan menggangu daya tahan fisik kita selama menjalani puasa sampai datang waktu berbuka.

Begitu pula untuk beban olahraganya yang tergolong ringan sampai sedang, ini juga mengindakasikan hal yang sama.  Masing-masing, mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan kebugaran fisiknya.

Silakan pilih sesuai dengan kebiasaan, kebutuhan dan  kemampuan agar efektif menjaga kebugaran, sekaligus tidak mengganggu ibadah puasa.

Untuk menerapkan konsep olahraga ala dr Michael Triangto, SpKO di atas, di pagi hari kita bisa melakukannya dengan jalan kaki atau bersepeda mengelilingi komplek atau sambil beli sayur, syukur-syukur bagi yang masih punya kebun bisa sambil jalan santai menuju kebun untuk memetik sayuran atau buah-buahan untuk buka puasa nanti. 

Baca Juga :  Cara Cepat dan Mujarab Meredakan Sakit Kepala Tanpa Obat

Pergerakan yang kita lakukan relatif cukup untuk memperlancar sirkulasi peredaran darah dan tetap menjaga berlangsungnya pembakaran kalori meskipun dalam skala terkecil, sehingga metabolisme tubuh tetap berjalan dengan baik.

Untuk durasinya, silakan pilih sesuai dengan kebiasaan, kebutuhan dan  kemampuan agar efektif menjaga kebugaran, sekaligus tidak mengganggu ibadah puasa, mungkin antara 30 menit sampai jam lah.

Tapi ingat, kalau daerah anda tergolong zona merah penyebaran covid-19 dan dalam kondisi PSBB seperti kami di Kota Banjarmasin, jangan lupa protokoler kesehatan yang telah ditentukan terkait covid-19 harus tetap diikuti ya!

Senam Ringan Untuk Bahu | @kaekaha 
Senam Ringan Untuk Bahu | @kaekaha 

Untuk olahraga sore hari prinsipnya tetap sama, tetap sesuai kebutuhan dengan  intensitas yang terukur, tidak terlalu lama dan tidak terlalu berat. Hanya saja, karena sore hari lebih mendekati momen berbuka puasa, level olahraganya bisalah dinaikkan sedikit. 

Tapi kalau mau aman, tetap ambil porsi secukupnya saja, seperti melakukan senam sehat pada umumnya. Dimulai dari pemanasan dan peregangan otot-otot secara runtut dan tertaur dari bagian atas atau bagian kepala sampai terakhir di bagian kaki.  

Agar prosesnya tertib, teratur dan berimbang, setiap gerakan berikan porsi hitungan yang sama bisa 3, 4 atau sesuai kebutuhan. 

Di bagian ruas atas atau kepala, leher sampai bahu atau pundak kita bisa melakukannya dengan gerakan teratur dan berimbang berupa menggerakkan kepala ke arah kiri dan kanan sejauh mungkin dan selanjutnya bisa dikombinasikan dengan gerakan kepala ke depan dan ke belakang juga buang sejauh mungkin. Setelah itu, kombinasikan dengan gerakan memutar kepala secara bergantian ke kiri dan kanan.

Senam Ringan Untuk Pinggang| @kaekaha 
Senam Ringan Untuk Pinggang| @kaekaha 

Selain itu bisa dengan cara meletakkan telapak tangan kiri ke belakang bahu kanan, sedang telapak tangan kanan diletakkan di siku tangan kiri setelah posisi tepat tari siku dengan telapak tangan sekuatnya, begitu terus dengan cara bergantian kiri dan kanan.

Setelah peregangan bagian bahu dan lengan atas dirasa sudah cukup, silakan dilanjut ke bagian pinggang. Teorinya sama, usahakan otot-otot di seputar pinggang semuanya berkontraksi. Karena variasi gerakannya juga relatif banyak, silakan pilih gerakan yang paling nyaman dan efektif. 

Contohnya dengan membungkukkan badan seperti gambar di atas dan menekankan tangan ke bawah semaksimal mungkin dengan kekuatan pinggang, terus lakukan sampai merasa cukup. Untuk variasi gerakan lain, bisa juga dengan cara memutar pinggang 180 derajat secara bergantian. Sampai merasa cukup.

Sit Up | @kaekaha
Sit Up | @kaekaha

Bila pemanasan dan peregangan sudah cukup, kalau merasa masih sanggup dan berniat untuk melakukan olahraga lagi silakan saja. Mau bersepeda, sepak bola, bulutangkis, atau mau sekedar jalan-jalan santai atau bersepeda dengan keluarga, diperbolehkan.

Apa saja jenis olahraganya yang penting tetap terukur dan tidak menyebabkan dehidrasi berlebihan yang bisa memicu keinginan membatalkan ibadah puasa.

Semoga bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun