Produk iklan, apapun bentuk dan medianya pada dasarnya dibuat untuk menuntun target pasarnya (penonton/pendengar/pembaca) untuk mau membeli, menikmati dan membeli kembali obyek yang dipromosikan.
Khusus untuk iklan televisi dan sekarang juga terafiliasi ke media daring, sebagai media iklan yang paling dinamis, dari waktu ke waktu kreatifitas kontennya terus berkembang. Bahkan dalam perkembangannya, konsumen juga bisa menilai sejauh mana brand image dari barang yang dijual berdasarkan tingkat keseriusan dari produsennya dalam membuat iklan yang menarik dan berkualitas, yang ukurannya tentu juga sangat subyektif! Salah satu contohnya ya iklan susu diatas!
Meskipun intinya menjual produk susu, tidak serta merta isinya melulu promosi garing tentang kandungan dan formula sempurna dari susu yang mau dijual, tapi juga berisi beragam aspek, termasuk edukasi yang unik, menarik dan tentunya bermanfaat yang membuat konsumen mau menikmati sajian informatif dari iklan sampai selesai.
Harapannya, selain memberi manfaat sampingan berupa edukasi dengan tematik tertentu sebagai tema, pesan utama dari iklan berupa produk susu yang berkualitas terekam dengan baik oleh konsumen, sehingga membantu konsumen mengambil keputusan untuk membeli susu yang diiklankan tersebut. Metode seperti ini biasa dikenal sebagai strategi menjual dengan cara soft selling.
Memulai Dari Hati
Pesan edukatif dari iklan yang terdiri dari dua sesi dengan setting berbeda, yaitu di dapur dan di sekolah Raya berdurasi hampir 2 (dua) menit ini, sesuai temanya sebagai iklan untuk mengisi slot di bulan ramadan sudah pasti berisi "pendidikan" agama Islam yang disajikan dangan cara yang sederhana dalam bentuk dialog antara ibu dan anak.
Selain tema toleransi, pesan paling kuat dari iklan ini adalah quote Kalau Hatimu kuat, perut ikutan kuat! yang sepertinya bersumber dari hadis nabi yang berbunyi,
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Menariknya, si-ibu yang pastinya memahami benar sejauh mana daya nalar logika putrinya, bisa memilihkan diksi terbaik, ringkas dan sederhana yang mudah dipahami oleh Raya, dan hasilnya!? Tidak hanya mengembalikan semangat dan gairah Raya untuk berpuasa lagi, tapi juga berhasil "mendidik" Raya dengan hukum-hukum dasar syariah berpuasa dengan cara yang sangat mudah dimengerti dan dipahami.
Semoga kedepannya, semakin banyak lagi iklan-iklan kreatif dengan konten-konten yang lebih bermanfaat dan berdayaguna, bagi kemaslahatan umat.