Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Basambang Menyusuri Sungai Tatah Belayung, Mamutiki Ikan dari Tampiray

4 Mei 2020   16:14 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:17 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keunikan Budaya Sungai

Persentuhan antara Urang Banjar dengan ekosistem perairan darat, berupa rawa-rawa dan sungai yang telah berlasung selama berabad-abad lamanya, kelak menghadirkan berbagai kearifan lokal yang diidentifikasi khalayak sebagai budaya sungai. 

Salah satu kearifan lokal budaya sungai Urang Banjar yang sampai sekarang masih eksis dan terbukti bisa ikut menjaga kelestarian ekosistem sungai dan rawa adalah teknik maiwak atau cara menangkap ikannya yang sangat ramah lingkungan.  

Uniknya, dari cara dan alat maiwak ini kita juga bisa menentukan target ikan yang akan diburu! 

Salah satu teknik maiwak yang paling populer karena mudah, sederhana, tidak perlu skill khusus  dan bisa setiap hari dipanen sebagai pasif income adalah teknik maiwak dengan cara memasang tampiray, sejenis alat untuk menjebak ikan di lokasi-lokasi strategis di pinggiran sungai atau rawa-rawa.  

Target dari teknik maiwak menggunakan tampiray ini umumnya ikan sepat (Trichopodus trichopterus) dan kadang-kadang ada juga ikan Sepat Siam  (Trichopodus pectoralis), Papuyu (Anabas testudineus) bahkan juga haruan atau ikan gabus (Channa striata) dan juga  belut (Monopterus albus ) yang masuk jebakan dan tidak bisa keluar lagi dari tampiray.

Permukaan Sungai (Tatah) Belayung | @kaekaha
Permukaan Sungai (Tatah) Belayung | @kaekaha

Menyusuri Sungai Belayung

Ditengah PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar yang diberlakukan di Kota Banjarmasin, tentu cara basambang atau ngabuburit warga Kota 1000 Sungai juga harus menyesuaikan dengan protokoler PSBB yang berlaku. Apalagi setelah pasar wadai, episentrum keramaian khas banua yang selama beberapa dekade terakhir menjadi ikon tempat basambang paling favorit masyarakat selama ramadan, tahun ini resmi tidak dibuka oleh Pemko Banjarmasin.  Tapi nggak usah kuatir, show must go on!

Baca Juga :  Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin

Sebagai orang sungai, kami masih mempunyai banyak aktifitas menarik yang tidak kalah serunya dengan model-model basambang yang sudah biasa atau lazim dilakukan orang, salah satunya yang paling saya suka adalah umpat kai basambang menyusuri Sungai Tatah Belayung, mamutiki  iwak dari tampiray (ikut kakek ngabuburit, menyusuri Sungai Tatah Belayung, memanen ikan dari alat jebakan ikan). Yuk ikutan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun