Selama ini, kami Urang Banjar memang tidak bisa lepas dari aneka wadai saat berbuka puasa! Wadai Banjar yang kami konsumsi rata-rata bercitarasa manis dan legit yang luar biasa nikmatnya.Â
Uniknya, kami tetap bisa menikmati beragam wadai-wadai tersebut sekalipun sehabis makan berat seperti nasi maupun ketupat yang biasanya menemani kami berbuka puasa dan ini anehnya, kami selalu merasa ada yang kurang jika belum menikmati wadai-wadai tersebut he...he...he...
Jujur, nama-nama wadai super sedap seperti bingka kentang, bingka barandam, hamparan tatak, sari india, pais waluh dan banyak lagi lainnya yang bisa dengan mudah kami dapatkan di pasar wadai atau toko kue reguler di seluruh penjuru Kota Banjarmasin, selain rasa sedapnya yang kami nikmati, umumnya tidak pernah kami ketahui takaran bahan-bahan pembuatannya. Berapa gulanya? Berapa Karbohidratnya? Berapa Lemaknya?
"...nang panting liwar nyamannya!" Jar Amang.
"...yang penting nikmatnya luar biasa! Kata Paman.
Setidaknya, hikmah yang paling mudah kami pahami dari tidak dibukannya pasar wadai di Ramadan kali ini adalah Sang Khalik menginginkan kita lebih fokus lagi beribadah, dengan meminimalisir godaan-godaan bagi umatnya. Â
Tidak dibukannya pasar wadai akan menciptakan efek domino unik yang menakjubkan bagi kehidupan kami.  Dimulai dengan memaksa kami lebih bijaksana untuk tidak mendatangi kerumunan masa, dengan begitu kami terhindar dari infeksi covid-19 sekaligus terhindar dari kalap berbelanja aneka wadai bercitarasa manis legit kesukaan kami.Â
Artinya, selain lebih hemat dan Insha Allah tetap sehat, kami juga mempunyai waktu lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga dan juga beribadah kepada-Nya.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca Juga:Â Keunikan Situs Masjid di Dalam Masjid Agung Al-Karomah, Martapura, Kalimantan SelatanÂ