Ini sisi unik lain dari si Belungka Batu! Meskipun termasuk tanaman semusim (sekali panen) yang bisa ditanam sepanjang  Kalimantan Selatan, tapi tetap saja buah ini hanya bisa di temukan di sekitar bulan Ramadhan saja. Jadi jangan pernah berharap bisa menemukannya di lain waktu, sehingga wajar jika masyarakat Banjar juga biasa menyebutnya sebagai Buah spesialis bulan  Ramadhan.Â
Sedangkan inovasi diversifikasi produk untuk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petani lebih memilih untuk bersikap pragmatis dengan hanya menanam buah Belungka batu ketika permintaan sedang memuncak di seputar bulan Ramadhan saja.
Belungka Batu di Bumi Banjar
Buah Belungka Batu di Kalimantan Selatan, hampir semuanya dipasok dari daerah Kabupaten Tapin, khususnya dari desa Batang Lantik, yang sebagian besar warganya memang berprofesi sebagai petani kebun. Walaupun ada juga sebagian yang berasal dari kawasan Liang Anggang dan Bati-Bati, Tanah Laut.
Di seputar bulan Ramadhan seperti sekarang, tidak hanya penjual buah reguler saja yang menjajakan buah belungka batu, tapi juga banyak pedagang buah dadakan yang biasanya datang langsung dari daerah Tapin yang menjajakan si buah Ramadhan di pinggir-pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin dan sekitarnya dengan menggunakan mobil pick-up atau gerobak-gerobak buah yang bisa dipindah setiap saat.
Sedangkan belungka batu hasil kebun masyarakat di kawasan Liang Anggang dan Bati-Bati yang merupakan jalur trans Kalimantan Selatan menuju Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru biasanya memilih menjajakan hasil kebunnya langsung dengan cara membuat pondok kecil di pinggir jalan tepat di depan rumah masing-masing.
Seperti blewah, semangka dan melon, para pedagang umumnya menjual belungka batu  dengan harga satuan kilogram, bukan per-buah, tapi uniknya harga per-kg ini juga dipengaruhi besar nya buah, maksudnya semakin besar buah harga per-kg-nya lebih mahal.
Biasanya, diawal musim sampai diawal-awal Ramadhan, harga belungka batu relatif masih agak mahal sekitar Rp.10.000/kg. Setelahnya atau memasuki pertengahan Ramadhan sampai awal bulan Syawal, harga umum rata-rata pasarannya sekitar Rp. 6000-7000,-/kg. Coba bandingkan dengan blewah yang datang dari Surabaya, harga per-kg-nya mencapai Rp.15.000-20.000,-. Tetap saja jauh lebih murah bukan?
Bagi masyarakat Banjar, Belungka batu bukan hanya sekedar buah semusim yang hadir setahun sekali saja, tapi sudah menjadi bagian dari budaya turun temurun untuk meramaikan pernik kuliner dan asupan bergizi yang menyegarkan selama bulan Ramadhan.