Hanya saja, untuk 3 (tiga) jenis kuliner terakhir memang bukan asli kuliner dari Sidoarjo, tapi karena petis yang dipakai merupakan petis khas Sidoarjo yang mempunyai cirikhas pada citarasanya yang istimewa, maka citarasa yang dibangun pada 3 (tiga) kuliner tersebut juga relatif berbeda dari aslinya. Semuanya jadi lebih sedap!Â
Berikut ragam kuliner berkuah kaldu yang wajib diburu jika ingin bernostalgia "andok" atau makan ditempat di Kota "Udang" Sidoarjo!
Lontong Kupang + Lontong Balap dan Sate Kerang
Menu kuliner lontong kupang dan lontong balap keduanya memang berbeda, tapi keduanya sama-sama mempunyai bumbu dasar khas Sidoarjo, yaitu petis. Makanya, meskipun tidak semuanya, tapi banyak juga warung, kedai atau juga gerobak pedagang yang banyak bertebaran di Sidoarjo menjual kedua jenis kuliner ini secara bersama-sama.
Lontong kupang, merupakan jenis kuliner yang berisi lontong dan olahan kupang (corbulla faba) sejenis biota laut keluarga kerang-kerangaan kecil seukuran biji kedelai yang dimasak dengan kuah berbumbu khas dan disajikan dengan petis bercitarasa juara khas Sidoarjo dan juga ditemani sate kerang.
Warung lontong kupang langganan saya ketika tinggal di Sidoarjo 20 tahun lalu sampai sekarang masih ada dan terkenal dengan nama lontong kupang Cak Slamet di dekat pasar Suko. Selain karena dekat rumah, warung lontong kupang legendaris yang telah hadir sejak tahun 70-an itu memang menghadirkan citarasa yang luar biasa sedapnya!
Uniknya, warung/kedai lontong kupang hanya menyediakan minuman es degan atau es kelapa muda saja, tidak yang lainny! Selain sudah menjadi pasangan serasi yang konon bisa saling menguatkan citarasa, tingginya kandungan protein pada kupang bisa menyebabkan keracunan ringan/alergi pada penikmat lontong kupang yang memang punya riwayat tidak tahan/alergi dengan asupan protein tinggi dan es kelapa inilah penawar alerginya! Mau coba?
Lontong Cecek
Kuliner lontong cecek, (melafalkannya kata cecek-nya seperti melafalkan kata peyek, karena kalau dilafalkan layaknya kata pecel maka kata cecek dalam pemahaman masyarakat Sidoarjo artinya binatang cecak) merupakan olahan kuliner berbahan kulit sapi yang dalam penyajiannya sebagaimana kuliner khas asli Sidoarjo lainnya, ditambahkan petis spesial khas Sidoarjo yang bercitarasa juara.
Setelah petis dituangkan dalam piring, berikut sambal pedas sesuai selera, selanjutnya ditambahkan potongan-potongan lontong dan terakhir cecek atau kulit sapi yang telah dimasak dalam kuah santan dan bumbu-bumbu bercitarasa gurih yang sedap ditambahkan bersama kuahnya ke dalam piring.Â
Uniknya, sebagian besar penjual lontong cecek ini bersifat mobile alias berpindah-pindah dengan memakai gerobak, bukan penjaja yang manggon atau membuka warung menetap. Langganan saya waktu masih tinggal di Sdoarjo adalah pedagang-pedagang yang menjajakan lontong cecek di lingkungan Alun-alun Sidoarjo atau di sekitar GOR Sidoarjo.Â