Beruntungnya, selain mempunyai varietas unggulan langsat Tanjung yang sudah kesohor, Kalimantan Selatan juga mempunyai varietas unggulan untuk buah duku (Lansium domesticum var. duku), yaitu buah duku yang dikenal sebagai Duku Padang Batung, varietas buah duku top dengan citarasa manis setara duku komering (duku Palembang) dengan harga rata-rata dua kali lipat dari langsat Tanjung yang hanya bisa didapat dari kaki pegunungan Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang juga dikenal oleh masyarakat setempat sebagai langsat kabun atau juga Langsat Lanbau.
Dari buah Langsat yang manis segar, didapati kandungan kalori dan vitamin yang cukup tinggi.Â
Dalam 100 gram buah Langsat, terkandung 70 kalori, 1 gram protein, 0,2 gram lemak, 13 gram karbohidrat, 0,7 gram mineral, 18mg kalsium, 9 mg fosfor, dan 0,9 zat besi. Tidak heran bila dalam hal kalori, mineral dan zat besi buah Langsat setingkat lebih tinggi dibandingkan Apel atau Jeruk.
Budaya Banaik LangsatÂ
Jika di banyak daerah istilah panen raya lebih identik untuk panen padi yang dilakukan secara bersama-sama atau dilakukan secara masal, maka di Desa Tanta, Tabalong istilah panen raya justeru identik dengan panen langsat yang dilakukan secara bersama-sama juga. Uniknya, "pesta" panen langsat secara masal ini menjadi even wisata tahunan dengan label Banaik Langsat yang dalam bahasa Indonesia maknanya adalah menaiki pohon langsat.Â
Hebatnya, tradisi budaya khas masyarakat Desa Tanta yang selalu dirayakan setiap musim langsat tiba ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 dengan Nomor Registrasi 2019009489 dan kedepannya akan terus ditata untuk dikembangkan menjadi even akbar sehingga diharapkan bisa masuk dalam kelender wisata baik regional, nasional bahkan tidak menutup kemungkinan di level internasional.
Secara harfiah banaik langsat adalah salah satu tradisi atau tata cara khusus yang dilakukan warga Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong khususnya warga desa Tanta  untuk memanen buah langsat yang segar dan manis langsung dari pohon langsatnya yang tinggi menjulang yang hanya dilakukan oleh orang-orang profesional.
Memang harus dan hanya pemanjat dan pemetik langsat profesional saja yang bisa dan boleh melakukan tradisi banaik langsat ini, karena ada cara-cara dan juga strategi khusus untuk bisa memetik langsat agar tidak sampai berjatuhan dan berserakan di tanah. Strategi dan cara khusus memetik langsat ini berangkat dari keyakinan masyarakat Desa Tanta yang meyakini jika buah langsat sampai jatuh berserakan dan menyentuh tanah, maka citarasanya tidak lagi manis seperti sedia kala.
Bahkan saking hati-hatinya untuk menjaga kualitas buah langsat hasil panen, para pemilik kebun langsat yang juga belum tentu seorang profesional untuk urusan panjat memanjat dan petik memetik buah langsat yang kebetulan pohonnya memang rata-rata tinggi menjulang ke angkasa, biasanya akan membayar pemanjat pohon langsat profesional untuk memetik hasil panen langsat mereka.
Umumnya, tradisi banaik langsat yang berlangsung pada panen raya atau panen akbar secara bersama-sama akan didahului dengan upacara selamatan atau semacam kenduri masal untuk merayakan panen langsat, sekaligus sebagai bagian dari doa kepada Sang Pencipta agar pelaksanaan tradisi banaik langsat bisa berjalan lancar dan sukses.