Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sensasi Legitnya Pais Waluh yang Akan Membuatmu Rindu Banjarmasin

16 Februari 2020   09:11 Diperbarui: 16 Februari 2020   11:59 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pais Waluh Khas Banjar nan Legit (dokpri)

Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas dikenal mempunyai tradisi budaya kuliner pawadaian basah atau ragam kue-kuean basah tradisional dengan citarasa yang manis dan legit. 

Uniknya, ragam wadai atau kue basah khas buatan Urang Banjar ini tidak semuanya berbahan tepung bahan kue yang umum atau sudah lazim diolah orang menjadi kue seperti tepung beras, tepung sagu, tepung gandum, tepung maizena atau tepung jagung, tapi Urang Banjar juga memanfaatkan tepung talipuk atau tepung dari biji bunga teratai untuk kue cincin, juga kentang untuk kue bingka kentang bakar yang rasanya super legit dan ini yang paling saya suka, yaitu pais waluh. 

Kue berbungkus daun pisang bercitarasa manis legit yang terbuat dari olahan waluh sebutan Urang Banjar untuk buah Labu kuning (Cucurbita moschata Durch). 

Kata Pais dalam kosakata Bahasa Banjar merujuk pada ragam olahan makanan yang dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus. Mungkin maknanya mirip dengan kata pepes dalam bahasa Indonesia. 

Bedanya kalau pepes umumnya lebih spesifik merujuk pada kuliner bercitarasa asin-gurih dengan isian biasanya untuk lauk atau teman makan nasi seperti pepes ikan, pepes tahu dan lain-lainnya. 

Maka ragam kuliner Pais-paisan dalam budaya masyarakat Banjar tidak hanya untuk isian yang bercitarasa gurih saja, tapi juga olahan bercitarasa manis  atau wadai, seperti pais waluh, pais pisang, pais gula, pais gumbili (singkong) dan lain-lainnya.

Sekadar informasi, Urang Banjar tidak hanya memanfaatkan buah waluh ini untuk ragam kuliner bercitarasa manis legit seperti ragam kue basah dan kolak manis saja, tapi juga sayur bercitarasa gurih sedap sebagai teman karib menyantap nasi dan juga lauk ikan Haruan Baubar/Haruan Babanam (ikan gabus bakar/panggang) dan sambal acan (sambal terasi) yang biasa disebut dengan Gangan Waluh.

Labu kuning (Cucurbita moschata Durch) (acehnews.net)
Labu kuning (Cucurbita moschata Durch) (acehnews.net)

Labu kuning (Cucurbita moschata Durch) dan Manfaat Nutrisinya
Sudah menjadi rahasia umum, buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch) yang produksinya di Kalimantan Selatan sangat melimpah dan tidak mengenal musim ini dikenal sebagai bahan pangan yang kaya dengan nutrisi bermanfaat.  

Menurut hasil penelitian dari Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch) megandung karotenoid (betakaroten), Vitamin A dan C, mineral, lemak serta karbohidrat.

Daging buahnya yang berwarna oranye kekuningan mengandung antiokisidan sebagai penangkal kanker, juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya yang biasa diolah menjadi kuaci juga bisa dimanfaatkan menjadi obat cacing pita.

Sejauh ini, ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita Maxima Duchenes, Cucurbita Ficifolia Bouche, Cucurbita Mixta, Cucurbita Moschata Duchenes dan Cucurbita Pepo. 

Kelimanya di Indonesia disebut dengan Labu Kuning (Waluh), mungkin karena secara fisik kelimanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30) alur. 

Labu kuning (Cucurbita moschata Durch). (wadaibanjar.com)
Labu kuning (Cucurbita moschata Durch). (wadaibanjar.com)
Pais Waluh nan Manis Legit
Bagi pecinta kudapan tradisional yang pernah jalan-jalan ke Banjarmasin atau ke Kalimantan Selatan, rasanya belum afdol jika belum merasakan wadai unik dari labu kuning yang biasa dibungkus daun pisang dengan bentuk kerucut atau piramid yang biasa disebut Pais Waluh.

Karena wadai inilah, salah satu sebab yang akan mengikat batin Anda sehingga membuat anda selalu kaganangan (merindukan) pada Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kenapa Pais Waluh bisa membuat kaganangan pada Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!? 

Pecinta wadai tradisonal nusantara tentu mafhum, kalau wadai basah atau jajanan kue  tradisional basah yang berbahan alami sebagian besar tidak akan bisa bertahan lama alias harus langsung dinikmati dan habis di tempat. Begitu juga  dengan Pais Waluh yang rata-rata hanya tahan setengah hari atau sekitar 6-7 jam.

Bagaimana tidak ngangeni, lha wong sudah tergoda aroma legitnya gula dan gurihnya santan yang menyatu dengan bau harum khas buah waluh, dilanjut dengan sensasi nikmatnya citarasa legit nan lembut di mulut khas pais waluh! Eeeeeeh... lha kok tidak bisa dipinang alias dibawa pulang! Hadeeeew! 

Mungkin sensasinya untuk yang satu ini, mirip seperti drama Valentino Rossi yang memulai balapan dari pole position dan terus berada paling depan dalam sesi balapan sampai putaran terakhir, tapi di tikungan terakhir atau beberapa detik lagi sebelum finish, tiba-tiba  YZR-M1 tunggangannya melintir ke luar trek dan mogok di gravel! Nah lho, sedih kan!? 

Tapi kada usah gair ( jangan galau), karena saya akan memberikan resep rahasia legitnya wadai pais waluh khas Urang Bnajar yang legendaris, mau?

i7u-20191224-093726-lg-1000-5e489990097f367fee4a2ca2.jpg
i7u-20191224-093726-lg-1000-5e489990097f367fee4a2ca2.jpg
Rahasia Nikmatnya Pais Waluh 
Pais Waluh yang banyak dijual di kedai-kedai wadai di seputaran Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini memang hadir dalam beberapa variasi, baik bentuk bungkus, cita rasa maupun juga penampakan wadai-nya. 

Tapi, secara umum semuanya tetap mempunyai benang merah pada perpaduan citarasa gurih dan manis-nya yang otentik, lembut dan lumer di mulut yang sudah pasti akan maulah karindangan (membuat rindu berat) pada Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Biar nggak penasaran, langsung saja simak atau bagus lagi langsung dicoba resepnya! Semoga bermanfaat!

Bahan utama:

  • 400 gram labu kuning
  • 150 gram gula pasir/gula merah
  • 1/4 sendok teh garam
  • 150 gram tepung beras
  • 200 ml santan dari 1/2 butir kelapa
  • 4 lembar daun pisang untuk membungkus

Bahan tambahan/variasi (rasa nangka/pisang):

  • 3 buah nangka/pisang, potong kotak/sesuai selera

Cara Membuat: 

  1. Kupas waluh dan potong kecil-kecil, kukus lalu di lembutkan.
  2. Masak santan, gula merah dan garam hingga gula mencair. 
  3. Siapkan mangkuk besar,  setelah itu masukkan cairan gula santan yang telah direbus, tepung beras, dan labu yang telah dihaluskan. 
  4. Aduk semua adonan hingga mengental. Untuk rasa original, bisa langsung dibungkus dengan daun pisang dan kunci bungkusan dengan lidi
  5. Untuk rasa variasi bisa ditambahkan dengan nangka atau pisang yang telah diiris sesuai dengan selera dan  keperluan.
  6. Untuk model bungkusan sesuai kemampuan dan keperluan juga, kalau di Banjarmasin bisa segitiga piramid atau bungkus memanjang seperti nagasari pisang ala masyarakat Jawa.
  7. Terakhir, kukus bungkusan pais waluh selama 20-25 menit atau hingga matang.
  8. Pais Waluh siap untuk dihidangkan! Mudah bukan!?

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

KOMBATAN
KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun