Negeri matahari terbit alias Jepang, memang bukan negeri umat Islam. Saat ini, pemeluk agama Islam di Jepang yang diperkirakan mencapai angka 200.000 jiwa masih tergolong minoritas di Jepang. Tapi jangan salah, "budaya" Islam justru telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang yang terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa.Â
Baca Juga:Â Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin
Disiplin, ulet, pekerja keras, pekerja cerdas merupakan beberapa karakter masyarakat Jepang yang identik dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam yang akhirnya menjadikannya sebagai salah satu negara maju yang menjadi kiblat perkembangan teknologi dunia.
Tidak heran jika kemudian banyak masyarakat muslim ketika berkunjung ke Jepang selalu mengatakan melihat peradaban Islam di Negeri Sakura tersebut, meskipun tidak melihat kaum muslim/muslimah di Jepang. Kok bisa!?
Saat ini Jepang merupakan salah satu negara non muslim yang menyediakan wisata halal terbesar dan terbaik di dunia. Meskipun sebagian besar masyarakat Jepang bukanlah muslim/muslimah, tapi hebatnya mereka mengenal dengan baik konsep syariah berikut berbagai peluang ekonomi besar yang bisa didapatkan jika serius menggarap "pasar syariah", para pelancong dari negeri-negeri petro dollar dan juga negeri-negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Paling aktual, saat ini Jepang tengah sibuk mempersiapkan penyelenggaraan event Olimpiade Musim Panas tahun 2020 yang akan berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 yang tidak kurang dari 50 negara Islam atau setidaknya mayoritas penduduknya muslim juga akan ambil bagian di dalamnya.Â
Meskipun fasilitas wisata halal di Jepang relatif sudah sangat siap menyambut sekaligus memanjakan duta-duta olahraga dari seluruh pelosok dunia, khususnya atlet, kru, official dan tentunya para suporter yang beragama Islam selama mukim di Jepang, tapi tidak dengan sarana ibadah berupa masjid.
Baca Juga:Â Masjid Sabilal Muhtadin, Ruang Dialektika Budaya Kalimantan
Menyikapi terbatasnya jumlah masjid, baik dari segi jumlah/kapasitas daya tampungnya di Jepang yang kemungkinan besar sangat tidak cukup dan kebetulan jaraknya juga relatif sangat jauh dengan arena pertandingan olimpiade musim Panas tahun 2020 ini, maka sebuah perusahaan yang bergerak di bidang olahraga dan event budaya Tokyo menciptakan kreasi sebuah masjid berjalan alias masjid bergerak yang dibangun di atas truk yang diberi nama mobile mosque .Â
Truk besar berwarna putih dan biru berharga 900 ribu USD (setara dengan Rp 23 miliar) yang pertama kali telah diresmikan pada 25 Juli 2018 lalu ini bisa berpindah ke lokasi atlit Olimpiade yang berbeda-beda, sehingga umat Islam yang ada di Jepang saat pelaksanaan Olimpiade 2020 tidak kesulitan mencari tempat ibadah.
Baca Juga:Â Cerita Masjid Tua Tanpa Nama di Sungai Jingah
Dikutip dari tribunnews.com hasil wawancara dengan Yasuharu Inoue, CEO dari Yasu Project seperti dilansir dari Asahi Shimbun, "Sebagai negara yang terbuka dan ramah, kami ingin berbagi gagasan "omotenashi" (keramahan) dengan orang-orang Muslim melalui Mobile Mosque."Â
Lebih jauh Inoue juga berharap masyarakat muslim di Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah, termasuk pengungsi yang datang dari Suriah dapat menggunakan masjid keliling sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H