Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jaring Tahi Lala, Cara Asyik Menikmati Jengkol ala Urang Banjar

4 Februari 2020   22:50 Diperbarui: 10 Februari 2020   12:02 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekedar informasi, di Banjarmasin keluarga Hj. Fatimah yang dikenal sebagai pemilik kedai Jaring Dahlia ini merupakan salah satu pembuat jaring tahi lala paling enak di Kota 1000 Sungai yang telah memproduksi dan menjual olahan jaring tahi lala sejak tahun 70-an. Dalam sebulan, kedai Jaring Dahlia ini menghabiskan pasokan buah jaring dari berbagai daerah di Pulau Kalimantan, totalnya tak kurang dari 3 ton. 

Tahi Lala atau Lalaan (dokpri)
Tahi Lala atau Lalaan (dokpri)
Unik dan Enaknya Jaring Tahi Lala Khas Urang Banjar
Kudapan Jaring Tahi Lala khas olahan Urang Banjar ini uniknya adalah klaim tidak adanya jejak bau dan rasa khas jaring atau jengkol yang tersisa pada hasil jadi kudapannya, sehingga masyarakat yang sebelumnya phobia atau bahkan trauma dengan bau dan rasa khas jaring bisa lebih menikmatinya dengan aman, nyaman tanpa ada rasa tertekan, bahkan bisa jadi akan ketagihan!

Tapi, olahan Jaring Tahi Lala ini mungkin tidak akan menarik bagi penikmat jaring atau jengkol garis keras! Karena mereka pasti akan berkata "Apa enaknya makan jaring tanpa berasa jaring-nya? Justeru di situ nikmatnya makan jaring!"

Bau dan rasa khas jaring atau jengkol ini bisa direduksi menjadi lebih soft dan renyah karena beberapa sebab, yaitu 

Pertama, perlakuan terhadap bahan baku jaring sejak dari awal. 

  • Dimulai dari pemilihan bahan baku jaring berkualitas yang salah satunya ditandai dengan tingkat kemasakan/ketuaan buah. Semakin tua bahan baku buah jaring, maka semakin berkualitas. 
  • Setelah itu dilanjut dengan proses penyimpanan dengan cara di rendam secara terus menerus dengan menggunakan air bersih yang secara rutin diganti baru sesuai keperluan.  
  • Perlakuan berikutnya adalah pada lamanya proses perebusan yang dalam satu kali perebusan minimal selama 3 jam non stop.  

Kedua, adanya tahi lala atau lalaan, yaitu cocolan teman makan jaring yang terbuat dari saripati santan dengan citarasa khasnya yang gurih. Hanya saja dalam perkembangannya, lalaan ini  sekarang juga tersedia dalam beberapa rasa seperti manis dan asin. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada lalaan dengan citarasa cokelat, vanila, cream, susu, kopi dsb. Mau?

Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin!

dok. Pribadi
dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun