Tapi tahukah anda, kalau Sumedang ternyata tidak hanya mempunyai tahu!? Â
Perjalanan panjang Sumedang sebagai kabupaten tertua di Jawa Barat, menjadikan kawasan Puseur Budaya Sunda ini kaya dengan beragam destinasi wisata, berbasis sosial, seni dan budaya, termasuk didalamnya icon dari wisata (budaya) kulinernya yang telah kesohor, tahu sumedang.Â
Tidak hanya itu, Sumedang juga mempunyai beragam destinasi wisata alam, sejarah, sport tourism, agrowisata dan yang paling unik dan spesial adalah keberadaan destinasi wisata kreatif  di pusat kerajinan Desa Cipacing, Jatinangor yang sejak tahun 60-an telah dikenal dunia dengan julukannya yang nyentrik, "negeri bedil!"
Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor telah lama dikenal masyarakat sebagai daerah penghasil kerajinan senapan angin alias bedil yang bekualitas, khususnya para penikmat aktifitas menembak, berburu atau sekedar untuk menjaga lahan pertanian atau kebunnya dari hama pengganggu.
Dari fakta inilah julukan "negeri bedil" akhirnya tersemat pada desa yang posisinya benar-benar di ujung teritorial Sumedang, berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung.Â
Menurut sejarahnya, keberadaan industri senapan angin di Cipacing tidak bisa dipisahkan dari para pendahulunya di Desa Cikeruh yang sejak jaman pendudukan Belanda tahun 1800-an telah dipercaya oleh para pemilik kebun untuk memperbaiki senapan-senapan mereka.
Kisah dimulai ketika seorang keturunan Menak Sumedang atau bangsawan Sumedang, Raden Soemadimadja yang berkelana dan akhirnya menetap di Cikeruh membuka bengkel besi dan suatu saat diminta memperbaiki senapan milik juragan kebun yang rusak.
Raden Soemadimadja sebenarnya awam soal senapan, tapi posisinya yang tidak memungkinkan untuk menolak permintaan juragan kebun mendorongnya untuk mempelajari seluk beluk senapan secara otodidak dan hebatnya, Raden Soemadimadja akhirnya bisa memperbaiki senapan milik juragan kebun tersebut.
Sejak saat itulah, nama Raden Soemadimadja mulai dikenal para juragan kebun di Jatinangor sebagai ahli memperbaiki senapan.