Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sampai Kapan Tradisi Kuliner Berbahan Anak Ikan Tersedia di Meja Makan Urang Banjar?

18 Januari 2020   22:58 Diperbarui: 19 Januari 2020   17:32 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal turunnya musim hujan dari bulan Desember hingga Februari merupakan saat-saat yang dinantikan oleh sebagian besar Urang Banjar (Orang Banjar) dan juga sebagian besar Urang Banua (masyarakat) di Kalimantan Selatan dan sekitarnya yang sebagian besar banyak badiam (tinggal) di tepian sungai dan juga rawa. 

Bukan hanya sanggup mengurangi bahkan menghentikan teror mengerikan kabut asap, sesuai dengan siklusnya, tiap awal musim hujan sungai dan rawa di Kalimantan Selatan layaknya supermarket yang menyediakan berbagai jenis ikan yang bisa diambil dan dimanfaatkan kapan saja, tinggal pilih! 

Terlebih untuk beragam jenis anakan ikan yang sepertinya belum lama menetas tapi mulai terlihat sempurna bentuknya. Biasanya, anak-anak ikan ini selalu terlihat berenang dengan cara berkerumun alias selalu berenang bareng-bareng dalam satu koloni sejenis dalam jumlah besar.

Anak Ikan?

Iya, anak ikan! Setiap awal musim hujan dengan puncaknya di bulan Januari seperti saat ini,  selalu menjadi musim berlimpahnya berbagai jenis anak ikan, mulai dari anak ikan haruan atau Ikan Gabus (channa striatus), ikan Sapat atau Sepat (trichogaster microlepis), ikan nila (Oreochromis niloticus), Sapat Siam (Trichopodus pectoralis ), Papuyu atau ikan betok/betik (Anabas testudineus ), Ikan lundu (Mystus ) dan lain-lainnya.

Baca Juga :  Iwak Samu, Cara Unik Mengawetkan Ikan Segar Bercitarasa Juara Khas Urang Banjar                        

Para pemburu ikan di alam (sungai dan rawa) selain tetap berburu ikan dewasa, di awal musim hujan biasanya mereka juga akan berburu beragam jenis anakan ikan yang bertebaran di sungai atau rawa dengan cara ditangguk.

Iwak Samu Anakan Ikan (dokpri)
Iwak Samu Anakan Ikan (dokpri)

Beragam jenis anak ikan yang malang ini ditangkap para pemburu selain untuk dibesarkan di keramba, juga dipakai untuk umpan maunjun (memancing).

Tapi sebagian besarnya justeru dipakai sendiri atau dijual untuk bahan olahan beragam kuliner khas Urang Banua alias menjadi santapan yang lezat di meja makan Urang Banjar.

Umumnya, anakan ikan yang imut-imut ini oleh Urang Banua diolah menjadi olahan iwak samu, paisan atau pepes dan yang paling sederhana, simpel dan relatif mudah adalah  dengan cara digoreng kering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun