Urang Bahari merupakan frasa dalam bahasa Banjar yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti "Orang zaman Dulu".
Berlakunya konsep waktu dalam peradaban memberi kosekuensi terbentuknya konsep kesatuan ruang dan waktu yang kita sebut sebagai masa waktu atau zaman yang kemudian sering kita aplikasikan untuk menandai kurun atau jangka waktu tertentu.
Seperti misalnya yang telah lalu sering kita sebut sebagai masa lalu atau zaman dulu, saat ini sebagai masa kini atau zaman sekarang dan yang akan datang biasa kita sebut sebagai masa depan atau zaman yang akan datang
Dari materi masa waktu atau zaman, masing-masing mempunyai penandanya sendiri-sendiri yang sifatnya khas, umunya dalam bentuk budaya dan teknologi.
Dari materi masa waktu "Orang zaman dulu" yang dalam bahasa Banjar disebut sebagai  "Urang Bahari", kita bisa mendapatkan banyak sekali referensi terkait penanda zaman saat itu atau zaman dulu, termasuk diantaranya berbagai produk budaya bahari (dulu) yang dipahami sebagai pamali yang terkadang "terlalu"  aneh bagi kita yang hidup di zaman sekarang, walaupun ada juga beberapa diantaranya yang tetap relevan sampai saat ini
Bagaimana nasib tradisi dan budaya tradisonal kita di tahun 2020?
Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, sampai saat ini masih mempunyai banyak sekali pingkutan (pegangan) produk tradisi dan budaya ulahan Urang bahari atau buatan orangtua zaman dulu yang sampai sekarang masih eksis, walaupun seiring perjalanan waktu tetap saja sebagian diantaranya mulai melemah denyut pengaruhnya .
Salah satu produk  tradisi dan budaya ulahan Urang bahari atau buatan orang tua zaman dulu yang masih eksis adalah Pamali Banjar, yaitu  ungkapan-ungkapan yang mengandung semacam larangan atau pantangan untuk dilakukan, yang memiliki posisi sekaligus berfungsi sebagai control social bagi Urang Banjar dalam berkata, bertindak, atau melakukan suatu kegiatan (Jamali dan Dalle, 2013).
Salah satu pamali Banjar yang terkenal diantaranya sampai dibuatkan lagu oleh maestro lagu Banjar Abah Anang Ardiansyah berjudul Sanja Kuning.Â
Salah satu lagu Banjar paling legendaris ini baik lirik maupun aransemennya seperti mempunyai kekuatan magis yang begitu kuat, sehingga memperkuat pesan dari Pamali Banjar yang ingin disampaikan dalam lagu, yaitu larangan untuk keluar disaat senja mulai turun.
Contoh lain Pamali Banjar,Â
- wanita hamil terlarang duduk atau berdiri di muka pintu karena hal itu akan berakibat yang bersangkutan susah melahirkan.
- Lelaki jejaka terlarang memberi saputangan kepada kekasihnya karena bisa berakibat yang bersangkutan akan putus cinta di tengah jalan.
- Terlarang menjahit pakaian malam hari karena bisa berakibat yang bersangkutan akan jatuh miskin di masa tuanya nanti.
- dan banyak lagi yang lainnya...
Bagaimana dengan ragam tradisi pamali di kampung halaman Anda? Â
Baca Juga: Â Sanja Kuning, Merekam, dan Memaknai Fenomena Alam ala Urang Banjar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI