Sedangkan untuk "show" di berbagai hajatan masyarakat, Kai Api membanderol tarif dari 5 - 7 jutaan sesuai dengan durasi yang disepakati.
Salah satu ciri khas Kai Api yang membuat banyak orang bersimpati adalah doa sidin kepada semua penonton/pengunjung yang hadir tidak peduli mereka nyawer atau tidak, sesaat sebelum mengakhiri pertunjukan dan mengemasi semua peralatan sidin, "Alhamdulillah, mudah-mudahan kita semua diberikan kesehatan dan selamat dunia akhirat".Â
Ya, Kai Api atau Muhamad Arsyad pria kelahiran Alabio, Hulu Sungai Utara itu tanggal 13 Maret 2019 yang lalu genap berusia 80 tahun.
Warga Antasan Kecil Timur Dalam, RT 14, Banjarmasin yang dianugerahi 10 orang anak dan 23 orang cucu ini memang mempunyai fisik yang masih prima di samping semangatnya yang tidak pernah padam untuk untuk terus berkarya.
Ke mana-mana sidin terlihat tidak memakai baju, bercelana selutut dan selalu memilih memakai sepeda onthelÂ
Menurut sidin, fisik prima di usia senja tersebut tidak terlepas dari "kerja keras" di masa muda sidin untuk selalu menjaga kebugaran. Maklum, sebagai atlit olahraga lari profesional, fisik dan stamina yang sehat dan bugar tentu menjadi syarat mutlak untuk tetap bisa bersaing di berbagai event lari yang diikuti.
Bahkan sampai saat ini, Kai Api tetap terus berolahraga lari maupun bersepeda untuk menjaga stamina dan hebatnya, sampai saat ini masih tercatat sebagai seorang atlet aktif di persatuan atlet veteran Indonesia Kalsel. Wooow!
Selain itu, lebih lanjut sidin memberikan rahasia sehat versi sidin, yaitu selalu bersyukur, berpikiran positif,  tidak sombong, ikhlas, tak mau stress, berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama, selalu berserah kepada Allah SWT dan mungkin kebiasaan terminum minyak tanah saat atraksi serta selalu makan pisang yang dicelupkan ke minyak tanah (menurut sidin itu obat orang bahari atau orang jaman dulu agar jantung tetap sehat). "Itu yang menjadikan Kai masih segar, buga, kuat dan sehat sampai sekarang," Kata sidin.
Tidak tanggung-tanggung, level kejuaraan yang dimenangi sidin di masa mudanya tidak hanya level regional dan nasional saja, tapi juga internasional. Bahkan diusianya yang ke 55 atau 25 tahun yang lalu, Kai Api masih bisa mempersembahkan medali perak di ajang kejuaraan lari tingkat Asia.