Masyarakat Kota 1000 Sungai, Kota Banjarmasin nan Bungas tentu sangat familiar dengan sosok eksentrik bergelar Kai Api (kakek api) yang selalu hadir di kawasan wisata terpadu Siring Sungai Martapura.
Setiap akhir pekan Kai Api menghibur pengunjung yang datang dengan berbagai atraksi permainan api dan juga beberapa aksi pentas kekebalan tubuh dari tajamnya benda-benda tajam yang selalu menarik perhatian.
Dengan bertelanjang dada, kepala dibalut kain hitam, Celana hitam berumbai, kalung berbentuk tasbeh dengan biji besar yang disela-selanya terdapat botol-botol kecil yang menurut pengakuan sidin (beliau) berisi berbagai minyak dan ramuan mulai dari minyak Rindu Menangis, Kijang Putih, Wali 9, Arjuna, Hanuman, Raja, hingga Al Fatihah, plus tas ransel tradisional khas Dayak yang biasa disebut dengan Butah.
itulah ciri khas Kai Api ketika manggung untuk mempertontonkan kebolehannya "memainkan" api di sekujur tubuhnya, mulai di mulut, lutut, ketiak, bahkan api berkobar juga dimasukkan sidin ke dalam celana.
Ekspresi mata melotot sidin yang khas dan menghibur yang biasa dilanjut dengan tawa terkekeh sepeti sedang kegelian sehingga memperlihatkan deretan gigi yang tersisa satu dua saat beratraksi membelai-belaikan kobaran api ke seluruh tubuh.
Termasuk atraksi sidin yang paling banyak ditunggu-tunggu yaitu memasukkan tongkat api berkobar ke dalam celana dan seolah-olah sidin kentut tapi yang keluar malah api yang berkobar. Semuanya bikin sedap-sedap ngeri eh ... ngeri-ngeri sedap!
Apalagi kalau sidin menampilkan atraksi kebal seperti menusukkan sebilah Mandau ke cuping hidung yang bisa saja menyobek lubang hidung atau menusukkan sebilah pedang samurai tajam ke ketiak, bahkan mengiris-iriskannya ke lengan sidin.
Uniknya, sama sekali tidak terlihat ekspresi rasa kesakitan sedikitpun di wajah sumringah sidin. Sepertinya, sidin memang kebal api dan benda tajam.
Dalam sekali beraksi, sidin mengaku menghabiskan 7 liter minyak tanah  dan mengaku, rata-rata mendapatkan saweran dari penonton/pengunjung Siring Tendean yang ditempatkan dalam butah, berkisar antara Rp400-500 ribu/hari, walaupun ada yang pernah samapai tembus 2 jutaan.