Setelah menikmati moment puncak GMT sekitar 2 (dua) menit, secara berangsur perlahan-lahan matahari kembali bersinar dan langit pun terang seperti semula. Sungguh Allah SWT telah menunjukkan kepada kita makhluk-Nya, betapa berkuasa dan perkasa Dia!
Tidak heran jika sepanjang proses menuju puncak GMT sampai langit terang benderang seperti sedia kala, semua yang ada di atas geladak kapal KN 4801 Bintang Laut tidak henti-hentinya menggemakan takbir dan istighfar meminta ampunan-Nya.
Setelah langit benar-benar terang benderang kembali seperti semula, kami semua berkumpul melihat hasil dokumentasi semua fragmen keajaiban alam yang begitu indah dari awal sampai akhir milik  semua "Laskar Gerhana Matahari" juga para fotografer, jurnalis, termasuk awak kapal dan juga para petinggi BAKAMLA seperti, jepretan Kolonel Maritim Joni Junaedi di atas.
Setelah puas saling melihat hasil dokmentasi baik dalam bentuk foto maupun video, anehnya sebagian besar dari kami "Laskar Gerhana Matahari" termasuk saya juga, tiba-tiba kepala merasa pening, perut mual dan pandangan sedikit bergoyang-goyang dan berkunang-kunang. Benar, setelah diperiksa tim medis dari Bakamla ternyata kami semua didiagnosa tengah mabuk! Mabuk laut! ha...ha...ha...Â
"Ndeso!"Â Itulah kata-kata saling ejek yang keluar dari sesama pemabuk laut yang sebenarnya benerr-bener setengah teler alias setengah sadar!
Bersyukurnya, tidak terlalu lama bergelimpangan di atas geladak kapal dengan terpaan angin laut dan cahaya mentari pagi yang langsung menyapa kami, hidung kami mendeteksi bau harum nan sedap dari kuah masakan yang sepertinya entah olahan rawon, soto atau sup.
Yang jelas baunya benar-benar sukses mengembalikan kesadaran sekaligus membangkitkan semangat kami untuk kembali mengarungi lautan selat Berhala, menuju Pulau Lengkuas nan Eksotis!
 Ternyata gampang ya tersadar dari mabuk laut! He..he...he... !