Pada artikel sebelumnya, Datsun dan Kenangan Menjelajah Eksotisnya Alam Liar Kalimantan (2), para risers yang menjelajahi rute Kota Sangatta menuju Kota Tanjung Redeb, ibu Kota Kabupaten Berau memang mendapatkan tantangan perjalanan yang jauh lebih berat! lebih ekstrim, menantang dan tentunya lebih berbahaya bila dibandingkan dengan medan rute hari pertama perjalanan, Balikpapan-Samarinda-Sangatta yang biasa dibaca di artikel Datsun dan Kenangan Menjelajah Eksotisnya Alam Liar Kalimantan (1).
Meskipun sepanjang perjalanan sama-sama mendapatkan suguhan hutan rimba perawan dengan kerapatan yang relatif masih ideal, tapi medan yang dilalui di hari pertama relatif lebih landai dan bersahabat.
Melanjutkan tulisan dari artikel sebelumnya, setelah berjalan beriringan hampir sejauh 200 km dengan waktu tempuh sekitar 6,5 jam perjalanan dari titik Q Hotel di Kota Sangatta, akhirnya rombongan Datsun Risers Expedition diajak oleh official untuk berbagi CSR kepada masyarakat Dayak Kayan, (suku Dayak dari rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang aslinya berasal dari Sarawak, Kalimantan Utara yang sekarang masuk wilayah Malaysia) khususnya anak-anak usia sekolah di desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng,  Kabupaten Kutai Timur.Â
Secara fisik, daya tarik utama dari Desa Miau Baru memang keberadaan Balai Adat atau Lamin Adat Lakeq Bilung Jau yang menjadi pusat dari aktifitas sosial dan spiritual masyarakat setempat.
Baca Juga : Â Terpesona Lamin Adat "Lakeq Bilung Jau" di Kong Beng, Kutai Timur
Lamin Adat Lakeq Bilung Jau yang lokasinya tidak jauh dari jalan raya trans Kalimantan, Samarinda-Berau posisinya ada ditengah Desa Miau Baru. Dari kejauhan, bangunan lamin adat yang besar dan memanjang itu terlihat begitu megah dengan berbagai ornamen khas Suku Dayak yang menghiasnya.
Beberapa meter sebelum sampai di depan bangunan utama, kita akan melewati regol atau semacam gapura yang diberi nama Pintu Gerbang UyangLahai yang terbuat dari Kayu Ulin atau Kayu besi (Eusideroxylon zwageri) berwarna alami  khas kayu ulin.
Dalam acara CSR yang berdurasi sekitar 1 jam tersebut, acara dikemas sangat kreatif. Selain berbagai sejumlah dana dan peralatan sekolah yang menjadi kebutuhan adik-adik siswa SDN Miau Baru, Â Para risers juga dilibatkan secara langsung untuk menunjukkan kreatifitas kelompok masing-masing dalam memberikan influence berbagai pengetahuan dan keilmuan baru yang relevan dan bermanfaat bagi adik-adik dari SDN Miau Baru.Â
Kami dari tim #JagawRisers, mengusung tema indahnya berbagi yang dikemas dalam bentuk dongeng interaktif dan game seru. Oh iya, hampir lupa! Nama tim kami risers mobil 4 adalah Jagaw Risers. Nama Jagaw diambil dari kosakata Bahasa Banjar yang secara leksikal bisa dimaknai sebagai jago ; jagoan ; jantan.
Rangkaian acara CSR datsun diakhiri dengan makan bersama dan dilanjutkan dengan sesi eksplorasi rumah adat dayak miau baru dengan foto dan video. Â
Menikmati Roller Coaster di Tengah Rimba Kalimantan
Setelah berpamitan kepada tetua adat dan juga masyarakat Desa Miau Baru yang hadir, kami para risers langsung tancap gas melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Redeb yang jika dilihat dari data GPS, jaraknya dari Desa Miau Baru, Kongbeng masih sekitar 170 km lagi atau masih memerlukan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan lagi.Â
Baca Juga :  650 km Menjelajah Jalur Roller Coaster Kalimantan Timur          Â
Tidak seperti perjalanan Kota Sangatta-Desa Miau Baru yang kiri kanan kami sepanjang perjalanan didominasi lahan tambang dan vegetasi kebun sawit, peejalanan dari Desa adat Dayak Miau Baru menuju Tanjung Redeb, lebih didominasi oleh hijaunya hutan hujan tropis Kalimantan yang masih perawan dengan pohon-pohon tinggi dengan kerapatan yang masih terjaga dengan baik.Â
Meskipun kontur jalanan yang kami lalui masih sama seperti roller coaster, tapi setidaknya pemandangan hijau disekitar kami bisa membuat segar mata dan paru-paru kami, sehingga mengurangi rasa jenuh dan lelah kami para risers setelah menempuh perjalanan jauh. Â
Setelah sekitar 3 jam menginjak 3 pedal "lelaki" (real man use three pedals) ala Datsun Go Panca dan Datsun Go+ Panca, semua rombongan Datsun Risers Expedition akhirnya memutuskan singgah sebentar di Kantor Kecamatan Kelay untuk sholat dan istirahat sekitar 30 menit, selain terdapat sebuah Masjid yang repersentatif, halaman Kantor Kecamatan Kelay Kabupaten Berau yang luas juga bisa menampung semua mobil rombongan Datsun Risers Expedition yang berjumlah sekitar 12 mobil Datsun dan Nissan berbagai jenis.
Setelah melaksanakan kewajiban Shalat Dhuhur dan Ashar yang di gabung (jamak qashar) sekaligus berdoa dengan meminta keselamatan dan kemudahan dalam perjalanan kepada yang Maha Kuasa, perjalanan menuju Tanjung Redeb Kita lanjutkan dengan hati dan pikiran yang lebih lapang dan fresh.Â
Medan yang kami lalui masih relatif sama. Kiri kanan kami masih berupa jurang-jurang menganga yang dibalut oleh hijaunya dedaunan hutan hujan tropis Kalimantan yang maaih perawan, hanya saja kami mulai bertemu dengan peradaban manusia, berupa beberapa rumah dan perkampungan penduduk walaupun masih relatif jarang dan sedikit. Â Â
Ketangguhan Mesin Datsun Mengatrakan Risers Sampai Tujuan
Ditengah perjalanan mendekati Maghrib, Â kami para risers dikejutkan oleh berita salah satu mobil official yang memang mengawal kami dari jauh di belakang, Â kehabisan bahan bakar ditengah hutan.Â
Memang sepanjang perjalanan kami sama sekali tidak menemukan SPBU, untung mobil Datsun yang kami tunggangi irit jadi tidak perlu risau meskipun sepanjang jalan tidak ada SPBU. Selain itu ketahanan dan ketangguhan mesin Datsun Go + Panca tidak perlu diragukan lagi. Datsun mampu melibas dengan aman dan nyaman, turunan, tanjakan dan tikungan-tikungan super ekstrem,Â
Semakin mendekati Kota Tanjung Redeb, Â hutan hujan tropis Kalimantan yang menyegarkan mata perlahan-lahan menghilang berganti dengan pemukiman dan perkampungan rumah penduduk yang rata-rata terbuat dari kayu dengan desain arsitektur dan ornamen khas adat dayak yang sepertinya sudah banyak mendapatkan pengaruh dari berbagai budaya luar yang masuk ke dalam lingkungan mereka.Â
Setelah hampir 13 jam menyusuri jalanan,  akhirnya sekitar jam 20.30 WITA rombongan Datsun Risers Expedition mulai memasuki Kota Tanjung Redeb dan kami memilih menginap si salah satu hotel terbaik di Kota yang berjuluk Kota Sanggam itu, yaitu Hotel Swara Cantika.Â
Artikel terkait :
Datsun dan Kenangan Menjelajah Eksotisnya Alam Liar Kalimantan (1)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Datsun dan Kenangan Menjelajah Eksotisnya Alam Liar Kalimantan (2)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI