Kelahiran Bénang Bintik yang didapat dari proses panjang pencarian jati diri masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah yang di pelopori oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangkaraya melalui berbagai aktifitas ini.
Menurut Kusni Sulang dari segi namanya sudah khas dan punya dasar sejarah serta budaya lokal (Dayak) yang selama ini menjadi orientasi sekaligus identitas umum kebudayaan masyarakat Kalimantan Tengah. Bénang adalah helaian kain putih. Bintik adalah desain yang akan diterakan di atas helaian kain putih itu.Â
Kelak, Bénang Bintik sebagai jatidiri dengan segala ciri khas dan identitas masyarakat Dayak Kalimanatn Tengah diharapkan menjadi helaian kain atau bénang untuk membuat ragam busana dan fesyen khas Kalimantan Tengah.Â
Ketiga, ditetapkannya Benang Bintik sebagai SeragamÂ
Pasal 8 dan 10, PerGub Kalteng No. 40 Thn 2018 Tentang "PEDOMAN PERLENGKAPAN PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH" secara jelas mewajibkan semua ASN alias aparat sipil negara memakai kain Benang Bintik sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.
Peraturan ini tentu memberikan dampak positif bagi kelestarian Benang Bintik dan juga dampak ekonomi kepada para pelaku usaha atau pengrajin Benang Bintik di Kalimantan Tengah.Â
Peluang usaha besar ini seharusnya menjadi kesempatan emas bagi semua pihak khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah untuk terus menggali potensi kekhasan motif khas Dayak, Kalteng sekaligus juga terlibat secara langsung dalam proses kreatif dan produksi benang bintik.
Sudah menjadi rahasia umum, fakta di lapangan terkait produksi Benang Bintik ini sangat unik dan mencengangkan! Hampir semua pengusaha kain Benang Bintik di Kalimantan Tengah yang terkonsentrasi di Kota Palangkaraya, bukanlah orang Kalimantan Tengah (Dayak) tapi pendatang dari Jawa Tengah khususnya dari Pekalongan yang memang dikenal sebagai salah satu pusat produksi Batik Indonesia begitu juga dengan tempat produksinya yang semuanya diproses di Jawa Tengah alias Pekalongan! Lho kok begitu!?
Inilah PR krusial yang wajib segera diselesaikan oleh semua pihak yang berwenang dan berkepentingan terkait Benang Bintik! Jangan sampai Benang Bintik hadir hanya sebagai sebuah produk barang atau komoditas tanpa roh dan jiwa Dayak-nya sehingga masyarakat Kalteng justeru asing dan sama sekali tidak merasa memiliki apalagi membanggakan penampilannya sendiri!
Hidup Benang Bintik!