Salah satunya, ya... tradisi navigasi khas Urang Banjar yang justeru tidak mengenal 8 (delapan) arah mata angin layaknya sistem navigasi modern saat ini.Â
Kalau tidak menuju ke hulu berarti sebaliknya ke hilir/atau ke muara. Kalaupun bertemu dengan simpang tiga atau simpang empat, tinggal pilih saja belok kiri, belok kanan atau lurus yang biasanya disebut masyarakat Banjar sebagai ke atas.Â
Jadi untuk melakukan perjalanan menuju ke berbagai kota/daerah tujuan, masyarakat Banjar dari dulu memang tidak memerlukan arah mata angin dan kebiasaan ini masih eksis sampai detik ini! Bahkan, ketika masyarakat Banjar sekarang lebih banyak beraktifitas didaratan daripada di sungai seperti dulu. Betul!?Â
Wallahu a'lam bish-shawabi
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H