Seperti kita ketahui, Prasasti Tugu jejak peninggalan Kerajaan Tarumanegara diabad 5 sudah mengabarkan adanya banjir di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Jakarta, begitu juga di jaman pendudukan dan penjajahan belanda di abad 17.
Artinya, banjir merupakan masalah klasik Kota Jakarta yang belum juga ada jalan keluarnya sampai detik ini !
Bagaimana dengan Banjarmasin?Â
Ini bedanya! Secara logika Banjarmasin harusnya tidak jauh beda dengan Jakarta, menjadi langganan banjir! Tapi faktanya, sejauh ini tidak ditemukan catatan ataupun fakta sejarah musibah banjir terjadi di Banjarmasin, pun sampai detik ini.Â
Kok bisa?
Sepertinya beberapa kearifan lokal masyarakat suku Banjar terkait budaya air inilah jawabannya.
Masyarakat Banjar sebagai penduduk asli Kota Banjarmasin dikenal mempunyai kedekatan budaya yang sangat kuat dengan perairan darat, baik sungai maupun rawa.
Kedekatan  keduanya selama berabad-abad melahirkan budaya unik dan khas yang sekarang kita kenal sebagai budaya sungai, yaitu entitas budaya yang menjadikan lingkungan sungai dan perairan darat lainya sebagai urat nadi kehidupan yang dalam perjalanannya melahirkan tradisi cara/pola hidup, berperilaku, dan adaptasi manusia di lingkungan perairan darat yang berlaku secara turun temurun.
Budaya Sungai inilah, kunci utama Kota Banjarmasin yang 24 September 2019 ini akan merayakan hari jadi yang ke-593, sampai setua itu Alhamdulillah tidak pernah tersentuh banjir!
Tidak hanya itu! Budaya sungai juga menjadi katalis utama masyarakat Banjar secara turun-temurun  terus "peduli" untuk melestarikan cirikhas kotanya sebagai kota ramah air dengan terus melahirkan berbagai kearifan lokal berbasis lingkungan sungai dan perairan darat lainnya.