Sayang, album Journey to Banjar ini diproduksi terbatas dan hanya sedikit yang di jual secara komersil, selebihnya hanya dijadikan sebagai souvenir saja. Karenanya, album ini sangat langka dipasaran dan uniknya sampai sekarang banyak pemburunya! Bahkan CD koleksi saya pernah ditawar beberapa kali oleh urang Banjar di Malaysia dan di Kuala Tungkal.
Dari sepuluh lagu yang masuk dalam album Journey to Banjar itu, enam diantaranya adalah karya maestro lagu-lagu Banjar (Alm) Anang Ardiansyah, dua karya (Alm) Hamiedan AC dan selebihnya karya maestro lagu Banjar lainnya, seperti Zaini dan A. Thamrin.Â
Berikut komposisi sepuluh lagu Banjar  dalam album radja, "Journey to Banjar" berikut penciptanya,
- Paris Barantai (Anang Ardiansyah)
- Anak Pipit (Hamiedan AC)
- Uma Abah (Anang Ardiansyah)
- Saputangan Babuncu Ampat (Zaini)
- Kambang Goyang (Anang Ardiansyah)
- Si Jantung Hati (A. Thamrin)
- Giwang Barlian ( Anang Ardiansyah)
- Sangu Batulak (Anang Ardiansyah)
- Pambatangan (Anang Ardiansyah)
- Ampar-ampar Pisang (A. Thamrin /Hamiedan AC)
Diantara kesepuluh judul lagu daerah Banjar dalam  track list diatas, mungkin masyarakat Indonesia hanya mengenal lagu Ampar-Ampar Pisang dan Paris Barantai saja.Hal ini bisa dimaklumi, karena sejak tahun 1960-an, lagu Paris Barantai sudah direkam dalam piringan hitam di perusahaan rekaman Lokananta di Solo oleh Orkes Melayu Rindang Banua, dimana Alm. Anang Ardiansyah sang pencipta lagu menjadi salah satu personilnya, sedang Ampar-ampar Pisang direkam oleh Orkes Melayu Taboneo dan setelahnya, kedua lagu itu semakin populer sejak diputar Radio Republik Indonesia (RRI) di seluruh Tanah Air.
Untuk materi lagu lainnya, meskipun masyarakat Indonesia tidak begitu familiar dengan judul dan materi lagunya, tapi jangan kuatir! Aransemen renyah khas radja pada lagu-lagu Banjar populer  yang relatif  easy listening dengan komposisi nada yang sederhana dan tentunya ramah di telinga masyarakat melayu secara umum ini akan membawa semuanya ikut berdendang ria.
Begitu juga dari segi liriknya! Semuanya mempunyai makna yang dalam, karena berisi falsafah, petuah dan ungkapan-ungkapan bijak khas keluhuran budaya Banjar yang sebagian besar bersumber dari Al Quran. Jadi dijamin sangat menginspirasi (khususnya bagi yang paham bahasa Banjar  ya! He...he...he...).
Semoga bermanfaat,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H