Ada Ustad Alfi, Ustad Alipir Budiman, Ustad Zainuddin, Ustad Yulian Makmun, Ustad Edy, Ustad Suhardi Al Anjiri deretan pengajar di sekolah dan universitas ternama di Kota 1000 Sungai, duo penyair produktif pujaan pembaca Kompasiana Julak Ikhlas dan Syahrul Chelsky, trio calon penulis kondang Ali Nurvin, Tahta Setiawan dan Ahmad Marjuni plus terakhir tentu saja kandidat kuat calon menteri keuangan kita, Yohanes Pambudi.
Apa Saja yang Diserbu Para-Kombatan!?
Fakta JNE Kopiwriting Banjarmasin 2019
Event JNE Kopiwriting Banjarmasin di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini merupakan event ketiga dari rangkaian roadshow JNE Kopiwriting, buah kerjasama strategis antara JNE dan Kompasiana, setelah sebelumnya digelar di Kota Bandung dan Padang, Sumatera Barat.
Untuk event di Banjarmasin, panitia menghadirkan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin Doyo Pudjadi, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru Muhammad Rustam, Pimpinan JNE Banjarmasin Depi Haryanto dan sosok yang paling diserbu oleh Para-Kombatan yaitu Si-Raja Sambal Acan (terasi) dari Banjar, Aulia Abdi pemilik brand Sambal Acan Raja Banjar dan juga jaringan rumah makan khas Banjar, Rumah Sambal Acan Raja Banjar.
Fakta menarik pertama di sampaikan oleh Pak Rustam, Kadis Kop UMKM& Naker Pemko Banjarbaru, terkait undangannya pada semua yang hadir untuk “menengok” hasil UMKM masyarakat Banjarbaru yang sangat beragam, salah satunya yang unik dan sangat potensial untuk dikembangkan lebih masif adalah Cokelat Ali yang tidak mempunyai efek samping, tapi mempunyai efek kedepan luar biasa! Mau coba?
Berikutnya tentu saja, fenomena Connecting Happines-nya JNE yang disampaikan oleh Depi Haryanto bos JNE cabang Banjarmasin yang memaparkan fakta kontribusi UMKM Banjarmasin yang saat ini baru menguasai sekitar 15% aktifitas JNE. Selain itu, saat ini di Banjarmasin terdapat sekitar 300-an member JLC atau JNE Lotalty Card aktif dan 30 vendor Pesona atau Pesanan Oleh-oleh Nusantara.
Relatif masih kecilnya porsi UMKM yang memanfaatkan JNE ini diakui Depi, salah satunya karena tidak semua UMKM di Kalimantan Selatan bisa bergabung menjadi vendor PESONA, karena adanya persyaratan tertentu yang tidak bisa dipenuhi oleh pihak UMKM sendiri, salah satunya yang paling banyak adalah soal packaging atau kemasan dan daya tahan produk, khususnya untuk produk kuliner. Harapan kedepannya, dengan berbagai program dan pembinaan sinergis dari berbagai pihak diharapkan UMKM Kalimantan Selatan bisa lebih maju, kreatif dan tentunya jeli melihat peluang dan kesempatan.