Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] "Gangan Sulur Bunga Teratai", Olahan Sayur Kaya Nutrisi Khas Kota 1.000 Sungai

9 Juli 2019   18:27 Diperbarui: 9 Juli 2019   19:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Sungai Masyarakat Banjar

Kota Banjarmasin, kota tua di tenggara Pulau Kalimantan yang lebih dikenal masyarakat dengan julukannya yang sudah mendunia sebagai Kota 1000 Sungai, dikenal mempunyai beragam adat istiadat dan budaya unik yang mencerminkan kedekatan masyarakatnya dengan alam, khususnya alam perairan darat yang memang mendominasi sebagian besar landscape daratan kota yang secara average konon berada sekitar 80cm dibawah permukaan air laut, sehingga menyebabkan banyaknya sungai dan lahan basah (rawa) di Kota Banjarmasin nan Bungas.

Perjalanan panjang proses interaksi antara masyarakat Banjar dengan alam lingkungannya yang berlangsung berabad-abad lamanya, membentuk karakter khas budaya masyarakat Banjar yang kemudian kita kenal dengan definisi atau sebutan budaya sungai (dan rawa) atau ada juga yang menyebutnya sebagai budaya perairan darat.

Secara faktual, sungai (dan rawa) sebagai urat nadi kehidupan masyarakat Kota Banjarmasin, tidak bisa dipisahkan dengan denyut kehidupan masyarakatnya, karena sampai saat ini secara mayoritas "ritual" kehidupan masyarakat Banjar masih berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sungai (dan rawa), mulai dari aspek religi, sosial apalagi dari aspek ekonomi dan budaya semuanya bersentuhan dengan sungai (dan rawa).

Kuliner Khas Kota 1000 Sungai

Salah satu, bukti kedekatan masyarakat Banjarmasin dengan alam serta lingkungannya, bisa kita temukan dari berbagai olahan kuliner khas mereka yang sebagian besar merupakan hasil sungai (dan rawa).

Kalau anda perhatikan, mayoritas kuliner khas dari Kota Banjarmasin didominasi oleh jenis olahan berbahan dasar ikan air tawar dan kalaupun ada yang selain olahan dari ikan air tawar, biasanya bahan dasarnya juga tidak jauh-jauh dari hasil sungai (dan rawa), salah satunya yang unik, enak dan sudah pasti memberi banyak manfaat adalah olahan gangan (jangan;bhs Jawa, sayur) sulur bunga teratai.

Gangan sulur bunga teratai sebagai salah satu jenis kuliner asli Kota Banjarmasin mempunyai catatan sejarah yang cukup panjang dalam tradisi kuliner masyarakat kota 1000 sungai. Mungkin, karena sejarah panjang ini juga, flora yang konon berasal  dari negeri Hindustan, India ini akhirnya ditetapkan sebagai maskot Kota Banjarmasin, bersama-sama dengan Iwak Kalabau untuk versi faunanya.

Sulur Bunga Teratai (Banjarmasinpost)
Sulur Bunga Teratai (Banjarmasinpost)

Gangan Sulur Bunga Teratai
Tanaman bunga teratai telah lama dikenal oleh masyarakat daratan Cina sebagai sumber bahan pangan yang banyak memberi manfaat, karena semua bagian dari tanaman ini mempunyai manfaat dan khasiat yang luar biasa bagi manusia dan organisme lain yang mengkonsumsinya, maka tidak heran jika kemudian banyak ahli gizi dan kesehatan memberi julukan tanaman ini sebagai raja nutrisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun