Nama Kalteng atau Kalimantan Tengah dalam beberapa tahun terakhir memang sedang naik daun. Sejak wacana pemindahan ibu kota terus menguat di era presiden SBY dan sepertinya semakin menemukan momentumnya ketika Presiden Jokowi terlihat lebih serius untuk "memindahkan" ibu kota ke luar Jawa, nama Kalimantan Tengah semakin berkibar.
Terlebih lagi ketika Kota Palangkaraya, ibu kota Propinsi Kalimantan Tengah yang sejak jaman era pemerintahan Presiden Soekarno memang sudah digadang-gadang dan konon memang disiapkan menjadi Ibu kota negara, sepertinya dalam banyak hal termasuk survey dan uji kelayakan terbaru, tetap menjadi salah satu kandidat terkuat menggantikan Kota Jakarta.
Menyikapi besarnya peluang dan potensi Kota Palangkaraya menjadi Ibu Kota negara di masa mendatang, masyarakat Kota Palangkaraya beserta pemerintah, baik Kota Palangkaraya sendiri maupun Propinsi Kalimantan Tengah sepertinya juga tidak tinggal diam.
Dalam beberapa tahun terakhir, sering terlihat manuver-manuver cantik dari berbagai kalangan di Kalimantan Tengah untuk memperkenalkan semua potensi emas yang dimiliki Kota Palangkaraya dan Kalimantan Tengah kepada masyarakat nusantara
Sudah barang tentu, semuanya untuk membangun paradigma berpikir positif bagi daya dukung potensi SDM, ekonomi, keamanan, keragaman sosial, seni, budaya dan luasnya bentang alam yang masih tersedia sebagai modal besar menjadi Ibu Kota Negara.
Teraktual, pada tanggal 16 Juni yang lalu Propinsi Kalimantan Tengah baru saja merayakan hari jadinya yang ke-62 dan salah satu hajatan besarnya adalah memecahkan rekor MURI berupa membakar jagung dan makan beramai-ramai 62 ribu tongkol jagung yang diselenggarakan di lokasi car free day (CFD) Bundaran Besar, Palangkaraya yang dipimpin langsung oleh Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran dan Istri Yulistra Ivo bersama pejabat terkait lainnya.
Dikutip dari laman harian Kalteng Pos, menurut Asisten II Setda Kalteng Nurul Edy alasan Pemprov Kalimantan Tengah mengadakan festival "membakar jagung dan makan beramai-ramai 62 ribu tongkol jagung ini karena, Kalteng merayakan HUT nya ke 62 maka jumlah jagung yang akan di festivalkan berjumlah 62.000.
Selain itu, Pemerintah Kalimantan Tengah ingin menunjukkan besarnya potensi lahan di Kalteng untuk pengembangan agroindustri dalam skala besar, khususnya jagung.
Sehingga menjadikan komoditi jagung dinilai pemerintah sangat layak menjadi bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan di Pulau Kalimantan, terkhusus di Kalimantan Tengah.
Uniknya, jagung yang dipakai untuk festival ini merupakan jagung manis segar hasil "tanaman sendiri" yang mulai ditanam dari tanggal 29 April sampai 2 Mei dan sesuai dengan perkiraan, tanggal 16 Juni sudah dapat dipakai untuk pelasanaan festival "membakar jagung dan makan beramai-ramai 62 ribu tongkol jagung" dalam rangka memecahkan rekor MURI sekaligus show of force potensi Kalteng di ajang peringatan hari jadi yang ke-62.
Dikutip dari Banjarmasin Post, dalam kegiatan langka dan tidak biasa yang disambut antusias masyarakat Kalteng tersebut, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menerima piagam pemecahan rekor Muri dari pengelola Museum Rekor Indonesia untuk kategori rekor memakan dan membakar jagung terbanyak hingga 62 ribu tongkol.
Selain acara festival "membakar jagung dan makan beramai-ramai 62 ribu tongkol jagung" yang diselenggarakan mulai pagi hari, pada malam harinya masih dalam rangkaian memeriahkan HUT Kalteng ke 62 tersebut, Pemerintah Propinsi Kalteng melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Adat Dayak (DAD) dan Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam menghelat acara Halalbihalal yang dilaksanakan di Rumah Betang Hapakat yang dihadiri oleh masyarakat umum.
Selamat HUT ke-62, Bumi Isen Mulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H