Untuk moda transportasi bis (umum) antar kota dalam propinsi, (mohon maaf  mungkin ini sangat subyektif) saya menempatkan kenyamanan dan keamanannya di posisi paling buncit karena terus terang ada trauma masa lalu yang sulit saya  hilangkan terkait moda transportasi bernama lengkap otobus tersebut.
Saya dan keluarga diawal tahun 80-an pernah mengalami kecelakaan bis saat mudik lebaran dan bis yang kami tumpangi bertabrakan dengan armada bis lain dari arah berlawanan. Bis yang kami tumpangi terlempar ke sungai besar dan tenggelam, konon peristiwa ini memakan korban lebih dari separuh penumpang dan beberapa diantaranya hilang.
Karena peristiwa inilah, saya relatif jarang naik bis, kalaupun terpaksa biasanya saya memilih bis untuk rute pendek dan nanti disambung dengan moda transportasi lain. Apalagi berita di berbagai media tentang "kenekatan dan agresivitas" armada bis di jalanan, sampai hari ini masih saja meneror pengguna jalan yang lain.
Berangkat dari berbagai pengalaman riil diatas, ada baiknya bagi para pemudik yang ingin segera pulang kampung dengan cara yang aman, nyaman tapi tetap simpel dengan menggunakan moda transportasi darat untuk menyimak tips simpelnya berikut ini
- Jangan lupa berdoa sebelum berangkat.
- Persiapkan ritual mudik dengan matang, terutama jaga kesehatan.
- Pilih moda transportasi yang menurut anda paling aman dan nyaman, karena masing-masing orang pasti punya standar sendiri-sendiri
- Kalau pakai kendaraan umum, pesan tiket jauh-jauh hari dan pilih tanggal mudik lebih awal atau lebih akhir. Kalau pakai kendaraan pribadi, siapkan kendaraan seprima mungkin.
- Bawa barang secukupnya, termasuk obat-obatan dan perbekalan makan-minum.
- Siapkan alat telekomunikasi, uang cash dan uang elektronik secukup atau seperlunya saja.
Mudik Jalur Laut/Sungai
Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, terutama kampung halaman saya di kaki Gunung Lawu yang semua jalur transportasinya melalui jalur darat, maka di Kalimantan selatan kampung halaman kedua saya, jalur mudik tidak hanya melalui jalur darat semata, tapi juga melalui jalur sungai dan rawa terutama di daerah pedalaman.
Sampai saat ini di Banjarmasin masih terdapat angkutan sungai yang melayani penumpang untuk jurusan ke daerah Hulu Sungai Barito di Kalimantan Tengah, yaitu daerah Tamiyang Layang, Buntok, Muara Teweh sampai paling atas di Puruk cahu. Sedangkan untuk ke arah barat menuju ke daerah Kotawaringin Raya, yaitu Sampit dan Pangkalan Bun.
Selain itu, ada juga yang melayani jurusan yang menuju ke daerah Hulu Sungai di Kalimantan Selatan, yaitu ke Nagara-Kandangan, Amuntai di Huku Sungai utara dan seterusnya. Moda transportasi yang dipakai ada beberapa macam, ada taksi air untuk rute yang tidak terlalu jauh, sedangkan untuk jarak jauh biasa menggunakan bis air, speedboat dan longboat.