Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Khalifah Utsman bin Affan dan "Rekening Abadi Berusia Ribuan Tahun" yang Menginspirasi

27 Mei 2019   14:31 Diperbarui: 27 Mei 2019   14:35 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok Khalifah Utsman bin Affan

Sosok sahabat Nabi Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, tentu  tidak asing bagi umat Islam di seluruh dunia, selain dikenal sebagai Khalifah  atau pemimpin umat Islam ke-3 yang memimpin dari tahun 644 sampai 656 atau yang terlama dalam catatan sejarah politik Islam. Di jaman kekhalifahan beliau inilah ayat-ayat suci Alquran mulai di kodifikasi atau dibukukan, sehingga kita sering menyebutnya dengan mushaf Utsmani.

Selain itu, beliau juga dikenal sebagai menantu Rasulullah dengan julukan Dzun Nurrain (pemilik dua cahaya), karena pernikahannya secara berturut-turut dengan dua orang putri nabi, Ruqayyah binti Muhammad serta Ummu Kultsum binti Muhammad. 

Diluar itu semua, ternyata ada sosok lain dari Khalifah Utsman bin Affan yang kurang terekspos ke dunia luar, yaitu peran strategisnya sebagai konglomerat muslim, bussinesman ulung yang cerdas dan kaya raya dengan sifat murah hati dan dermawan. Sudah tahu kisahnya? Jangan kemana-mana, simak salah satu kisah inspiratifnya disini!

Sumur Bi'ru Raumah sekarang (Foto : kanzunqalam.com)
Sumur Bi'ru Raumah sekarang (Foto : kanzunqalam.com)

Kisah Kecerdasan Khalifah Utsman bin Affan

Pasca hijrah, jumlah pemeluk Islam di Kota Madinah terus bertambah banyak. Selain menjadi modal besar sebagai supporting dalam berdakwah, ternyata kondisi ini memunculkan beberapa permasalahan baru yang cukup serius, khususnya terhadap pemenuhan kebutuhan primer umat Islam Madinah.

Salah satunya yang paling darurat saat itu adalah kebutuhan akan ketersediaan air bersih, apalagi ketika Kota Madinah mengalami krisis air bersih akibat kekeringan yang berkepanjangan. Sementara, satu-satunya sumur air terbesar dan terbaik yang masih menyisakan deposit air di Kota Madinah hanyalah sumur Bi'ru Raumah, milik seorang Yahudi yang tidak mau berbagi air dengan siapapun, kecuali dengan cara jual beli dengan harga yang sangat mahal.


Mendapat laporan perihal masalah ini,  seperti diriwayatkan dalam HR Muslim, Rasulullah akhirnya bersabda

 "Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta'ala"

Mendengar sabda Rasulullah, Utsman bin Affan sahabat sekaligus menantu Nabi yang juga dikenal sebagai saudagar yang dermawan, langsung bergegas mendatangi si-Yahudi pemilik sumur Bi'ru Raumah dengan maksud untuk membeli sumur tersebut untuk diwakafkan kepada umat Islam Madinah. 

Setelah beberapa kali negosiasi dengan si-Yahudi menemui jalan buntu alias gagal, akhirnya Utsman bin Affan menemukan ide cerdas untuk menakhlukkan kebakhilan si-Yahudi.  Utsman bin Affan sekali lagi mendatangi si-Yahudi untuk mengajukan penawaran dengan membeli "separuh" sumur dengan harga 20.000 dirham, dengan mekanisme perjanjian sehari menjadi milik  Usman bin Affan dan sehari besoknya menjadi milik si Yahudi.

Mendapat penawaran dengan harga tinggi dari Utsman bin Affan, si-Yahudi sangat senang. Dia beranggapan akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu mendapatkan uang besar dari Utsman bin Affan dan yang pasti sumur Bi'ru Raumah tetap menjadi miliknya. Akhirnya disepakati, si-yahudi menerima tawaran Utaman bin Affan tersebut dan hari itu juga (hari pertama) sumur Bi'ru Raumah sah menjadi milik Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu.

Utsman bin Affan pun segera mengumumkan kepada seluruh penduduk Madinah yang memerlukan air (baik muslim maupun non muslim), agar hari ini segera mengambil air untuk kebutuhan mereka di sumur Bi'ru Raumah, gratis!  Masing-masing boleh mengambil  secukupnya untuk kebutuhan 2 hari, karena esok hari untuk mengambil air di sumur Bi'ru Raumah tidak lagi gratis. Besok, sumur kembali menjadi milik si Yahudi.

Besok harinya, si-Yahudi mendapati sumurnya minim pembeli, karena semua penduduk Madinah (baik muslim maupun non muslim)masih memiliki persedian air di rumah. Situasi ini terus berulang, karena terus merugi akhirnya si-Yahudi menjual "separuh" sumur yang menjadi haknya kepada Usman bin Affan dengan harga yang sama saat menjual setengah bagian yang pertama seharga 20.000 dirham. Sejak saat itu, sumur Bi'ru Raumah menjadi milik Utsman bin Affan secara penuh dan bisa dimanfaatkan oleh siapapun yang memerlukan, termasuk si Yahudi pemilik lamanya.

Keberadaan sumur Bi'ru Raumah ini membawa berkah tidak hanya bagi manusia, tapi juga makhluk hidup yang ada disekitarnya. Atas ijin Allah SWT, beberapa waktu kemudian di sekitar sumur itu tumbuh beberapa pohon kurma yang semakin lama tumbuh semakin banyak sehingga lama kelamaan menjadi kebun dan perkebunan kurma. 

Kebun kurma waqaf Khalifa Utsman (Foto : kanzunqalam.com)
Kebun kurma waqaf Khalifa Utsman (Foto : kanzunqalam.com)

Kisah Rekening Abadi Khalifah Utsman bin Affan

Dalam perjalanannya, perkebunan kurma yang tumbuh di sekitar sumur Bi'ru Raumah ini terus berkembang seiring dengan pergantian generasi dan kepemimpinan  di lingkungan umat Islam, tapi nama Utsman bin Affan sebagai pemilik tetap tercatat secara resmi oleh negara. 

Sampai pada  masa pemerintahan Daulah Utsmaniyah (Kekhalifahan Turki Utsmani), kebun kurma ini  dikelola secara profesional hingga semakin berkembang dengan pesat. Selanjutnya, di era pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia, melalui Departemen Pertaniannya kebun ini dipelihara dengan sentuhan teknologi modern yang tepat guna, sehingga mempunyai aset tanaman sebanyak 1550 pohon kurma. 

Dari hasil penjualan panen kurma, setengah dari keuntungannya disalurkan untuk anak-anak yatim dan fakir miskin, sedang setengahnya lagi ditabung dan disimpan kembali dalam bentuk rekening khusus atas nama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu yang dipegang oleh Kementerian Wakaf, Kerajaan Arab Saudi.

Begitu seterusnya, hingga jumlah dana dalam rekening atas nama Khalifah Utsman bin Affan itu terus bertambah dan terpelihara dengan baik sampai sekarang, 1400-an tahun sepeninggal beliau. Bahkan, kalau anda pernah melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji dan sempat berziarah ke Kota Madinah, anda bisa melihat atau mungkin sekaligus menginap di salah satu hotel milik Khalifah Utsman bin Affan lho! Haaa, Khalifah Utsman bin Affan punya hotel bintang 5?

Hotel Utsman bin Affan (liputan6.com)
Hotel Utsman bin Affan (liputan6.com)

Ya, kementerian wakaf menginvestasikan dana dari rekening abadi milik Khalifah Utsman bin Affan untuk membeli tanah sekaligus membangun hotel bintang 5 diatasnya. Seperti dilansir laman  almuttahed.com, tidak tanggung-tanggung! Hotel super mewah setinggi 15 lantai dengan total 210 kamar plus 30 kamar khusus yang dilengkapi dua restoran besar dan 6 unit perbelanjaan ini berdiri di kawasan premium Kota Madinah yaitu di Markaziyah tepat di samping Masjid Utsman bin Affan yang relatif dekat dari Masjid Nabawi.

Sekarang, hotel yang dioperasikan oleh jaringan hotel profesional bertaraf internasional, Sheraton grup itu, diawal pendiriannya hotel super mewah ini diperkirakan mempunyai omset sekitar RS 50 juta per tahun dan akan terus naik tiap tahunnya.

 Kalau mau, bisa dikalkulasi berapa total dana yang akan di sedekahkan oleh Khalifah Utsman bin Affan tiap tahunnya kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, jika mengikuti klausul kementerian wakaf yang tetap mempertahan tradisi untuk menyalurkan setengah dari keuntungannya kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, sedangkan setengahnya lagi tetap disimpan dan ditabung lagi di rekening atas nama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. 

Sungguh kisah teladan yang sangat menginspirasi, siapa yang tidak ingin bisa mengikuti jejak Khalifah Utsman bin Affan yang secara logika sangat masuk akal dan relatif mudah untuk diteladani sekaligus ditiru oleh seluruh umat Islam, mempunyai rekening abadi sampai ribuan tahun lamanya, sehingga tetap bisa bersedekah kepada yang membutuhkan, meskipun jasad beliau sudah terkubur di pemakaman  Baqi ribuan tahun yang lalu! 

Mau? Yuk mulai bersedekah dari sekarang!

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun