Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Hidup Sehat dan Berkah bersama Sunah Rasulullah

7 Mei 2019   22:07 Diperbarui: 7 Mei 2019   22:30 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasulullah adalah teladan kita dalam segala hal (foto : republika.co.id)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , beliau berkata, Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allh, dan Allh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.

Secara umum, hadis diatas dipahami sebagai pentingnya menjadi muslim dan mukmin yang kuat, baik secara fisik maupun psikis, apalagi Rasulullah dengan jelas mengabarkan kepada kita, bahwa Allah Azza Wa Jalla lebih mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.

Berkaca dari hadis diatas, jelas sudah bagaimana Islam menuntun dan mengajak umatnya untuk menjadi pribadi yang kuat, pekerja keras dan selalu bersandar-bergantung hanya kepada Allah SWT. Termasuk disini "pribadi yang kuat" dalam konteks saat menjalani ibadah puasa wajib sebulan penuh di bulan Ramadhan yang bisa dimaknai sebagai sehat dan bugar baik fisik maupun psikis.

Di bulan Ramadan, saat kita menjalani ibadah puasa, secara umum tubuh akan memberikan respon berupa perubahan yang cukup signifikan, khususnya pada proses  metabolisme, fisiologis dan juga aspek psikologis kita.

Hanya saja, secara detail tentu masing-masing orang mempunyai signifikansi yang berbeda-beda sesuai dengan aktifitas, rutinitas dan kebiasaan sehari-hari mereka dalam "merawat" tubuh masing-masing. Misal, antara atlet sepakbola profesional dengan karyawan kantoran, pasti berbeda pola respon dan signifikansinya.

Untuk itu perlu "kebijaksanaan khusus" yang sifatnya private dalam mengelolanya agar saat menjalani ibadah puasa, badan tetap segar dan stamina tetap fit sehingga aktifitas ibadah dan rutinitas pekerjaan tetap berjalan seperti biasa dan kalaupun ada sedikit "gangguan", itupun gangguan dalam porsi yang paling minim.

Merujuk pada penelitian dari Dr. Hamdi Chtourou dalam jurnal berjudul 'Ramadhan Fasting and Sport Perfomance' menunjukan bahwa khusus untuk pesepakbola profesional akan terjadi penurun kinerja tubuh ketika melakukan olahraga dengan porsi cukup besar. 

Inilah yang menjadi pertimbangan banyak klub sepakbola di Eropa dan Amerika, melarang pemain mereka yang beragama Islam melaksanakan puasa disaat laga-laga krusial, tapi memperbolehkannya jika dalam kondisi biasa-biasa saja. Karena dikhawatirkan akan mempengaruhi performance si pemain di lapangan hijau dan manajemen klub tidak mau mengambil risiko terburuk itu. Apalagi biasanya pemain muslim yang  bermain di klub-klub Eropa dan Amerika merupakan pemain kunci alias pemain andalan!

Terus gimana dong? 

Jangan bingung! British Journal of Sports Medicine memberikan solusi cerdas yang bisa menjadi jalan keluar terbaik bagi umat Islam yang tetap ingin berolahraga, agar stamina tetap fit disaat menjalankan ibadah puasa. 

Menurutnya, umat Islam justru dianjurkan untuk tetap mempertahankan frekuensi dan intensitas olaraga di bulan Ramadan, namun kurangi bebannya hingga 40%-60%. 

Untuk jenis olahraganya, tergantung kebiasaan masing-masing, tapi sebaiknya pilih olahraga ringan yang waktunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan yang tidak kalah pentingnya adalah pilih olahraga yang bisa dilakukan di tempat yang ada peneduh atau naungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun