Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Bali Wae Neng Jogja"

6 Mei 2019   08:25 Diperbarui: 6 Mei 2019   08:37 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelari Asing Berfoto dengan Ibu-ibu Pemain Seni Kotekan Lesung (Foto : Jogja.tribunnews.com)

Berikutnya, sebelum finish di Candi Prambanan, tepat di Km 40  terdapat Candi Bubrah yaitu salah satu candi Buddha yang saat ditemukan kondisinya dalam keadaan rusak atau bubrah (Bahasa Jawa). Lokasi candi ini masih berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. 

Secara administratif, candi yang menurut perkiraan, dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno atau satu periode dengan Candi Sewu ini, terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Candi bubrah yang baru selesai dipugar tahun 2017 yang lalu ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m dan terbuat dari jenis batu andesit. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.

Candi Bubrah (Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Candi Bubrah (Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Selain melintasi Candi-candi megah dengan arsitektur indah, di km di Km 26, pelari akan disambut oleh Monumen Taruna Perjuangan atau juga dikenal dengan nama  Museum Pelataran, yaitu saksi bisu kisah perjuangan taruna Akademi Militer pada tahun 1949 yang terletak di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman.  

Monumen ini untuk mengenang puluhan pejuang Indonesia yang sebagian besar adalah para taruna Militer Academy (MA) atau saat ini dikenal sebagai Akademi Militer (Akmil) yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda, pasca terjadinya Agresi Belanda pada tanggal 24 Februari 1949.

Selain destinasi wisata berupa bangunan-bangunan bersejarah, rute Mandiri Jogja Marathon 2019 yang digelar untuk mempromosikan pola hidup sehat sekaligus mempromosikan pariwisata di Yogyakarta ini juga mempertontonkan eksotika alam dan budaya masyarakat Jogjakarta.

Para Pelari Sedang Melintas di Areal Persawahan yang Hijau Segar (Foto : BolaSport.com)
Para Pelari Sedang Melintas di Areal Persawahan yang Hijau Segar (Foto : BolaSport.com)
Pemandangan puncak gunung Merapi (2930 mdpl) salah satu titik terpenting dan istimewa dalam kosmologi kehidupan masyarakat Jawa, khususnya daerah Jogjakarta dan sekitarnya akan memanjakan mata para pelari mulai di km 13- 15. 

Tidak hanya itu, hamparan sawah menghijau dengan latar pedesaan khas Jogjakarta yang sarat dengan kearifan lokal siap melanjutkan aksinya memanjakan mata semua pelari.

Di sepanjang rute lomba masyarakat tidak hanya sekedar menonton, tapi juga beraksi dengan aktifitas dan kreativitasnya masing-masing untuk memberikan tontonan dan hiburan kepada para pelari dan masyarakat yang melintas dengan menampilkan berbagai suguhan pentas seni. 

Pelari Asing Berfoto dengan Ibu-ibu Pemain Seni Kotekan Lesung (Foto : Jogja.tribunnews.com)
Pelari Asing Berfoto dengan Ibu-ibu Pemain Seni Kotekan Lesung (Foto : Jogja.tribunnews.com)
Ada yang membagi-bagikan minuman dan kuliner daerah dengan memakai kostum Hanoman layaknya pemain wayang orang dalam cerita Legenda Ramayana, ada juga yang menyuguhkan ragam tari-tarian bahkan seni tradisional “kotekan lesung” yang disajikan oleh para ibu-ibu dengan pakaian adat Jawa lengkap, sehingga menarik perhatian para pelari dan masyarakat yang melintas di jalur lomba, bahkan beberapa pelari asing ada yang merasa perlu untuk berfoto dengan ibu-ibu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun