Kota Banjarmasin ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan dikenal luas oleh masyarakat dunia sebagai Kota 1000 Sungai. Julukan spesial ini didasarkan pada banyaknya aliran sungai dengan berbagai ukuran yang melintas dan membelah daratan Kota Banjarmasin.
Topografi unik alam Kota Banjarmasin ini memberi pengaruh besar terhadap ciri budaya serta aktivitas adat istiadat masyarakatnya yang sebagian besar merupakan suku Banjar, suku bangsa yang mendominasi sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan.
Baca juga :Â Mengenal Si Palui, Folklore dari Tanah Banjar yang Siap Mendunia
Salah satu ciri khas budaya sungai masyarakat Banjar di Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan yang paling mudah untuk dilihat, dirasakan dan didentifikasi adalah ragam menu kuliner khasnya yang lebih banyak memanfaatkan kekayaan biota hasil sungai dan rawa seperti berbagai jenis ikan-ikanan termasuk berbagai jenis unggas yang habitatnya juga di kawasan lahan basah, baik rawa maupun sungai seperti itik Alabio (Anas Plathycus Borneo), burung belibis (Dendrocygna arcuata) dll.
kandangan (Katupat Kandangan; Bahasa Banjar).Â
Salah satu jenis kuliner asli dan khas Kalimantan Selatan berbahan dasar ikan yang paling terkenal adalah ketupatKuliner dengan lauk utama berbahan dasar ikan haruan atau ikan gabus (Channa striata) ini disajikan dengan olahan ketupat yang terbuat dari beras Banjar yang dibungkus dalam urung (cangkang) dari anyaman daun rumbia/nipah (Nypa fruticans) dan direbus selama berjam-jam.
Baca Juga :Â Journey to Banjar, Koleksi Lagu Banjar Bahari Ramuan Sang Radja
Sesuai namanya, ketupat kandangan! Kuliner ini aslinya berasal dari daerah Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), salah satu kabupaten di daerah banua anam (Enam kabupaten di bagian utara Provinsi Kalimantan Selatan) yang dihuni oleh masyarakat Banjar Pahuluan yaitu masyarakat Banjar yang mempunyai adat istiadat Banjar yang relatif masih asli dan terjaga.Â
Letaknya sekitar 130-an km atau sekitar 3 jam perjalanan darat dari Kota Banjarmasin menuju ke atas atau arah utara.
Selain cita rasanya khasnya yang bikin nagih, yaitu perpaduan kuah bersantan kental (kuah balamak)Â yang gurih dengan sambal acan atau sambal terasi yang bercita rasa asin pedas, salah satu keunikan dari ketupat kandangan yang paling mudah dilihat adalah cara menikmatinya!Â
Kuliner ini termasuk dalam kuliner berkuah layaknya soto atau rawon, tapi cara asli menikmati kuliner ini hanya memakai jari-jari tangan alias tanpa alat bantu seperti sendok.Â
Makanya, dalam menyajikan hidangan kepada pelanggan, biasanya penjual selalu menyertakan kobokan selain sepiring lontong berkuah plus potongan ikan haruan atau ikan gabus (bagian kepala, badan dan ekor) yang biasanya merupakan pilihan dari pembeli.
Baca Juga :Â Berburu Kue Tradisional Banjar di Pasar Wadai, Kota Banjarmasin
Meskipun bukan asli dari Banjarmasin, kuliner ketupat kandangan relatif mudah untuk ditemukan di seputaran kota Banjarmasin, bahkan beberapa destinasi warung dan rumah makan yang menyajikan jenis kuliner berkuah santan kental yang awalnya biasa dijadikan masyarakat Banjar sebagai menu sarapan ini, sekarang tidak hanya buka pada pagi hari saja tapi bisa sampai sore bahkan ada beberapa diantaranya yang mulai buka 24 jam.
Salah satu warung atau kedai yang khusus menyediakan kuliner ketupat kandangan favorit banyak keluarga di Banjarmasin adalah WARUNG KAUM.Â
Warung yang khusus menyediakan ketupat kandangan ini cukup populer di Kota Banjarmasin. Lokasi warungnya sangat mudah didapat, karena tidak jauh dari jalan protokol yang paling banyak disebut orang Banjarmasin, yaitu jalan Ahmad Yani.
Meskipun tidak benar-benar berlokasi di jalan Ahmad Yani, tapi di tepi ruas jalan Bumi Mas Raya, Komplek Sasana Santi atau di sekitar jalan Ahmad Yani km 4,5, WARUNG KAUM ini selalu ramai oleh pengunjung bahkan pada waktu-waktu tertentu pembeli harus rela antri untuk mendapatkan tempat duduk di warung yang dibangun dengan konsep terbuka, sederhana dan merakyat berkuran tak lebih dari 3 x 5 meter ini.
Baca Juga :Â Mencicipi Legitnya Tapai Gambut yang Melegenda
Di warung yang dinding-dindingnya terhias profilan bilah-bilah bambu yang didominasi warna hijau muda, memberi kesan fresh yang menyejukkan bagi para pengunjung.Â
Pilihan cerdas, untuk warna dinding warung ini tentu bukan sebuah kebetulan, mengingat ruangan yang hanya bisa menampung sekitar 15 pelanggan ini sering kali overload dijejali pelanggan plus fakta geografis Kota Banjarmasin yang mempunyai iklim panas dan lembab, khas daerah pesisir di dataran rendah. Sekedar informasi, rata-rata ketinggian daratan Kota Banjarmasin itu 60-80 cm dibawah permukaan air laut.
Keunikan Warung Kaum ini salah satunya adalah pada pemilihan namanya, Warung Kaum. Kosa kata Kaum dalam bahasa Banjar berarti pengurus masjid atau mushalla yang secara umum mungkin lebih dikenal sebagai marbot.Â
Pemilihan nama ini sepertinya sangat erat kaitannya dengan sosiopsikologis masyarakat Banjar yang sangat dekat bahkan identik dengan agama Islam yang menjadikan kaum sebagai pribadi yang dihormati dan dipercaya. Terbukti! Masyarakat akhirnya benar-benar menaruh kepercayaan pada "citarasa" warung kaum yang memang juara!
Baca Juga :Â "Mailangi" Pengrajin Seni Ukir Banjar yang Tersisa
Selain itu, kejelian pengelolanya menyediakan fasilitas Drive Thru yang khusus melayani pembeli yang ketupat kandangan-nya dibungkus untuk dibawa pulang, layaknya fasilitas Drive Thru di restoran waralaba asing yang banyak bertebaran di pelosok kota besar, menjadi keunikan sekaligus strategi jitu yang cerdas. Disini, pembeli tidak perlu turun dari kendaraan untuk memesan ketupat kandangan! Keren kan?
Sedangkan satu keistimewaan ketupat kandangan made in WARUNG KAUM ini, sudah tentu terletak pada kualitas racikan bumbunya yang maknyuuuuus! Tidak terlalu asin dan sedikit agak manis, makanya disini juga disediakan sajian telur asin sebagai kawan makan bagi yang suka citarasa asin.
Selain itu, kelebihan lainnya ada pada tekstur kuah balamak-nya yang relatif mudah diterima oleh lidah siapa saja, termasuk para wisatawan/pendatang yang mungkin belum terbiasa dengan ragam kuliner masakan Banjar yang biasanya balamak alias bersantan kental dengan kombinasi ragam rempah-rempah yang terasa kuat di lidah seperti kayu manis, pala, cengkih, kapulaga dll.
Baca Juga :Â Cerita Masjid Tua Tanpa Nama di Sungai Jingah, Banjarmasin
Selain menu ketupat kandangan original dengan lauk ikan haruan yang dibakar dulu sebelum dimasukkan dalam kuah bersantan kental dengan campuran ragam rempah-rempah itu, Warung Kaum ini juga menyediakan menu ketupat dengan lauk telur itik.Â
Menu ini biasanya menjadi alternatif bagi penikmat ketupat kandangan yang ingin variasi lain atau kebetulan tidak bisa makan ikan haruan/ikan gabus yang terkenal mempunyai banyak duri-duri halus yang bagi sebagian orang dianggap berbahaya atau merepotkan.
Warung Kaum ini buka dari jam 6 pagi WITA sampai habis yang rata-rata sekItar pukul 11 siang WITA, setiap hari kecuali hari Jumat dan bila ikan haruan langka di pasaran yang biasanya terjadi pada puncak musim penghujan di mana di Kalimantan Selatan biasanya terjadi fenomena banyu dalam di mana rawa-rawa dan sungai mengalami pasang tertinggi dan permanen selama beberapa waktu.
Tertarik untuk mencoba? "Follow our sosmed"Â kata @warung kaumÂ
Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H