Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (2)

14 April 2019   06:51 Diperbarui: 14 April 2019   06:55 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tulisan pertama, kita membedah lagu-lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone Indonesia sampai pada posisi 10 besar, yang semuanya diisi oleh legenda musik Indonesia, baik lagunya, penyanyinya maupun penciptanya. 

Lantas kira-kira siapa saja yang menempati posisi 11 sampai 150? Kira-kira informasi menarik apa ya yang bisa kita dapatkan dari lagu-lagu Indonesia terbaik sepanjang masa ini? Simak terus ulasannya ya...

Membaca tema sentral dari tulisan ini, jelas akan menggiring persepsi kita pada sebuah hipotesa awal, bahwa lagu-lagu karya musisi Indonesia  yang masuk dalam daftar 150 lagu terbaik ini tentu memang lagu-lagu yang berkualitas dan akrab ditelinga masyakarat Indonesia. Betul?

Ternyata, hipotesa diatas tidak sepenuhnya benar lho!

Seperti kita pahami bersama, musik dan lagu termasuk hasil karya seni dan yang namanya karya seni sifatnya memang selalu multi intrepretasi! Masing-masing pendengarnya pasti mempunyai interpretasi yang berbeda-beda terhadap obyek musik dan atau lagu yang sama, karena masing-masing orang tentu punya taste dan standar/parameter yang berbeda-beda untuk mengukur "kualitas" sebuah lagu! Begitu juga yang terjadi pada lagu-lagu Indonesia terbaik yang masuk dalam list 150 terbaik versi Majalah Rolling Stone Indonesia ini. Pasti tidak semua masyarakat penikmat musik Indonesia sepakat dengan list ini, iya kan? OK! Nggak apa-apa, the show must go on!

Majalah Rolling Stone Edisi Khusus 150 Lagu Indonesia Terbaik (Foto/Grafis : @kaekaha)
Majalah Rolling Stone Edisi Khusus 150 Lagu Indonesia Terbaik (Foto/Grafis : @kaekaha)
Ragam lagu yang masuk dalam daftar urutan ke 11-150 ini merupakan bukti real,  bahwa kita akan selalu mempunyai intrepretasi yang berbeda-beda kepada berbagai karya seni, termasuk musik dan lagu.

Sebagai perbandingan sederhana, jika pada urutan 1-10 semua lagunya adalah legend yang secara sederhana bisa dimaknai sebagai lagu yang ngehits di era dan jamannya masing-masing, semuanya merupakan lagu jagoan dari album masing-masing yang biasanya dalam kemasan casette selalu ditempatkan di urutan pertama SIDE A. 

Sedangkan untuk urutan 11-150 polanya berbeda, bahkan bisa dibilang berbanding terbalik dengan 10 lagu terbaim diatasnya! Di level ini, lagu-lagunya lebih rame dan beragam baik dari warna musiknya, penyanyinya juga penciptanya. 

Uniknya lagi, tidak semua lagunya legend, tidak semuanya ngehits dan tidak semuanya lagu jagoan di album induknya! Setidaknya menurut pandangan saya! Berikut catatan-catatan uniknya...


Catatan menarik pertama adalah masuknya lagu Bengawan Solo (11), Kompor Meleduk (12), begadang (24) dan Ayam Den Lapeh (79) ke dalam urutan 11-150. Kalau melihat latar belakang keempat lagu diatas  yang tergolong "berbeda" dari total keseluruhan lagu-lagu lainnya, menjadikan keempat lagu ini tergolong istimewa. 

Tidak tanggung-tanggung, lagu keroncong legendaris Bengawan Solo ciptaan (Alm) Gesang yang telah kesohor sampai macanegara itu langsung menjadi pembuka alias nangkring di urutan ke 11. 

Sayang, versi lagu yang dinyanyikan oleh  Oslan Husein & Teruna Ria ini, sama sekali tidak memunculkan identitas keroncong yang telah lama dikenal sebagai tredemark lagu Bengawan Solo. Disini, aransemen pop-nya lebih kental terasa.


Selanjutnya ada lagu unik ber-genre rock n roll karya (Alm) Benyamin Sueb yang berjudul Kompor Meleduk di urutan 12. Lagu berlirik bahasa betawi ini memang menggelitik. Selain warna musik dan liriknya yang lugas tidak biasa, tema lagu ini juga unik, meskipun cerita fenomena keseharian kita, tapi  tetap saja tidak biasa diangkat menjadi tema lagu! Aarrrgh...

Berikutnya adalah lagu Begadang karya Bang Haji Rhoma Irama yang bercokol di irutan ke 24. Satu-satunya lagu dangdut yang masuk list 150 lagu Indonesia terbaik ini konon diilhami oleh teguran mertua Bang Haji yang melihat sang menantu sepertinya sangat memforsir diri sampai harus begadang tiap malam untuk mencipta lagu di era 1973-1974. 

Kombinasi lirik sederhana dan lugas full nasihat khas Bang Haji ditambah dengan racikan "modern"dangdut ala Rhoma Irama yang memasukkan riffing ala musik rock-nya Ritchie Balckmore pentolan Deep Purple dan  Dickey Betts, pentolan The Allman Brothers Band  dalam beat-beat lagu begadang sepertinya menjadi magnet "baru" penikmat musik Indonesia. 


Selanjutnya, catatan paling menarik adalah masuknya satu dari lagu dari negeri minagkabau, Ayam Den Lapeh (79) versi Orkes Gumarang yang dirilis tahun 1959 diurutan ke-79. Lagu ini merupakan salah satu dari dua lagu berbahasa daerah yang masuk dalam list 150 lagu Indonesia terbaik (kalau lirik lagu kompor mleduk, masih dianggap berbahasa Indonesia tapi logat betawi ...he...he...he), satunya lagi adalah Genjer-genjer  lagu berirama pop kendang kempul yang menggunakan Bahasa Osing, bahasa daerah asli Banyuwangi, Jawa Timur.

Khusus untuk versi Gumarang ini, kalau mendengar racikan sound jadul-nya kita terasa dibawa terbang ke masa silam yang benar-benar unik dan yang pasti, perpaduan nuansa beraroma Minangkabau dengan timur tengah dalam alunan nada-nadanya akan mengingatkan anda akan indahnya alam dan budaya Minangkabau. Bagaimana,  diantara ke-4 lagu istimewa diatas adakah yang menjadi lagu favorit kamu? 

Secara keseluruhan list 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone Indonesia ini memang menjadi referensi musik Indonesia yang cukup penting, khususnya bagi penikmat dan pemerhati musik Indonesia. 

Nama-nama seperti Franky & Jane, Singiku, Chaseiro, Gong 2000 hingga ROXX yang pernah menggebrak musik rock Indonesia di awal 90-an dengan lagu Gontai dan Rock Bergema (15)  mungkin tidak akan pernah dikenali oleh penikmat musik Indonesia kekinian, jika tidak ada dokumentasi musik Indonesia (setidaknya) seperti yang diawali oleh (Alm) Majalah  Rolling Stone Indonesia, melalui list 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa ini.

Majalah Rolling Stone Edisi Khusus 150 Lagu Indonesia Terbaik (Foto/Grafis : @kaekaha)
Majalah Rolling Stone Edisi Khusus 150 Lagu Indonesia Terbaik (Foto/Grafis : @kaekaha)

Berikut data statistik sederhana dari 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone Indonesia :

Musisi dengan kontribusi dan representasi terbesar  :
10 lagu - Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo (8 lagu dengan Koes Plus & 2 lagu dengan Koes Bersaudara)
9   lagu - Iwan Fals (6 lagu solo, 2 lagu dengan Swami & 1 lagu dengan Kantata Takwa)
8   lagu - Murry (8 lagu dengan Koes Plus)
5   lagu - Ahmad Albar (1 lagu solo, 1 lagu dengan Duo Kribo, 1 lagu dengan Gong 2000 & 2 lagu dengan God Bless)
5   lagu - Fariz RM (3 lagu solo, 1 lagu dengan Symphony, 1 lagu dinyanyikan Andi Meriem Mattalata)
4   lagu - Chrisye

Jumlah lagu dari tiap dekade :

DekadeJumlah laguPersentase dari 150 lagu1951-196064%1961-1970138.67%1971-19804630.67%1981-19903120.67%1991-20003825.33%2001-20081610.67%

Statistik Unik :
Dari 150 lagu, hanya 7 lagu yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia, yaitu:
1 lagu menggunakan Bahasa Minangkabau - "Ayam Den Lapeh" (#79) oleh Gumarang.
1 lagu menggunakan Bahasa Osing - "Genjer-Genjer" (#105) oleh Bing Slamet.
5 lagu menggunakan Bahasa Inggris - "Baby Rock" (#124) oleh SAS, "Do What You Like" (#125) oleh AKA, "No Fruits for Today" (#138) oleh Sore, "Welcome to My Paradise" (#144) oleh Steven & The Coconut Treez, serta "Me and My Boyfriend" (#150) oleh Mocca.
Lagu terpanjang adalah "Indonesia Mahardika" (#59) oleh Guruh Gipsy dengan durasi 15:42.
Lagu terpendek adalah "Manis & Sayang" (#88) oleh Koes Plus dengan durasi 2:11.
Lagu tertua menurut ciptaan adalah "Surabaya" (#71) oleh Dara Puspita yang dirilis tahun 1966 namun sebenarnya diciptakan grup Bintang Surabaya pada 1928.
Lagu tertua menurut tahun rilis adalah "Sabda Alam" (#40) oleh Ismail Marzuki pada tahun 1956.
Lagu terbaru menurut tahun rilis adalah "Laskar Pelangi" (#134) oleh Nidji pada tahun 2008.

(Sumber data)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun