Waktu mereka asyik bercerita di warung bibi Isul, datang Tuhirang memberi kabar bahwa nanti malam setelah Sholat Isya, Pak Haji Duraup mengadakan selamatan/kenduri.
"Kata beliau, semua datang saja meskipun tidak diundang", kata Tuhirang.
###
Setelah selesai membaca doa selamat, hidangan makan langsung dikeluarkan dan dibagikan kepada undangan, karenanya Si Palui dan kawan-kawan ikut membantu.
"Malam ini aku bener-bener cocok sama makanannya, kare kambing! Lagian sudah lama nggak makan, maklum harganya mahal banget!" Kata Si Palui berbisik, sambil ikut membagikan  piring-piring hidangan.
"Ayo Lui, cepat bagikan! Jangan lambat, biar cepat juga kita makannya!" Kata Garbus, ketika melihat Si Palui  memeriksa tiap piring yang di pegangngnya.
"Aku nggak nahan piringnya, tapi menciumi baunya yang gosong banget!" Kata Si Palui sambil menarik kesamping badannya sebuah piring yang berisi irisan daging besar.
"Kalau semua sudah kebagian, silakan dimakan saja!" Kata Haji Duraup mempersilahkan tamu-tamunya untuk makan.
"Penuhi mengambil nasinya!" Kata Garbus menggoda Si Palui, lalu Si Palui langsung mengambil nasi sampai maenggunung, ibarat pepatah kucing dudukpun tak akan tampak.
Waktu yang lainnya menikmati hidangan, Si Palui seperti lambat makannya dan terlihat  kesulitan memamah nasi sambil menggigit-gigit tulang, malah waktu yang lain sudah selesai makan, Si Palui baru memakan separunya saja tapi langsung cuci tangan.
"Lui!" Panggil Garbus.
