Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mencicipi Legitnya Tapai Gambut yang Melegenda

14 Desember 2018   06:50 Diperbarui: 14 Desember 2018   17:21 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amang Angah dengan Peralatan Tempurnya (Foto : @kaekaha)

Seminggu yang lalu, saya menuliskan untuk kamu semua sajian kuliner istimewa dari salah satu kecamatan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang sejak dulu dikenal sebagai lumbung padinya Kalimantan Selatan, yaitu Kecamatan Gambut. Tulisan berjudul Cita rasa Istimewa di Balik Tampilan Sederhana Nasi Itik Gambut itu mengurai salah satu jenis kuliner recomended bagi para pelancong yang menginginkan sajian kuliner khas Kalimantan Selatan yang diluar mainstream!

Baca Juga : Cita rasa Istimewa di Balik Tampilan Sederhana Nasi Itik Gambut

Setelah Nasi Itik Gambut yang ikonik, ada satu lagi jenis penganan yang juga ikonik Kalimantan Selatan dari daerah Gambut, Kabupaten Banjar yang wajib kamu tahu, yaitu Tapai Gambut atau Tape khas dari Gambut yang mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang pasti cita rasa manis legitnya akan selalu membuatmu kangen dengan Gambut dan Banjarmasin pastinya.

Tapai Gambut merupakan salah satu hasil dari olah cipta karya masyarakat Gambut, khususnya di kawasan Desa Pematang Panjang, Kecamatam Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (sekitar 13 km dari pusat kota Banjarmasin), sejak puluhan tahun yang lalu. Berkat tetap setia kepada pattern serta resep turun-temurun dari leluhur terdahulu menjadikan Tapai Gambut salah satu jenis penganan legendaris yang tetap eksis sampai detik ini. 

Bahkan, sekarang Tapai Gambut telah bertransformasi menjadi salah satu penganan legendaris yang tidak hanya menjadi trademark bagi daerah asalnya Gambut, tapi juga Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.  

Baca Juga : Menikmati Musik Panting & Soto Banjar di Tepian Sungai Martapura Banjarmasin

Legitnya cita rasa Tapai Gambut, selain sudah menjadi penganan atau camilan sehari-hari masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Banjarmasin dan beberapa daerah penyangga disekitarnya yang dikenal dengan Kawasan Banjarbakula, juga menjadi hidangan wajib bagi masyarakat Banua pada berbagai acara hajatan dan peringatan hari-hari besar Islam, terlebih pada pada dua hari raya terbesar umat Islam, Idul Fitri dan Idul Adha.

Tapai Lakatan Gambut dalam Wadah Toples Sederhana (Foto : @kaekaha)
Tapai Lakatan Gambut dalam Wadah Toples Sederhana (Foto : @kaekaha)

Tapai Gambut yang dikenal masyarakat luas, sejauh ini lebih identik dengan jenis Tapai Baras Lakatan atau Tape Beras Ketan/Tape Ketan yang dibuat berbentuk bulat-bulat seperti kelereng tapi dengan ukuran sedikit lebih besar dengan warna hijau semarak yang sebagian besar pewarnaanya berasal dari bahan alami daun katuk (Sauropus androgynus) dan sebagian kecil lagi memakai daun suji/pudak (Dracaena angustifolia). Ini keunikan sekaligus kekhasan pertama dan kedua Tapai Gambut.

Pertama, Jenis penganan Tapai Lakatan atau Tape Ketan mungkin ada di berbagai daerah di Indonesia dan mungkin masing-masing mempunyai ciri khas berbeda-beda, salah satunya Tapai Lakatan Gambut dari Kalimantan Selatan yang mempunyai ciri khas tidak dibungkus apapun dan dibentuk bulat-bulat seperti kelereng dengan ukuran sedikit lebih besar. Kalau di daerahmu seperti apa wujud Tapai Lakatannya?

Baca Juga : Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun