Kalau minggu lalu saya mengulas tentang sensasi menikmati kuliner Soto Banjar yang termasuk varian Soto Banjar "klasik" dan sajian Musik Panting yang ikonik di satu tempat yang eksotis di tepian Sungai Martapura, Banjarmasin bernama Kedai Soto Bang Amat, termasuk sedikit mengulas Banjarmasin sebagai Kota Soto karena keunikan Soto Banjar-nya yang mempunyai 4 ragam varian yaitu Soto Banjar Klasik, Soto Kuin, Soto Bapukah dan Soto Kuning (Soto Banjar Kotabaru), maka sekarang giliran varian Soto Banjar lainnya yang akan naik ulas! Yaitu Soto Banjar Ayam Bapukah.Â
Baca Juga Yuk :Â Menikmati Musik Panting & Soto Banjar di Tepian Sungai Martapura Banjarmasin
Apa sih Soto Banjar Ayam Bapukah itu? Apa bedanya dengan varian Soto Banjar lainnya? Yuuk, simak ulasannya sambil menyediakan camilan atau makanan kesukaan kamu lainnya agar tidak menelan ludah jika kebetulan ketemu dengan bagian-bagian tulisan yang menggiurkan he...he...he...
Di antara puluhan atau mungkin ratusan kedai Soto Banjar Bapukah yang bertebaran di Kota Banjarmasin, bagi saya tetap saja Soto Banjar Bapukah/Bapulas H. Anang yang lokasinya di gang kecil jalan Pekapuran A RT. 8 RW. 02 Banjarmasin ini juaranya.Â
Baca Juga : Sarapan Lontong Tampusing Ma Haji, Kuliner "Bahari" Khas Banjarmasin
Kedai Soto Banjar Ayam Bapukah H. Anang ini konon telah melewati tiga generasi atau kira-kira sudah ada sejak 50 tahunan yang lalu dan dikenal sebagai kedai yang pertama kali mempopulerkan salah satu varian Soto Banjar dengan "inovasi" pada tampilan saji, kelengkapan isian dan cita rasa yang berbeda dengan kebanyakan Soto Banjar yang lain dan varian Soto Banjar itu sekarang begitu terkenal dengan sebutan Soto Banjar Bapukah.
Jadi nama lengkap kedai ini sekarang menjadi Soto Banjar Ayam Bapukah/Bapulas. Alasannya, agar menjadi pembeda! Karena sekarang sudah banyak kedai atau warung makan Soto Banjar baru yang bermunculan, mengekor menggunakan kata "Bapukah" sebagai identitasnya.
Baca Juga :Â Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin
Lantas apa sih maksud dari kata Bapukah dan Bapulas yang menjadi ciri khas dari Soto yang pertama kali diperkenalkan oleh H. Anang Akhmad dan istrinya Hj. Rohana di kedai sederhana yang mengambil lokasi di halaman rumah pribadinya di muara dari jembatan yang menghubungkan kampung Pekapuran A dengan Pekapuran B di Jalan Kolonel Sugiono.
Makna lugas dari kata Bapukah pada kalimat frasa Soto Banjar Ayam Bapukah, berarti lauk berupa potongan bagian ayam yang telah dimasak dengan bumbu khusus yang disajikan sebagai teman makan Soto Banjar ini dalam menyajikannya tidak dipotong menggunakan alat apapun, tapi hanya dipatahkan dengan menggunakan kekuatan dan ketangkasan tangan saja. Biasanya, "prosesi"detik-detik si peracik soto mematah bagian-bagian ayam ini menjadi moment atraksi yang ditunggu oleh pengunjung. Sedangkan makna lugas dari Bapulas, sebenarnya masih satu rangkaian dengan proses bapukah atau mematah tadi. Jadi Bapulas atau memelintir bagian ayam itu sebenarnya termasuk bagian dari proses mematah bagian-bagian ayam
Untuk isian lainnya seporsinya kurang lebih sama saja, yaitu lontong yang diiris tipis (Soto) atau nasi (sop), soun, telur itik rebus iris tipis juga, perkedel kentang, toping bawang goreng dan daun sop/seledri.Â
Baca Juga :Â "Mie Bancir" Cita rasa Mewah Khas dari Banjarmasin
Dari segi cita rasa, ini yang saya sebut unik! dari beberapa kedai Soto Banjar Bapukah yang bertebaran di Banjarmasin hampir semuanya mempunyai cita rasa yang mirip walaupun tidak otentik.
Di antara kedai Soto Banjar Ayam Bapukah yang ada, tetap saja Soto Banjar Ayam Bapukah H. Anang yang buka mulai pukul 06.00 WITA sampai sekitar pukul 17.00 WITA ini yang menurut saya cocok untuk lidah pendatang dari Jawa Timur seperti saya atau dari daerah lain yang terbiasa dengan budaya kuliner dengan cita rasa masakan gurih asin.Â
Gambaran cita rasa Soto Bapukah H. Anang di atas, tentu sangat berbeda dengan varian Soto Banjar lainnya yang biasanya bercita rasa gurih cenderung manis dengan kuah yang keruh karena racikan dari campuran ragam rempah-rempah, susu cair dan kuning telur bebek dalam kuah.
Disinilah saya pertama kali mencicipi kuliner bernama "Soto Banjar", ketika pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Antasari alias Kalimantan Selatan, sekitar 20 tahun yang lalu.
Uniknya, suasana sederhana dari kedai ini tetap terjaga sampai sekarang. Selain lokasinya yang menurut saya sangat tidak layak dan tidak masuk akal "teori marketing" untuk menjadi spot kuliner yang ikonik dan bahkan menjadi rujukan banyak pelanggan tanpa mengenal waktu. Jangan datang tepat jam sarapan pagi atau jam makan siang. Jangankan dapat tempat duduk untuk makan, bisa masuk gangnya saja harus bersyukur bro!! He..he...he...
Baca Juga Yuk :Â Terbujuk Nostalgia, Bakwan Malang "Pikulan" Ini Sedapnya Unik
Di ruangan ini, ragam pajangan yang menghias dindingnya masih sama dengan beberapa tahun yang lalu saat terakhir kali saya berkunjung dengan beberapa sahabat blogger dari Pulau Jawa yang tengah berkunjung ke Banjarmasin.
Ada foto Guru Sekumpul, ulama kharismatik dari Martapura yang akan selalu anda temui di semua rumah makan, toko, warung, kedai dan beberapa penginapan di Banjarmasin dan sekitarnya.Â
Sesekali di sini ada pemusik jalanan yang unjuk kreasi dengan menyanyikan lagu-lagu Banjar bahari atau lama yang tentunya akan semakin menambah nikmat suasana.
Kalau kamu berkesempatan berkunjung ke salah satu kedai Soto Banjar legendaris dan ikonik di Banjarmasin ini, jangan harap kamu akan mendapati spot-spot foto yang instgrammable, selain spot berupa kesederhanaan sebuah ruang yang menyimpan sejuta kenangan dari ribuan bahkan mungkin jutaan penikmat soto bapukahnya yang memang benar-benar bercita rasa juara! Mau Mencoba?
Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H