Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Cara Kreatif Urang Banjar Melestarikan Sasirangan

6 Juni 2019   23:31 Diperbarui: 7 Juni 2019   21:23 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Motif Sasirangan di botol AMDK/kaekaha

Mengenal Kain Sasirangan
Kain sasirangan adalah kain tradisional khas suku Banjar yang sebagian besar berdomisili di bagian tenggara Pulau Kalimantan yang sekarang kita kenal sebagai Propinsi Kalimantan selatan. Nama "Sasirangan" sendiri sebenarnya merupakan sebuah kata kerja yang diadopsi dari cara atau proses pembuatan kain. 

"Sa" berarti "satu" dan "sirang" berarti "jelujur/lajur". Secara harfiah sasirangan bisa dimaknai sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian diwarnai dengan cara dicelup dengan warna serta bahan pilihan (sintetis/alami) sesuai dengan kebutuhan  pewarnaan.

Sasirangan motif kombinasi/kaekaha
Sasirangan motif kombinasi/kaekaha
Menurut budayawan Banjar, H.M. Syamsiar Seman dalam buku karyanya “Sasirangan Kain Khas Banjar”, setidaknya dikenal 21 motif tradisional kain Sasirangan, diantaranya;

Seperti sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), hiris gagatas (irisan kue gagatas), kambang sakaki, ingkang, bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang(garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), ular lidi, Mayang maurai, dan jajumputan (jumputan). 

Selain itu ada pula kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putrid menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), dan banawati (warna pelangi).

Menurut sejarahnya, masing-masing motif kain sasirangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam pemanfaatannya, khususnya dalam ritual upacara adat suku banjar. Ada yang khusus untuk batatamba (pengobatan orang sakit), laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung/jarik untuk perempuan), dan lain sebagainya.

Kopiah Sasirangan/kaekaha
Kopiah Sasirangan/kaekaha

Seiring dengan semakin mendunianya kain Sasirangan, memang ada pergeseran pada peruntukan kain sasirangan. Sekarang, kain sasirangan tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari ritual adat suku Banjar semata, tapi sudah melebar dan meluas melampaui batas-batas sakral sebagaimana fungsi awalnya. 

Sekarang, ditangan-tangan kreatif, kain kebanggan masyarakat Kalimantan Selatan ini telah menjelma menjadi berbagai produk seni yang menakjubkan, bahkan dalam beberapa tahun terakhir Sasirangan mulai bertransformasi dalam ragam bentuk dan aplikasi yang lebih bervariasi. 

Cara Simpel, kreatif dan Anti ribet Melestarikan Sasirangan.
Kreativitas urang Banjar melestarikan Sasirangandimulai dari keberaniannya untuk out of the box, yaitu keluar dari pakem Sasirangan sendiri.

Jika melihat dari asal usul namanya, Sasirangan merupakan proses yang hanya bisa diaplikasikan pada kain saja. Ini yang dibikin simpel sama urang Banjar! Sekarang, Sasirangan bisa diaplikasikan secara kreatif menjadi ornamen estetis penghias berbagai obyek produk, seperti dinding bangunan, mobil, taman, jembatan, kue bahkan pepohonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun