Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

"Horeee", Akhirnya Kami Panen Buah Matoa

5 November 2018   12:48 Diperbarui: 6 November 2018   08:37 2414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rimbun daun dan buah Matoa (Foto : @kaekaha)

Kelengkeng Irian atau Kelengkeng Papua, begitu warga di komplek tempat tinggal saya di Banjarmasin menyebut buah Matoa (Pometia pinnata) yang bentuknya bulat lonjong seperti buah pinang dengan ukuran mirip telur puyuh yang citarasa manisnya bulat legit ini. 

Mungkin, karena pohon buah yang ciri daunnya berbentuk jorong sepanjang kira-kira 30-40 cm dengan lebar 8-15 cm dengan permukaan yang tebal dan kaku, pangkal daun tumpul dengan ujung runcing, tepinya rata dan bertulang menyirip, serta mempunyai permukaan atas dan bawah yang halus serta berlekuk kedalam pada bagian pertulangan daun ini konon tumbuh sangat subur di habitatnya diberbagai kelas hutan didaratan Papua.

Baca Juga : Hutan dalam Pohon, Ide Sederhana Menambah Pabrik O2 di Lahan Terbatas Perkotaan

Meskipun buah Matoa selalu identik dengan Papua atau Indonesia Timur, bukan berarti kita tidak bisa ikut menikmati legitnya manis buah yang masih satu keluarga (family) dengan buah rambutan ini, yaitu famili Sapindaceae

Buah Matoa sendiri, meskipun masih sangat jarang ditemukan di penjaja buah di pinggir-pinggir  jalan, tapi buah yang mempunyai citarasa nano-nan0 nan unik ini sudah mulai bisa dijumpai hampir di seluruh Indonesia, walaupun masih terbatas di supermarket-supermarket tertentu dengan harga bervariasi di masing-masing daerah, tapi rata-rata semuanya relatif mahal dibanding jenis buah-buahan yang lain. 

Pohon Matoa kami tingginya hanya sekitar4-5 meter saja (Foto : @kaekaha)
Pohon Matoa kami tingginya hanya sekitar4-5 meter saja (Foto : @kaekaha)
Di komplek tempat tinggal saya di Banjarmasin, pohon buah Matoa ini bisa tumbuh sangat subur dan menghasilkan rumpun buah yang lumayan banyak. Menurut Mas Pardi, orang pertama yang menanam pohon Matoa di samping rumahnya. Pohon Matoa bisa berbuah banyak karena mengikuti percabangannya yang juga banyak. 

Jadi, jika ditanam di halaman rumah dalam komplek, Pohon Matoa yang bisa tumbuh meraksasa sampai setinggi 50 meter dengan diameter batang bisa mencapai 1 meter ini harus sering-sering dipangkas, selain agar pohon tidak tinggi menjulang dengan sering dipangkas, tumbuh cabangnya juga semakin banyak sehingga kemungkinan muncul rumpun buah juga semakin banyak.

Rumpun Buah Matoa di masing-masing Percabangan (Foto : @kaekaha)
Rumpun Buah Matoa di masing-masing Percabangan (Foto : @kaekaha)
Hari Minggu kemarin merupakan momen yang kami tunggu-tunggu! Kemarin merupakan panen perdana kami atau tepatnya saya dengan Mas Pardi tetangga yang kebetulan menanam pohon Matoa hasil pembiakan biji sekitar 3 atau 4  tahun yang lalu. 

Momen panen perdana ini menjadi sedikit heboh karena buah ini masih tergolong langka di komplek kami di Banjarmasin dan kami berniat membagi-bagikan hasil panen kepada  tetangga dan orang yang kebetulan lewat di depan rumah agar ikut merasakan citarasa buah yang oleh sebagiaan orang diinterpretasikan sebagai perpaduan antara tekstur daging buah kelengkeng, segarnya buah rambutan dan harumnya buah durian ini. 

Buah Matoa jenis Papeda yang kami tanam (Foto : @kaekaha)
Buah Matoa jenis Papeda yang kami tanam (Foto : @kaekaha)
Hasilnya, "Dasar nyaman banar manisnya! Buah apa ni ngarannya (Memang enak manisnya! Apa nama buah ini?)" Ujar Mang Kapi, bos air mineral yang kebetulan lewat depan rumah.

"Kawakah manukar buahnya? Manisnya legit banar!" (Bisakah beli buahnya? Manisnya legit sekali!)" Ujar Julak Ali, Kaum (marbot) di Musholla kami.

"Eeeenaak...nak...enak! Agi..agi...abah agi, manis..." Kata dede Hilal yang dari tadi gak berhenti menikmati si manis Matoa.

Dedek Hilal sudah habis berapa buah Matoanya? (Foto : @kaekaha)
Dedek Hilal sudah habis berapa buah Matoanya? (Foto : @kaekaha)
Fakta  Si Manis Legit dari Papua

Citarasa manis legit Buah Matoa bukan lagi menjadi rahasia masyarakat Indonesia timur atau khususnya Papua semata, segarnya buah Matoa sekarang telah menjadi tren sekaligus idola baru untuk buah meja dirumah-rumah masyarakat yang secara geografis jauh dari tanah Papua. 

Baca Juga : Banjarmasin Pagi Ini, Serasa di "Dunia Lain"

Meskipun Buah Matoa (Pometia pinnata) sejauh ini dikenal orang berasal dari Papua, tapi sejatinya Buah Matoa tidak hanya tumbuh di tanah Papua saja, Matoa juga tumbuh subur mulai dari Sri Lanka, Kepulauan Andaman, Asia Tenggara, sampai ke Papua, Papua Nugini, Fiji dan Samoa. Sedangkan di Indonesia sendiri, selain di Papua Buah Matoa juga bisa ditemukan di Sulawesi, Maluku, Jawa, Kalimantan.

Rimbunnya dedaunan pohon matua (Foto : @kaekaha)
Rimbunnya dedaunan pohon matua (Foto : @kaekaha)
Hanya saja di masing-masing daerah atau negara di atas, Buah Matoa mempunyai julukan atau nama yang berbeda-beda satu sama lainnya. Di Papua New Guinea atau kita biasa menyebutnya dengan Papua Nugini,  buah matoa dikenal dengan sebutan “Taun”. 

Di Sumatera Utara buah ini dikenal dengan nama pakam, di Minangkabau buah ini dikenal dengan nama langsek anggang, di Jawa Barat buah ini dikenal dengan nama leungsir dan di Pulau Jawa ada yang menyebutnya dengan nama mata sapi atau kayu sapi. Selain itu di beberapa derah lainnya buah matoa juga disebut dengan ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng, lengsar, mutoa, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah  matoa sebenarnya juga ada di luar Papua.

Khusus di Papua sendiri, dikenal ada dua jenis matoa yang terkenal, yaitu matoa kelapa dengn ciri umum, biasanya kulit buahnya berwarna hijau dan tekstur daging buahnya kenyal dan kering. Sedangkan jenis kedua adalah matoa papeda, kulit buahnya berwarna merah keunguan, dan tekstur daging buahnya lembek dan sedikit lengket.

Rimbun daun dan buah Matoa (Foto : @kaekaha)
Rimbun daun dan buah Matoa (Foto : @kaekaha)
Berkhasiat

Salah satu daya tarik Kelengkeng Papua ini  adalah khasiat paket komplit  yang dimiliki bagi kesehatan. Daging buah Matoa yang segar mengandung banyak sekali vitamin C dan E, bisa berfungsi sebagai antioksidan yang bisa menangkal radiasi, membersihkan  racun dalam tubuh dan meningkatkan kekebalan serta daya tahan  tubuh. 

Selain itu juga dipercaya bisa mengatasi ambeien, melancarkan peredaran darah dalam tubuh, mencegah hipertensi, menghambat pertumbuhan sel kanker dan tumor dalam tubuh, dan juga mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dini, menyamarkan garis halus seperti keriput.

Daging Buah dan biji Buah Matoa (Foto : @kaekaha)
Daging Buah dan biji Buah Matoa (Foto : @kaekaha)
Tetapi ada yang harus diingat! Buah Matoa ini juga banyak sekali mengandung glukosa jenuh, jadi mengkonsumsinya sebatas secukupnya saja ya! Karena, jika terlalu banyak bisa menyebabkan "mabuk".

Relatif Mahal

Harga rata-rata buah Kelengkeng Papua ini  di berbagai daerah memang bervariasi tapi mempunyai kesamaan pada level harganya yang tergolong mahal jika di bandingkan dengan harga jenis buah-buahan lainnya. Kenapa begitu? 

Bibit Anakan dari Biji Siap Tanam (Foto : @kaekaha)
Bibit Anakan dari Biji Siap Tanam (Foto : @kaekaha)
Pertama, meskipun pohon buah Matoa ini relatif mudah ditanam dimana saja, tapi posisinya masih belum dikenal secara luas, baru sebagian masyarakat saja yang tertarik untuk menanamnya dan yang tertarik untuk menanam itupun biasanya hanya menanam 1 atau 2 batang bibit di halaman rumah dengan maksud untuk peneduh sekaligus menutup rasa penasaran dengan buah yang katanya berasal dari pedalaman hutan Papua itu.  

Kedua, pohon buah matoa ini hanya bisa berbuah satu kali dalam setahun. Mereka berbunga pada bulan Juli-Oktober, dan berbuah tiga sampai empat bulan kemudian. 

Baca Juga : Mengenal Belungka Batu, "Buah Ramadhan" Masyarakat Banjar

Ketiga, ukuran bongsor tegakan pohon Matoa yang termasuk tanaman keras ini,  di habitat aslinya tinggi rata-ratanya bisa mencapai 18 meter dan maksimal mencapai 50 meter dengan diameter maksimal mencapai 1 meter, kebayangkan bagaimana memanen buahnya? Mungkin ini juga menjadi pertimbangan sendiri, bagi masyarakat untuk membudidayakan.

***

Yuk kita tanam lagi buah-buahan lokal Indonesia, termasuk buah Matoa yang mempunyai citarasa enak, nano-nano nan unik dan tentunya mempunyai nilai ekonomi yang sangat menjanjikan, selain itu lingkungan kita akan semakin asri, segar, menyehatkan dan menentramkan. Mari kita kembalikan negeri kita sebagai negeri yang Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta lan Raharja! Dari sekarang, dari diri kita ,dan dari buah Matoa...

Lingkingan Asri Komplek perumahan kami (Foto : @kaekaha)
Lingkingan Asri Komplek perumahan kami (Foto : @kaekaha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun