Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Fauzan Noor dan Muhammad Zohri, Dua Juara Dunia yang Berbeda Nasib

22 Juli 2018   03:51 Diperbarui: 22 Juli 2018   14:49 3532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja, seluruh bangsa Indonesia terkesiap, terkesima dan takjub oleh kisah viral dari seorang anak muda berumur 18 tahun kelahiran Lombok Utara, NTB, Lalu Muhammad Zohri. Campur aduk rasanya ketika melihat video kemenangan Zohri berikut drama yang menyertainya di lintasan lari 100m dalam ajang Kejuaraan dunia junior di Tampere, Finlandia beberapa waktu yang lalu.

Polemik tentang bendera merah putih yang dibawa Zohri pasca kemenangannya, latar belakang ekonomi keluarga Zohri yang teramat sederhana sampai nasib baik Zohri setelah drama kemenangannya viral di dunia maya, semuanya seakan telah menyihir seluruh bangsa ini. Ada harapan, ada kekecewaan, ada tangis haru bahagia semua bercampur jadi satu, semua melebur dalam kebanggaan.

Viral-nya prestasi membanggakan Lalu Muhammad Zohri berikut drama yang menyertainya, ternyata ikut membuka kembali kisah-kisah heroik putra-putra terbaik bangsa ini yang "kebetulan" tidak mendapatkan perhatian yang selayaknya oleh pihak-pihak terkait dan berwenang  seperti apa yang dialami Zohri sebelum kisahnya viral di dunia maya.

Salah satunya yang sedang viral dan menjadi buah bibir masyarakat Indonesia adalah kisah perjalanan Fauzan Noor, pemuda dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjuarai even WASO World Championship, yaitu event Karate Tradisonal tingkat Dunia di Praha, Ceko akhir 2017 yang lalu.  

Pertandingan Final Fauzan di ajang WASO World Championship (Foto : Facebook Fauzan Noor)
Pertandingan Final Fauzan di ajang WASO World Championship (Foto : Facebook Fauzan Noor)
Drama Pertama

Keberangkatan Fauzan Noor bersama pelatihnya Mustafa, ke Praha Ceko, sejak awal memang sudah dilingkupi dengan drama.

Karena Federasi (FKTI) tidak mempunyai dana untuk memberangkatkan mereka, mereka berdua harus pontang-panting mencari pinjaman. Untuk membuat paspor berikut “sangu”, Mustafa dipinjami oleh adiknya, sedangkan Fauzan meminjam tabungan ibunya yang seorang tukang pijat.

Dengan modal semangat dan nekat, mereka memutuskan berangkat ke Jakarta dan untuk menghemat mereka tidur dirumah sensei.

Untuk berangkat ke Ceko, mereka dibantu oleh seorang anggota dewan yang mau menalangi biaya sekaligus mengurus semua persyaratan dan kebutuhan untuk berangkat ke Ceko. Sedangkan pihak panitia di Ceko juga memberi bantuan (baca : talangan) kepada mereka berdua selama mereka di Praha, tapi harus dibayar setelah even selesai atau kalau mereka mau pulang ke Indonesia!

Akhirnya dengan bekal semangat dan nekat ditambah mie instan, roti dan snack kacang mereka berangkat ke Ceko dan selama 2 minggu di sana hanya memegang uang yang setara dengan 600 ribu rupiah.

Dimana Negara?

Mereka berdua berangkat mewakili FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia), yaitu organisasi yang menaungi mereka berdua. Ada nama Indonesia di organisasi yang mereka wakili. Artinya, diakui atau tidak mereka memang mewakili bangsa dan negara Indonesia di ajang WASO World Championship tersebut

Meski mewakili negara, mereka ternyata berangkat secara mandiri ke Praha, Ceko. Pertanyaannya dimana posisi negara, dalam hal ini mungkin kementerian pemuda dan olahraga!? Atau KONI? Atau Mungkin PB FORKI sebagai induk Olahraga Karate di Indonesia!?

Uniknya, dalam wawancara di acara Hitam Putih Trans TV yang dipandu oleh Deddy Corbuzier, Mustafa pelatih Fauzan Noor mengatakan  “Selama ini, dana untuk mengikuti even-even diluar negeri memang biaya mandiri. Federasi memang tidak mempunyai uang atau anggaran untuk keperluan itu. Kalaupun ada dana, biasanya bersifat inisiatif pribadi."

Misal, kalau kebetulan ada uang, ketua federasi biasanya memberi bantuan. Sedangkan untuk meminta bantuan kepada pemerintah, mereka menyatakan “tahu diri”, karena mekipun secara legal telah diakui sebagai cabang olahraga tapi menurutnya FKTI belum ditempatkan ke KONI”. Lho kok bisa!? Ada apa ini?

Isi wawancara anatara Fauzan Noor dan pelatihnya Mustafa di acara Hitam Putih secara lengkap bisa dilihat di link youtube berikut :

Ini yang menarik! Sepertinya inilah pangkal dari semua polemik ini. Inilah penyebab kenapa kemenangan Fauzan Noor, putra seorang tukan pijat dari Banjarmasin, diajang kejuaraan dunia yang diakui dunia justeru sunyi senyap di negerinya sendiri Indonesia!

Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dan tidak diketahui oleh masyarakat! Bagaimana status dan atau hubungan antara FKTI dengan PB FORKI sebagai induk semua olahraga beladiri karate di Indonesia?  Begitu juga dengan KONI, sebagai “manajemen” induk dari semua cabang olahraga yang ada di Indonesia ?


Drama Kedua

Perjalanan Fauzan Noor, meraih titel juara dunia di ajang WASO World Championship tersebut, ternyata juga tidak semudah yang dibayangkan.

Untuk bisa mengibarkan merah putih di Ceko, Fauzan Noor harus melalui drama yang cukup berat!

Pada partai final, karyawan salah satu mini market jaringan nasional ini harus bertarung melawan “jagoan” tuan rumah yang mempunyai berat 20 kg lebih berat dan 30cm lebih tinggi dari Fauzan dan yang perlu publik ketahui, cara bertarung karate tradisonal sangat khas! Mereka bertaung tanpa kelas dan tanpa protector layaknya pertandingan beladiri lainnya.

Bisa membayangkan bagaimana penampakan musuhnya!? Atau justru membayangkan bagaimana jalannya pertandingan? Gak usah dibayangkan! Tonton aja langsung videonya dibawah ini…

Drama Babak Ketiga

Pasca meraih juara dunia di ajang WASO World Championship di Praha, Ceko, aktivitas dan rutinitas Fauzan Noor dan pelatihnya Mustafa serta komunitas Federasi Karate Tradisional Indonesia berjalan normal seperti biasa! Seperti saat mereka belum meraih titel juara dunia. Semuanya adem ayem saja!

Fauzan tetap bekerja di mini market dan tetap berlatih keras dengan semangat yang tak pernah luntur. Untuk yang satu ini, Fauzan mengatakan bahwa beladiri ini sudah menjadi kebutuhan seumur hidup, tidak ada berhentinya apapun keadaanya.

Semuanya berubah ketika masyarakat disuguhi viral-nya drama Lalu Muhammad Zohri. Masyarakat, khususnya orang-orang (warganet) di sekitar Fauzan Noor akhirnya membandingkan drama Fauzan Noor dengan Lalu Muhammad Zohri, khususnya berbagai macam bentuk dan jenis “perhatian” yang diberikan kepada mereka berdua yang bagaikan bumi dengan langit! Sangat jauh berbeda…

Jika Zohri konon ditawari masuk TNI tanpa tes, Fauzan Noor sempat ditolak untuk mendaftar Satpol PP Kota Banjarmasin, karena memang tidak ada lowongan untuk Satpol PP.

Jika Zohri mendapatkan penghargaan berupa materi yang melimpah dari berbagai pihak, Fauzan Noor sama sekali tidak mendapatkan apapun!

Fauzan Noor sesaat setelah menjadi juara dunia (Foto : Facebook Fauzan Noor)
Fauzan Noor sesaat setelah menjadi juara dunia (Foto : Facebook Fauzan Noor)
Lantas apa bedanya Zohri dan Fauzan?

Mungkin seperti itulah inti dari sebagian besar pertanyaan warganet terkait fenomena “Juara dunia dalam kesenyapan” Fauzan Noor.

Adakah pihak-pihak yang merasa terkait bisa memberikan jawaban!?

Zaman memang telah berubah! Ruang dan waktu sekarang tak lebih dari sekedar ruang imajiner yang datar, tanpa batas dan tanpa sekat! Tidak terlalu lama menunggu jawaban!

Setelah kisah Juara Dunia Fauzan Noor menjadi viral dan diberitakan diberbagai media, Alhamdulillah jawaban dan perhatian itu benar-benar datang! 

Termasuk apresiasi dari Kemenpora, melalui Siaran Pers No. 8/Kemenpora/7/2018 yang diunggah pada hari Kamis, 19 Juli 2018 di situs resmi Kemenpora dengan judul Siaran Pers No. 8/Kemenpora/7/2018: Apresiasi Kemenpora Terhadap Karateka Juara Dunia Fauzan Noor

Sayangnya, kenapa harus menunggu berbulan-bulan? Kenapa harus menunggu viral? Banyak pihak yang menyayangkan hal ini. Tapi sudahlah, semua tetap harus disyukuri! Ini pelajaran berharga untuk kita semua...

Mungkin semua sepakat, kita mengkhawatirkan fenomena Fauzan Noor dan Lalu Muhammad Zohri yang “telat” mendapat perhatian ini jangan-jangan layaknya fenomena gunung es yang hanya nampak puncaknya saja!?

Siapa menabur, dia pasti akan memetik! Bagaimana pendapat anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun