Banjarmasin, Kota dengan konfigurasi dan karakteristik alam Paling Unik dan Indah Di Dunia
Kota Banjarmasin telah dikenal luas dengan julukan Kota 1000 Sungai. Julukan ini merujuk pada banyaknya jumlah sungai yang membelah daratan Kota Banjarmasin. Konfigurasi alam yang unik ini jika dilihat dari udara justeru memperlihatkan wilayah Kota Banjarmasin seperti kumpulan pulau-pulau kecil yang disatukan oleh sungai.
Banyak kalangan yang menilai bahwa keunikan konfigurasi dan karakteristik alam khas Kota Banjarmasin yang banyak dialiri sungai dengan berbagai ukuran, tidak dimiliki oleh kota manapun di dunia ini, merupakan "modal besar" bagi pembangunan jangka panjang dan apabila komitmen tata kelola dan proses eksploitasinya bisa dilakukan dengan baik dan benar, tidak menutup kemungkinan bisa memberikan peluang kepada Kota Banjarmasin untuk menjadi sebuah kota dengan tata ruang dan landscape paling unik dan indah di dunia. Hal ini pernah diutarakan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc, ketika bersama empat peneliti IPB lainnya berkunjung ke Banjarmasin dalam kaitan kerjasama antara IPB dengan Pemko Banjarmasin dalam upaya pemanfaatan sungai sebagai aset pembangunan untuk mendukung kemajuan Kota Banjarmasin beberapa waktu yang lalu.
Elemen strategisnya, pemerintah Kota Banjarmasin secara hitung-hitungan sudah mempunyai modal besar berupa keunikan konfigurasi dan karakteristik alam seperti disebutkan Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc diatas, sehingga kedepan tanpa "dibiayai" sekalipun (ibaratnya), Kota Banjarmasin bisa berkembang dengan sendirinya menjadi sebuah kota yang maju dengan rakyat yang sejahtera, karena efek pariwisata yang maju pasti akan mendatangkan devisa yang besar bagi peningkatan perekonomian rakyat.
Fakta Pembangunan Infrastruktur Kota Banjarmasin
Secara umum, Kota Banjarmasin yang tumbuh dan berkembang di tepian Sungai Barito, salah satu sungai terlebar dan terpanjang di Indonesia ini, rata-rata ketinggian permukaan tanahnya adalah sekitar 60 cm di bawah permukaan laut. Kondisi yang tidak lazim untuk sebuah area pemukiman apalagi perkotaan ini, menyebabkan sebagian besar lahan Kota Banjarmasin didominasi lahan-lahan basah akibat pengaruh pasang surut gaya hidrodinamik sungai Barito. Hal ini juga mempengaruhi pola pembentukan lingkungan Kota Banjarmasin, baik rancang bangun arsitektur bangunan maupun perkembangan arsitektur tata ruang kota yang tidak terlepas dari keberadaan sungai sebagai elemen utama pembentuk wilayahnya.
Secara riil, akibat dari perubahan orientasi pembangunan dari karakter “kota sungai” menjadi “kota darat” ini, sebagian besar bangunan ditepi sungai lebih banyak memilih untuk "memunggungi" sungai! Sehingga, sungai atau kanal kota cenderung menjadi backyard atau latar belakang saja. Kondisi ini memberi pengaruh teknis dan psikologis yang sangat penting terhadap eksistensi dari keberadaan fisik dan fungsi teknis maupun estetis sungai atau kanal di Kota Banjarmasin.