Belungka Batu si Buah Ramadhan
Nama buah "Belungka Batu", sebagian masyarakat Banjar menyebutnya dengan "Belungka Masak" atau "Belungka Rakah", mungkin tidak familiar alias tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia di luar lingkungan masyarakat Banjar, di Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.Â
Buah yang termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae/ Cucumber Family ini lebih populer dan dikenal oleh masyarakat khususnya di Pulau Jawa bagian barat dengan nama Timun Suri.Â
Secara umum masyarakat Banjar menyebut belungka untuk jenis tanaman timun, ketimun atau mentimun (Cucumis sativus L), mungkin dasar penyebutan Belungka Batu untuk jenis buah ini lebih merujuk pada bentuk umum dan dominan dari jenis buah ini yang relatif mirip dengan buah mentimun, lonjong dan memanjang meskipun ukurannya jauh lebih besar.Â
Menurut keterangan dari wikipedia, meskipun masih satu suku belungka batu berbeda dengan jenis mentimun walaupun bentuk buahnya menyerupai mentimun. Secara morfologi dan sitologi ia tidak sama dengan mentimun. Bentuk daun dan ukuran bijinya lebih mendekati blewah atau melon.Â
Selain itu, banyak kromosom inti selnya 2x= 2n = 24 yang sama dengan semua anggota Cucumis lainnya, kecuali mentimun (2x = 2n = 14). Nah...lho! Berikut, klasifikasi/taksonomi dari buah belungka batu :
- Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants
- Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
- Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
- Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
- Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons
- Sub classis/Sub Kelas : Dilleniidae
- Ordo/Bangsa : Violales
- Familia/Suku : Cucurbitaceae/ Cucumber Family
- Genus/Marga : Cucumis L./ Melon
- Species (Jenis/ spesies) : Cucumis melo L. var reticulatus Naudin
- Binomial Name/Nama Latin : Cucumis melo L. var reticulatus Naudin
- Common Nama/Nama Umum : Chinese Hami Melon
Berbeda dengan di Pulau Jawa bagian barat, di Pulau Jawa bagian timur (daerah Jawa Timur), buah belungka batu atau timun suri ini kurang begitu populer, masih kalah pamor dari buah blewah atau buah timun mas yang mempunyai kandungan air dan rasa manis lebih tinggi.
Sehingga, selain sebagai campuran membuat es buah, Buah blewah dan Timun Mas bisa dikonsumsi secara langsung sebagai asupan buah-buahan, tidak seperti buah belungka batu atau timun suri meskipun sama-sama mengandung unsur kalium tinggi yang bermanfaat untuk menjaga kesegaran tubuh, tapi rasanya yang agak hambar tidak cocok untuk dikonsumsi langsung sebagai asupan buah-buahan.Â
Belungka batu lebih cocok untuk campuran es buah saja, bahkan masyarakat Banjar lebih sering menjadikan es buah tanpa campuran buah yang lain, hanya dengan menambahkan sirup, susu dan es batu secukupnya.
Sedangkan inovasi diversifikasi produk untuk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petani lebih memilih untuk bersikap pragmatis dengan hanya menanam buah Belungka batu ketika permintaan sedang memuncak di seputar bulan Ramadhan saja.
Belungka Batu di Kalimantan Selatan
Buah Belungka Batu di Kalimantan Selatan, hampir semuanya dipasok dari daerah Kabupaten Tapin, khususnya dari desa Batang Lantik, yang sebagian besar warganya memang berprofesi sebagai petani kebun. Sekedar informasi, Daerah kabupaten Tapin memang dikenal sebagai salah satu penghasil produk pertanian di Kalimantan Selatan.Â
Selain di plot sebagai sentra bawang merah dan kentang, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil cabai yang konon mempunyai indeks rasa pedas tertinggi di dunia, yaitu cabai Hiyung. Â Bahkan sebagai pengakuan, pada tahun 2012 Kementerian Pertanian, melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian telah menerbitkan sertifikat varietas lokal Cabai Hiyung sebagai cabai yang posisinya masih terpedas di Indonesia. Woooow!
 Di sepanjang jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan lintas/poros Kalimantan yang menghubungkan berbagai propinsi di Kalimantan sekaligus etalase Kota Banjarmasin tersebut, juga tidak luput dari membanjirnya pedagang buah belungka batu. Biasanya para pedagang mengkombinasikannya dengan berdagang buah lainnya seperti semangka, melon, juga blewah.Â
 Sayang, bila dibandingkan dengan keluarganya yang lain, harga per-kg buah belungka batu dipasaran pedagang di sepanjang Jl. Ahmad Yani relatif tergolong murah, yaitu Rp. 6000/kg. Coba bandingkan dengan blewah yang datang dari Surabaya, harga per-kg-nya mencapai Rp.15.000-20.000,-
Bagi masyarakat Banjar, Belungka batu bukan hanya sekedar buah semusim yang hadir setahun sekali saja, tapi sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat untuk meramaikan pernik kuliner dan asupan bergizi yang menyegarkan selama bulan Ramadhan.
 Sebagai buah "Ramadhan", tentu kehadiran si Timun Batu akan selalu dirindukan ketika bedug mulai bertalu-talu sepanjang petang di Bulan Suci yang penuh dengan berkah ini. Mau merasakan sensasinya? Yuk jalan-jalan Ramadhan ke Banjarmasin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI