[caption caption="Pohon Ketapang (Terminalia catappa)"][/caption] Kalau istilah pohon dalam hutan, mungkin sudah biasa kita dengar bahkan ketahui bentuk dan perwujudannya, tapi kalau hutan dalam pohon....? Nah ini dia yang kepingin saya share....
Kebetulan saya sekarang tinggal di Kota Banjarmasin, salah satu kota yang menurut saya cukup panas dengan rata-rata suhu udara siang hari berkisar antara 26-33 derajat, sehingga bikin gerah atau ungkeb (bhs jawa) mungkin karena kelembaban udara yang tinggi. Iklim Kota Banjarmasin yang menurut saya lumayan ekstrem ini dipengaruhi oleh posisi Kota yang berada di dataran rendah, bahkan teramat rendah karena kabarnya posisinya sekarang 60-80cm dibawah permukaan air laut. Posisi ini menyebabkan wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya didominasi oleh kantong-kantong lahan basah berupa sungai dan rawa-rawa lebak dengan kedalaman bervariasi.
[caption caption="Lahan rawa lebak di daerah Sungai Lulut, Kota Banjarmasin"]
Keberadaan lahan basah yang mendominasi sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin, juga memberi kontribusi besar terhadap  panas dan tingginya kelembaban udara Kota Banjarmasin. Menurut tetangga saya yang asli urang banjardan kebetulan mengajar ilmu alam di sebuah madrasah, logikanya begini berbeda dengan daratan yang cepat menyerap panas dan cepat melepas panas, sifat air sebaliknya, lambat menyerap panas dan lambat pula melepas panas. Ini yang terjadi di Banjarmasin. Jadi, stabilnya panas suhu udara  dipicu oleh pelepasan panas secara perlahan oleh air yang menggenangi sebagian besar Kota Banjarmasin (logika mudahnya, Kota Banjarmasin seperti berada di atas bejana perebus air yang direbus di tempat terbuka di siang hari bolong! Kebayang kan gimana rasanya....he...he...he...) dan puncak pelepasan panas akan terjadi ketika matahari mulai menghilang atau ketika malam tiba. Jadi jangan dikira bila malam hari suhu udara akan turun! Justru semakin gerah dan pengap.Â
Selain itu, panas suhu udara juga disebabkan oleh terbatasnya tegakkan vegetasi tanaman pelindung yang seharusnya tumbuh diseputar kota yang kesegaran hijau daunnya tidak hanya meneduhkan dan menyejukkan mata saja, tapi juga berfungsi sebagai penyerap CO2 sekaligus produsen O2 plus sebagai filterdari tajamnya tusukan sinar matahari siang yang terkadang bisa sampai ke tulang! ...he...he...Hiperbol ya...!
[caption caption="Komplek perumahan di tengah rawa lebak"]
Keterbatasan tegakan tanaman pelindung di Kota Banjarmasin secara umum disebabkan oleh keterbatasan lahan daratan yang ada dan komitmen pembangunan yang kurang berpihak pada sisa-sisa tegakkan pohon yang masih ada. Sebagai salah satu contoh, desain pembangunan jalan layang Gatot Subroto dan pelebaran akses Jalan A. Yani sebagai penunjangnya beberapa waktu yang lalu tanpa disadari telah melenyapkan puluhan pohon-pohon pelindung produktif yang ada di sekitarnya. Â Dilematis !? Terserah deh mau di sebut apa.....
Berangkat dari fragmentasi "panas" ala Kota Banjarmasin itulah muncul ide untuk menambah pabrik O2 di lahan sempit seperti lingkungan rumah tinggal saya. Di rumah saya yang tanpa halaman, untungnya ada pohon ketapang yang tumbuh sendiri di sela-sela dinding pagar dengan selokan. Pohon ketapang inilah yang menjadi obyek ide iseng saya.
[caption caption="Anggrek ini tumbuh dalam jepitan batang pohon ketapang"]
Awalnya saya menempelkan atau lebih tepatnya menaruh beberapa batang tanaman anggrek di sela-sela dua batang pohon ketapang (Terminalia catappa), jadi seolah-olah batang anggrek dan akarnya seperti dijepit oleh kedua batang tadi. Eh...lha kok batangnya tumbuh dan lama-kelamaan mengeluarkan bunga, putih kecoklatan.begitu juga dengan anggrek kedua yang saya tempelkan diatasnya. Berbunga indat pada waktunya....
[caption caption="Cantikkan bunga angreknya?"]
Saking senengnya, akhirnya saya memindahkan sekitar empat jenis tanaman anggrek lagi yang entah apa nama dan jenisnya' sekaligus saya taruh diatasnya. Kali ini, tanaman anggrek saya pindahkan dengan rumahnya, alias tempat dia nempel, yaitu batang dalam tanaman pakis yang sudah di gergaji berbentuk kotak-kotak. Ditempat asalnya, tanaman anggrek saya seperti hidup segan mati tak mau! Alhamdulillah, ditempat yang baru, saya ikat di sela-sela cabang batang pohon ketapang hidupnya seperti lebih terjamin, terus mengeluarkan cabang baru dan ujung-ujungnya berbungaaaaaa! Waduuuuh, kalau sedang berbunga rasanya nggak mau kemana-mana deh...ingin memandangnya terus!
[caption caption="Ada tiga-empat jenis anggrek"]
[caption caption="Satu jenis anggrek lagi"]
Dari sini, saya melihat ada perubahan dilingkungan saya, sejak masing-masing tanaman anggrek mengeluarkan bunganya baik secara bersamaan maupun bergiliran banyak tetangga bahkan orang yang lewat sering berhenti di bawah pohon ketapang di depan rumah saya yang kebetulan sangat rindang karena bentuk susunan batang tempat tumbuh daunya yang seperti payung raksasa. Ada yang sekedar berteduh sesaat karena kepanasan, ada juga yang ingin melihat bunga anggrek yang kebetulan sedang berbunga dengan warna ungu yang cantik, bahkan ada juga paman penjual pentol dan tukang sol sepatu yang hampir tiap hari "ngetem"disitu untuk beberapa saat. Diantara mereka ada yang bertanya tentang bunga-bunga anggrek yang tumbuh subur di pohon ketapang tersebut. Sebagian besar pertanyaan mereka adalah nama dan jenis anggrek tersebut plus pengaruh posisi hidup mereka yang menempel di pohon inang (tanaman epifit)terhadap kehidupan pohon inangnya! Hayo apa kira-kira jawabannya ya....?
[caption caption="Bunga anggrek sedang mekar di pabrik O2"]
Kalau pertanyaan terkait nama dan jenis tanaman anggreknya, jelas saya tidak tahu jawaban detailnya. Kalau untuk pertanyaan kedua, terkait kehidupan tanaman epifit yang menempel pada inang sih Insha Allah tidak menggangu tanaman inangnya. Sebagian besar mereka bertanya, kalau di tempelkan di pohon Mangga apakah pohon mangganya tetap bisa berbuah secara normal? Jawaban saya....Insha Allah! he...he...he....
[caption caption="Anggrek dari jenis yang berbeda sedang mekar, cantik ya...?!"]
Setelah sekitar setahun tidak menambah koleksi tanaman yang ditempel di batang pohon ketapang, akhirnya muncul ide lagi untuk menambah jenis tanaman baru untuk ditempel, gara-gara ketika berjalan-jalan di pasar Ahad Kertakhanyar yang tiap Minggu pagi juga dipenuhi oleh berbagai pedagang tanaman hias, saya melihat tanaman Simbar Menjangan (Platycerium bifurcatum)dan Kadaka (Asplenium nidus) yang keduanya kebetulan hidupnya memang menempel di pohon atau bebatuan. Seperti lagu Iwan Fals "Kereta Tiba Pukul Berapa?... Tawar menawar harga pas tancap gas!
[caption caption="Simbar Menjangan (Platycerium bifurcatum)"]
[caption caption="Kadaka (Asplenium nidus)"]
Sesampai di rumah, kedua tanaman itu langsung saya ikat dengan kawat di batang pohon ketapang. Simbar menjangan di posisi paling atas, sedang kandaka saya tempelkan bedekatan dengan si anggrek. Alhamdulillah setelah hampir setahun, kedua tanaman ini tidak hanya sekedar semakin membesar dan menghijau, tapi ternyata juga beranak pinak menjadi banyak. Bahkan yang membuat saya heran adalah munculnya tanaman epifit paku-pakuan liar yang ikut tumbuh di dalam rumpun.
[caption caption="Tanaman paku-pakuan liar yang ikut tumbuh"]
Alhamdulillah, sekarang saya mendapatkan banyak manfaat dari ide iseng saya menambah pabrik O2 di dalam pabrik O2 satu-satunya di depan rumah saya. Selain menambah pasokan O2 untuk lingkungan tempat tinggal saya (meskipun mungkin belum signifikan), rumpun hijau segar di bagian batang pohon ketapang dan munculnya bunga-bunga warna-warni dari 5 jenis anggrek yang tertempel disitu ternyata selain bikin adem di mata dan fikiran juga menginspirasi banyak tetangga saya untuk membuat kreasi yang sama.
[caption caption="Anakan/cabang muda yang tumbuh dari patahan"]
Beberapa tetangga mulai ada yang meminta batang anggrek untuk di tempel di pohon peneduh di rumah masing-masing. Kebetulan saya memang sudah mempersiapkan untuk itu. Batang-batang tua anggrek yang sudah tidak produktif biasanya saya potong, selain untuk merangsang tumbuhnya tunas muda juga sekalian untuk mengurangi populasi batang yang semakin membengkak jumlahnya. Batang-batang hasil pemangkasan ini saya taruh di media tanam agar bisa muncul tunas. Inilah yang biasa saya berikan kepada tetangga-tetangga. Â Alhamdulillah bisa bersedekah....
[caption caption="Anakan Simbar Menjangan yang terus bermunculan"]
Eh, ada lagi yang semakin membuat hati saya sekarang lebih berbunga-bunga demi melihat pabrik O2 di depan rumah saya tersebut, yaitu mulai hadirnya burung-burung di pohon ketapang tersebut, bahkan beberapa diantaranya ada yang mebuat sarang di rumpun tanaman simbar menjangan. Suara kicaunya di pagi hari menjadi orkestra alam yang begitu langka di kawasan perkotaan seperti di Banjarmasin. Menariknya lagi, beberapa kali saya melihat kehadiran salah satu binatang langka untuk wilayah perkotaan, yaitu lompatan energik binatang seperti tupai di pohon tersebut. wooooow!
[caption caption="Hutan dalam pohon"]
[caption caption="Hutan dalam pohon"]
[caption caption="Inilah penampakan Pabrik O2, Hutan Dalam Pohon"]
Inilah yang saya sebut, ide sederhana menambah pabrik O2 di lahan perkotaan yang terbatas. Ternyata efek manfaatnya bisa melebar kemana-mana. Mudah-mudahan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H