Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apresiasi Dialogis, Analogi Pelacur Berjilbab dan Logika Terbalik Suluk Lir-Ilir

8 Mei 2016   02:20 Diperbarui: 8 Mei 2016   21:04 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. 

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut", pengemis itu melanjutkan perkataannya. 

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW". 

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.

Selain kisah diatas, kisah konseptual penuh hikmah para Sunan yang tergabung dalam Walisongo saat menyebarkan ilmu tauhid di Pulau Jawa juga sangat layak untuk diapresiasi. Metode "gerakan dakwah" para sunan dinilai sangat visioner. Mereka dinilai sudah menerapkan aspek manajerial dalam menyebarkan ajaran Islam, khususnya manajemen organisasi dan manajemen strategi yang dikelola secara konsisten, solid, rasional, sistematis, harmonis dan kontinyu sehingga proses dakwah menjadi relatif lebih efektif dan efisien. 

Diantara strategi dakwah Walisongo yang paling jitu dan terkenal adalah ide Sunan Kalijogo atau Raden Said yang menjadikan seni dan budaya sebagai media dakwah dengan cara memasukkan filosofi, simbol dan ungkapan tauhid dalam beberapa unsur budaya Jawa, seperti seni ukir, wayang, gamelan, dan seni tetembangan suluk. Kata "suluk" yang dikenal dalam seni wayang tradisonal Jawa berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya ...Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Tembang suluk gubahan Sunan Kalijogo yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Selain itui beliau juga menggagas baju takwa yang mengadopsi dari surjan, baju khas pria dari Jawa Tengah, perayaan sekatenan, gerebeg maulud, serta lakon carangan/karangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu. 

wayang-pandawa-lima-572e31318ffdfd2c0b7e7d9f.jpg
wayang-pandawa-lima-572e31318ffdfd2c0b7e7d9f.jpg
Pandawa Lima jadi perlambang dari Lima rukun Islam (grafis : sutrasurga)

Dari kisah dakwah inspiratif sekaligus inovatif Rasulullah dan Walisongo diatas, saya mendapatkan 2 (dua) keyword atau kata kunci yaitu, (keutamaan) akhlak dan strategi (pendekatan budaya). Menariknya, dengan ke-2 keyword itu baik Rasulullah maupun Walisongo sepertinya tidak perlu lagi menambahkan istilah atau embel-embel yang memberikan kesan Islami secara eksplisit, sehingga si Yahudi Buta dan masyarakat Jawa lebih fokus pada materi yang menjadi inti dari dakwah yang secara tidak langsung di ajarkan kepada mereka. Coba kalau dibalik! Misalkan Rasulullah sebelum menyuapi si Buta mengatakan aku Muhammad atau aku orang Islam, tentu si buta pasti langsung menolak dari awal. Begitu juga seandaianya Sunan Kalijogo memberi judul karya seni wayangnya dengan judul " Intisari Bacaan Kalimat Syahadat"  atau istilah suluk diganti dengan Fasluki subula rabbiki zululan atau bisa juga seandainya judul tembang suluk  "Gundul gundul Pacul" yang sarat makna filosofis diganti menjadi "Jalan Islami mengemban amanah" misalkan, bisa jadi kisahnya akan lain. Disinilah saya melihat adanya penerapan strategi yang cerdas! Rasulullah dan Sunan Kalijogo jeli membaca situasi dan kondisi medan dakwahnya. Beliau berdua paham benar kapan saatnya secara eksplisit menyatakan inilah konsep syariah atau Islami seperti yang dituntunkan dalam Aquran dan As Sunnah! 


Shalawatan Suluk Lir-lilir (Video : youtube-lia lestari)

Dalam konteks perbankan Syariah, 2 (dua) keyword atau kata kunci yaitu, (keutamaan) akhlak dan strategi (pendekatan budaya) diatas, menurut saya juga bisa dijadikan keyword bagi sosialisasi perbankan syariah ke masyarakat Indonesia. 

Tentang keutamaan akhlak, aplikasinya tentu dengan menerapkan konsep syariah secara utuh dan bulat, bukan 1/4, 1/2 atau 3/4 saja, tapi secara utuh bulat atau orang Jawa mengatakan bunder ser! Lantas kalau ada pertentangan dengan hukum positif gimana? Karena dari awal konsep perbankan syariah mengikrarkan diri menerapkan konsep syariah (Islam) sebagai rujukan, otomatis semua harus dikembalikan ke sumber hukum asalnya Al  Quran dan As sunah (hadist)  dan atau Ijmak, Qiyas, Ijtihad, Istihsan, Urf, Istishhab. Dengan menerapkan hukum syariah secara total, adalah jaminan bagi keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan seperti 3 (tiga) pilar ekonomi syariah yang diterapkan di Indonesia. Apabila keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan benar-benar sudah menjadi dasar dari pola perbankan syariah di Indonesia, Insha Allah tanpa embel-embel kata syariah sekalipun sistem perbankan gaya baru dari ilmu tua yang bertuah ini pasti dicari orang! Sehingga dengan sendirinya istilah analogi pelacur berjilbab  tidak akan pernah ada atau paling tidak kedepan tidak akan menggema lagi.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun