[/caption]Masjid Sabilal Muhtadin atau dikenal juga dengan sebutan Masjid Raya Banjarmasin merupakan salah satu masjid terbesar dan termegah yang menjadi salah satu landmark Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.
Kubah utama masjid yang terbuat dari logam tembaga berwarna keemasan dengan diameter mencapai 38 meter terlihat sangat unik, begitu juga 5 (lima) kubah pada menara yang ukurannya lebih kecil, sekitar 5-6m di ketinggian 45 m untuk menara utama dan 21 m untuk 4 (empat) menara pendamping.
Desain arsitektur kubah ini terinspirasi dari tanggui, caping penutup kepala tradisonal khas masyarakat suku Banjar yang terbuat dari rangkaian daun nipah yang biasa dipakai petani dan nelayan beraktivitas. Bentuk kubah ini merupakan salah satu bentuk dialektika Islam dengan budaya lokal Suku Banjar yang paling mudah dilihat, sekaligus menjadi ciri khas keunikan Masjid yang dibangun pada tahun 1981 ini.
Nama tersebut merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa ulama besar yang selama hidupnya memperdalam dan mengembangkan agama Islam di Kerajaan Banjar atau Kalimantan Selatan sekarang ini.
Ulama besar yang juga dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan ini tidak hanya dikenal dan dihormati di lingkungan Kesultanan Banjar saja, tapi juga seluruh Nusantara, bahkan mancanegara.
Beliau juga dikenal dan dihormati oleh umat Islam dan para alim ulama yang tersebar di Malaka, Filipina, Bombay, Mekkah, Madinah, Istambul dan Mesir. Makam beliau di daerah Kelampayan, Martapura, Kabupaten Banjar ini sejak lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religius di Kalimantan Selatan.
[/caption]Di dalam lingkungan area Masjid Sabilal Muhatadin terbagi atas Bangunan Utama masjid, plaza dan menara, bangunan pendukung (kantor MUI, BAZNAZ, administrasi, aula, dll), Lembaga Pendidikan, tanah lapang dengan rumput hijau dan Ruang terbuka hijau (RTH) Hutan kota Masjid Raya.
Secara umum, desain bangunan utama masjid yang terdiri dari dua lantai seluas 5.250 m2 berikut area plaza dan menara yang tinggi menjulang dibalut oleh batuan marmer sekitar 14.830 m2, menjadikan suasana di dalam masjid terasa adem dan sejuk. Sangat representatif untuk melaksanakan berbagai kegiatan ibadah dengan khusyuk dan khidmat. Hal ini didukung oleh desain pintu dan jendela masjid yang sengaja dibuat tinggi dengan jumlah banyak dengan model terawang atau tembus udara dan cahaya secara langsung. Uniknya, pada 4 (empat) pintu utama yang terbuat dari tembaga ini didesain begitu cantik dengan memadukan kaligrafi Arab yang bertuliskan nama-nama 4 (empat) Khalifah dengan ornamen ukiran hias khas suku Dayak yang cantik. Demikian juga dengan jendela-jendelanya.
Ornamen hias yang terbuat dari lempeng tembaga ini begitu anggun dipadukan dengan kaligrafi bertuliskan huruf Arab berbahan sama yang disusun mengikuti alur ruas mihrab.
Sekali lagi, inilah sebuah dialektika cantik antara arsitektur Masjid Sabilal Muhtadin dengan hasil karya cipta budaya lokal yang menghasilkan perpaduan yang unik, cantik dan tentunya menambah estetika ruang dalam tempat ibadah terbesar bagi umat Islam di Kalimantan Selatan ini.
Sedangkan kaligrafi Asmaul Husna yang berisi 99 nama Keagungan Sang Maha Pencipta terlihat begitu cantik dan anggun menghiasi langit-langit masjid di bawah kaca patri yang berada tepat di bawah dinding penyangga kubah tanggui raksasa.
Lampu ini menurut kaum (pengurus/marbot masjid) terdiri dari 17 buah unit gantungan dengan ribuan bola kaca membentuk lingkaran bergaris tengah 9 m. Memunculkan kesan anggun dan cantik dalam balutan tema sederhana yang kental.
Dengan sendirinya, keberadaanya merupakan magnet tersendiri bagi aktifitas pariwisata masyarakat lokal Kota Banjarmasin. Letaknya yang strategis di tengah kota, berseberangan dengan area wisata menara pandang di siring Sungai Martapura dan ikon destinasi wisata baru berupa patung bekantan raksasa, menjadikan area ini tidak pernah sepi dari aktivitas masyarakat.
Di Masjid Sabilal Muhtadin diadakan kegiatan pengajian rutin oleh ulama terkenal Kalimantan Selatan, sedangkan di jalanan sekitarnya ada kegiatan car free daydan di sungai Martapura yang berada di seberangnya terdapat pasar terapung dan event-event sosial dan budaya lainnya.
Jadi jangan heran pada Hari Minggu, masyarakat Kota Banjarmasin dan kota-kota sekitarnya akan tumpah ruah di area ini. Yuk, jalan-jalan ke Kota Banjarmasin....