Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Masjidklopedi] Masjid Sabilal Muhtadin, Ruang Dialektika Budaya Kalimantan

26 Maret 2016   01:26 Diperbarui: 4 April 2022   13:18 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desain unik pintu utama Masjid Sabilal Muhtadin dengan Motif Dayak (Foto: @kaekaha)
Desain unik pintu utama Masjid Sabilal Muhtadin dengan Motif Dayak (Foto: @kaekaha)
Jendela terawang menghiasi dinding samping kiri dan kanan Masjid (Foto: @kaekaha)
Jendela terawang menghiasi dinding samping kiri dan kanan Masjid (Foto: @kaekaha)
Khusus untuk ornamen ukiran hias Suku Dayak, juga bisa ditemukan di sebelah kiri dan kanan mihrab utama tempat imam memimpin shalat berjamaah. 

Ornamen hias yang terbuat dari lempeng tembaga ini begitu anggun dipadukan dengan kaligrafi bertuliskan huruf Arab berbahan sama yang disusun mengikuti alur ruas mihrab. 

Sekali lagi, inilah sebuah dialektika cantik antara arsitektur Masjid Sabilal Muhtadin dengan hasil karya cipta budaya lokal yang menghasilkan perpaduan yang unik, cantik dan tentunya menambah estetika ruang dalam tempat ibadah terbesar bagi umat Islam di Kalimantan Selatan ini.

Ornamen Suku Dayak yang menghiasi kiri dan kanan mihrab (Foto: @kaekaha)
Ornamen Suku Dayak yang menghiasi kiri dan kanan mihrab (Foto: @kaekaha)
Untuk interior di dalam ruangan utama masjid, hiasan kaligrafi bertuliskan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam bentuk khat indah bergaya Naski, Diwani, Riqah, Tsulus dan Kufik berbagai ukuran yang terbuat dari tembaga, mempercantik ruangan utama masjid. Kaligrafi yang paling mencolok dengan ukuran yang besar terlihat menghiasi dinding di sebelah kiri dan kanan mihrab. 

Sedangkan kaligrafi Asmaul Husna yang berisi 99 nama Keagungan Sang Maha Pencipta terlihat begitu cantik dan anggun menghiasi langit-langit masjid di bawah kaca patri yang berada tepat di bawah dinding penyangga kubah tanggui raksasa. 

Kaligrafi Asmaul Husna yang menghiasi langit-langit seputar kubah tanggui raksasa (Foto: @kaekaha)
Kaligrafi Asmaul Husna yang menghiasi langit-langit seputar kubah tanggui raksasa (Foto: @kaekaha)
Selain itu, hiasan interior di dalam masjid yang terlihat khas selain tampilan kaligrafi dan ornamen Suku Dayak yang memesona adalah keberadaan lampu gantung hias (chandelier) yang tepat tergantung di tengah-tengah ruangan di bawah kubah tanggui raksasa. 

Lampu ini menurut kaum (pengurus/marbot masjid) terdiri dari 17 buah unit gantungan dengan ribuan bola kaca membentuk lingkaran bergaris tengah 9 m. Memunculkan kesan anggun dan cantik dalam balutan tema sederhana yang kental.

Lampu hias ruang utama masjid yang terlihat sederhana dan anggun (Foto: @kaekaha)
Lampu hias ruang utama masjid yang terlihat sederhana dan anggun (Foto: @kaekaha)
Masjid yang mampu menampung jamaah sebanyak 15.000 orang, dengan rincian 7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman plaza ini, sebagian besar dinding serta lantai bangunan, menara dan turap plaza, termasuk juga sebagian dari kolam pancuran di bagian depan, berlapiskan marmer indah dengan kesan mewah, sedangkan untuk tempat mengambil air wudhu, dinding dan lantainya dilapisi dengan porselein, sedang untuk halaman plaza keseluruhannya dilapis dengan keramik.

Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: Koleksi Pribadi)Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: @kaekaha)
Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: Koleksi Pribadi)Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: @kaekaha)
Selain pesona bangunan fisik dan berbagai ornamen indah yang menghiasi interior dan exterior Masjid Sabilal Muhtadin, area halaman luar masjid yang luas, hijau dan segar dengan berbagai koleksi tumbuhan tanaman langka merupakan oase menyegarkan bagi masyarakat Kota Banjarmasin, terlebih Kota Banjarmasin dikenal sebagai daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata daratannya 60 mdpl yang mempunyai iklim panas dengan kelembaban tinggi, sehingga siang maupun malam akan selalu terasa gerah.

Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: @kaekahai)
Tempat wudhu terbuka di halaman masjid (Foto: @kaekahai)
Pohon-pohon besar yang tumbuh di halaman Masjid Sabilal Muhtadin (Foto : @kaekaha)
Pohon-pohon besar yang tumbuh di halaman Masjid Sabilal Muhtadin (Foto : @kaekaha)
Hutan Kota Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan Taman Maskot yang ada di sebelahnya serta hutan kota milik Korem di seberang jalan yang banyak ditumbuhi tanaman-tanaman besar berkayu keras seperti angsana, rambutan, mangga, mahoni, kelengkeng dll merupakan kawasan terbuka hijau yang masih tersisa di Kota Banjarmasin. 

Dengan sendirinya, keberadaanya merupakan magnet tersendiri bagi aktifitas pariwisata masyarakat lokal Kota Banjarmasin. Letaknya yang strategis di tengah kota, berseberangan dengan area wisata menara pandang di siring Sungai Martapura dan ikon destinasi wisata baru berupa patung bekantan raksasa, menjadikan area ini tidak pernah sepi dari aktivitas masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun