Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Lampu Disko 2016", Kado PLN untuk Kalimantan Selatan dan Tengah!

2 Februari 2016   00:30 Diperbarui: 2 Februari 2016   19:45 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi janji manis PLN untuk tidak mengganggu Bulan Suci Ramadhan dan lebaran dengan "lampu disko" menjadi catatan serius bagi Hasby Mahbara, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Kalimantan Selatan. "Prinsipnya permasalahan PLN bisa dipahami, masalahnya PLN sering tidak menepati janjinya sendiri! Kali ini, PLN harus benar-benar konsisten dengan janjinya, jangan sampai meleset dan masyarakat dikecewakan lagi" (Banjarmasin Post, Sabtu 30 Januari 2016). Apalagi untuk mendapatkan pasokan listrik dari PLN, masyarakat tidak gratis alias bayar! Harus tepat waktu lagi! iya kan Pak?

Kekhawatiran dan kecemasan mendalam juga dirasakan oleh Direktur Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, Rumah Sakit terbesar di Kalselteng, Hj. Suciati. Ada tiga ruangan fital utama dalam rumah sakit yang tidak boleh putus dari aliran listrik sedetik pun, yaitu ruang operasi, ICU (Intensive Care Unit), dan ICCU (Intensive Cardiology Care Unit). Makanya beliau meminta kepada PLN, agar RSUD Ulin mendapatkan prioritas bebas "lampu Disko".

(Gambar : Tribun Manado)

Berkaitan dengan masalah "lampu disko" di Kalselteng, ada pernyataan menarik dari Taufik Arbain, S.Sos M.Si, dosen FISIP Universitas Lambung Mangkurat yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah, Unlam yang dimuat Harian Banjarmasin Post, Rabu 2 Desember 2016. Menurutnya, 20 tahun sudah PLN tidak bisa mengatasi masalah "lampu disko" di wilayah Kalselteng. Anehnya, permasalahannya yang dikemukakan PLN tetap itu-itu juga! Debit air pembangkit yang turun drastis di musim kemarau, adanya mesin yang rusak atau dalam perawatan dan gangguan transmisi.

20 tahun bukanlah waktu yang singkat! Kalau memang benar masalah ini sudah berlangsung selama itu, saya kira wajar kalau masyarakat akhirnya bertanya apa saja kerjaan PLN, selama ini? Alih-alih ada progress perbaikan, sepanjang tahun 2015 masalah "lampu disko" terus berlangsung. Tercatat, pada bulan November 2015, pemadaman bergilir oleh PLN semakin jadi dan semakin parah tidak sesuai jadwalnya. Jeda waktu pemadaman semakin sempit dan durasi pemadaman semakin lama bisa sampai 6-7 jam, bahkan tidak jarang sampai seharian full.

Masalahnya bukan hanya panas dan kepanasan saja, tapi merembet ke mana-mana. Banyak bidang usaha yang terganggu bahkan lumpuh karena kado "lampu disko" dari PLN. Situasi ini jelas sangat mengganggu stabilitas ekonomi mikro maupun makro. Tidak itu saja, stabilitas keamanan regional juga terusik. Celakanya, ternyata tahun 2016 kinerja kelistrikan PLN bukannya lebih baik, tapi justru lebih parah dibanding tahun 2015! Baru saja masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah memasuki tahun 2016 dengan beban kondisi perokonomian yang terseok-seok, ibarat hidup segan mati tak mau dikejutkan dengan berita kado "lampu disko" dari PLN yang statusnya sudah masuk stadium lanjut, GAWAT DAN DARURAT! Ampun...ampun...ampun!

 

(Gambar : Banjarmasin Post)

Pernyataan lebih keras datang dari Riswandi, anggota Komisi III DPRD Kalsel yang menyebut pembelian mesin dari Tiongkok sebagai penyebabnya! "Kalau beli mesin yang betu-betul", katanya. Sementara itu Dr H Fauzan Ramon SM MH, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Banjarmasin (YLPKB) Kalimantan Selatan mengatakan, seharusnya anggota dewan selain meminta keterangan dari pihak PLN Kalselteng, juga harus "bergerak" ke pusat untuk menanyakan masalah "lampu disko" ini ke Dirut PLN dan Menteri ESDM menanyakan masalah "lampu disko" ini, termasuk soal mesin-mesin listrik yang beroperasi di PLN Kalselteng selama ini. Selain masalahnya sudah lama dan berlarut-larut, pemadaman yang terus berlangsung sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat. Hal ini tidak boleh dibiarkan, harus segera dicarikan solusinya.

Kata ironis, bahkan kakeknya ironis sekalipun, sepertinya tidak cukup untuk menggambarkan kondisi kelistrikan di wilayah Kalsel-teng. Masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah seperti anak ayam yang kelaparan bahkan mati di dalam lumbung padinya sendiri! Kalimantan Selatan dan Tengah selama ini dikenal sebagai gudangnya sumber energi batubara, salah satu sumber energi utama pembangkit listrik. Uniknya (sekaligus menyesakkan dada) konon daerah inilah penyuplai batubara terbesar berbagai pembangkit listrik di berbagai daerah di Indonesia. Weleh..weleh...weleh...

Melihat dan merasakan semua fakta kelistrikan di Kalimantan (Selatan dan Tengah) yang seperti ini, apakah salah? Kalau kami menjadi “iri” dengan pelayanan kelistrikan di Pulau Jawa-Bali! Jangankan terdengar adanya pemadaman bergilir sampai hampir setahun, mati lampu saja tidak pernah ada beritanya! Kalaupun terdengar ada permasalahan kelistrikan, kesannya “cepat beres”! Amat sangat berbeda dengan Kalimantan dan mungkin semua daerah di luar Jawa. Atau yang paling gampang dicari parameternya, mungkin pertanyaan ini bisa membantu. "Pernah dengar atau baca berita, PLTU Paiton/Suralaya sering overhaul? Apalagi sampai mengakibatkan Pulau Jawa dan Bali mengalami pemadaman bergilir? Maaf, Ini fakta yang harus dijawab kawan!  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun