Tipikal jalan menuju Kota Sangatta dari Kota Samarinda didominasi oleh tanjakan dan turunan yang dikombinasi dengan tikungan-tikungan tajam yang berkelok-kelok, kami bisa dibilang sangat jarang bertemu dengan jalur lurus datar dengan panjang lebih dari 500 meter! Keren kan? Tapi itulah hebatnya Datsun Go+ Panca, dengan medan yang lumayan ekstrim dan menantang seperti itu tetap bisa berakselerasi secara maksimal, hebatnya lagi tetap bisa memberikan kenyamanan dan keamanan maksimal kepada semua penumpang yang ada di dalam kabin. Good Job, Datsun! Akhirnya, sekitar puluk 19.00 WITA kami mulai memasuki kota Sangatta, negeri kecil penghasil batubara terbesar di Kalimantan Timur.
 (Foto : Koleksi Pribadi)
----Â Adu Nyali di Jalur Tengkorak Sangatta-Tanjung Redeb ----
Â
(Foto : Koleksi Pribadi)
Bismillah, setelah berdoa bersama akhirnya kami tim #JagawRisers dan semua peserta Datsun Risers Expedition Kalimantan, berangkat menuju Kota Tanjung Redeb, Berau. Kali ini saya yang duduk di belakang kemudi. Jam tangan saya menunjukkan tepat pukul 07.30 WITA ketika start dimulai, sedangkan catatan kilometer pada speedometer mobil kami menunjukkan angka 8327 dengan kondisi bahan bakar full. Seperti sehari sebelumnya, tim kami selalu mencatat data-data tersebut guna mengetahui total jarak tempuh yang kami tuntaskan plus tingkat konsumsi bahan bakar mobil tunggangan kami Datsun Go+ Panca.
Keluar dari, area parkir Q Hotel Kota Sangatta, semua risers dan tim official lansung melaju teratur sesuai urutan angka mobil. Sekitar 15 menit pertama, para risers masih menjelajahi area Kota Sangatta yang pagi itu terlihat sudah mulai menggeliat aktifitas warganya. Sebagai kota kecamatan, Kota Sangatta memang tidak terlalu padat dan sibuk layaknya Kota Samarinda yang kemarin telah kita lalui. Beberapa saat berlalu, perjalanan risers mulai memasuki daerah tidak berpenghuni yang terlihat didominasi oleh lahan kosong pertambangan batubara baik yang masih aktif mapun yang sudah tidak aktif. Dari papan nama yang bertebaran di beberapa titik, area pertambangan yang terlihat masih aktif tersebut adalah milik salah satu perusahaan tambang batubara nasional yang namanya tentu sudah tidak asing di telinga, yaitu KPC (Kaltim Prima Coal) milik salah satu pengusaha nasional. Sedang yang tidak aktif lagi, terlihat tidak terurus dan terbengkalai tidak jelas siapa pemiliknya.
(Foto : Koleksi Pribadi)
Semakin jauh meninggalkan Kota Sangatta, jalanan yang kami lalui semakin menyempit dan menantang nyali. Terdapat beberapa ruas yang aspalnya terkoyak, sehingga perlu ekstra hati-hati untuk melintasinya. Kontur geografis wilayah Sangatta-Tanjung Redeb yang berbukit-bukit dengan hutan lindung di sekelilingnya menyebabkan sepanjang jalan yang kami lalui layaknya mengendarai roller coaster di tengah hutan. Bergelombang, tanjakan, turunan dengan tingkat kecuraman sedang, luar biasa, sampai yang super ekstrem plus kelokan dengan variasi tikungan biasa sampai hampir berputar 180 derajat dengan lengkung putar yang relatif sempit, belum lagi di sebelah kiri atau kanan sebagian besar adalah jurang-jurang menganga dengan kedalaman sampai puluhan meter yang tidak jarang terkombinasi dengan badan jalan yang tinggal 1/3-nya saja, karena longsor. Wooooooooe! Sereeeeeem! Tapi memang inilah yang harus kami lalui, alam liar Kalimantan yang masih perawan dan sangat menantang bagi para petualang seperti kami, semua risers.