Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fantastis! Harga Dua Jenis Ikan Ini Sama dengan Harga Daging Sapi

19 Januari 2016   00:09 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lontong Sayur dengan potongan ikan haruan, khas Banjarmasin

Sumber gambar : tipsjalan

Kalau merunut asal usul ikan haruan yang dijual dipasar, menurut para pedagang ternyata pasokan berasal dari para pemancing bukan dari hasil budidaya (Sampai saat ini belum ada yang bisa membudidayakan ikan haruan dengan hasil maksimal baikdari segi kualitas maupun kuatitas). Artinya, ribuan ekor ikan haruan yang setiap hari menjadi menu santapan masyarakat Kalimantan Selatan yang diolah menjadi ketupat kandangan, lauk nasi kuning, sayur untuk lontong, haruan baubar (haruan bakar), 100% berasal dari kemurahan alam. weleh...weleeeeh. Belum lagi kebutuhan ikan haruan untuk farmasi yang sekarang lagi naik daun, setelah diketahui besarnya kandungan albumin dalam lendir dan daging ikan haruan yang sangat bermanfaat bagi penyembuhan luka, bahkan luka habis operasi cesar ibu-ibu yang melahirkan. Konon kandungan albumin dalam ikan haruan alam lebih sempurna jika dibanding ikan haruan yang diternak.

Selain itu, penyebab kelangkaan ikan haruan adalah penangkapan anakan ikan yang baru menetas secara bebas untuk keperluan konsumsi. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi kelangsungan keseimbangan ekosistem rawa, sungai dan persawahan rawa lebak, karena bisa mengakibatkan terputusnya rantai makanan dalam ekosistem.

Anakan ikan yang dijual bebas

sumber gambar : Banjarmasin Post

Penyebab kelangkaan lainnya adalah cara menangkap ikan yang tidak bersahabat dengan lingkungan, seperti menggunakan racun kimia/potas, strum dan bom ikan. Waduuuuh, rasanya tidak bisa bisa membayangkan seandainya sarapan pagi besok nggak ada lagi nasi kuning lauk ikan haruan!?

Mudah-mudahan, ekspose berita kelangkaan ikan haruan dan ikan papuyu yang menyebabkan kenaikan harga yang gila-gilaan diluar batas nalar ini, segera mendapatkan respon positif dari pemangku kebijakan dan semua pihak yang berkepentingan untuk turun langsung bersama msyarakat bahu membahu menyelamatkan plasma nutfah biota endemik yang juga komoditas ekonomi bernilai tinggi milik kita masyarakat Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Ayo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun