Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sangatta-Tanjung Redeb, Ajang Pembuktian Ketangguhan Datsun Go+ Panca

15 Januari 2016   01:54 Diperbarui: 17 Januari 2016   10:54 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Sangatta, Kutai Timur 

LINK INTERNET NYAWA KEDUA SEMUA RISERS-KOMPASIANERS

Selamat pagi, Sangatta! 

Itulah sapaan salam hangat penuh semangat dari para risers ketika mentari pagi mulai memendarkan cahaya kuning emasnya di timur langit Kota Sangatta,  kota kecamatan penghasil batubara terbesar di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. 

Semalam di Sangatta merupakan kenangan luar biasa yang tidak akan pernah terlupakan.  Sedih, suka dan bahagia semua berbaur dalam kebersamaan sebagai risers dalam Datsun Risers Expedition, Sedih karena koneksi internet yang "aneh", lha kok aneh?  Memang aneh,  sangat aneh malah!  Disaat semua risers yang otomatis juga Kompasianer (kecuali trio risers cewek Maya, Devi,  Achi) memerlukan koneksi internet untuk meng-upload reportase  masing-masing ke akun Kompasiana ternyata harus rela mengelus dada. Koneksi internet via wifi yang disediakan oleh pihak hotel tempat para risers menginap ternyata distribusinya tidak merata, memang ada sebagian yang bisa mendapatkan akses meskipun tidak terlalu lancar, tapi sebagian besar Kompasianer justeru tidak bisa mengakses layanan gratis tersebut. Celakanya,  layanan internet broadband dari beberapa provider seluler statusnya setali tiga uang alias sama saja tidak bisa diakses. Padahal,  para risers semuanya dituntut untuk mengirimkan reportase harian kegiatan Datsun Risers Expedition kualitas terbaik pada hari yang sama alias real time!  Waduuuuuh!

Memang semangat para risers-Kompasianer untuk setor reportase tidak juga mengendor meskipun situasi dan kondisi di lapangan sangat tidak mendukung. Bahkan beberapa diantaranya sampai rela tidak tidur semalaman demi berjaga kemungkinan munculnya link internet. Tapi sayang, keberuntungan sepertinya belum berpihak kepada sebagian besar para risers-Kompasianer, sampai pagi menjelang ternyata yang ditunggu-tunggu tidak juga datang. Sayang memang, niat para risers-Kompasianer memberikan informasi up to date seputar kegiatan Datsun Risers Expedition jadi "gatal" alias gagal total. 

Bagi para  Kompasianer internet merupakan nyawa kedua yang tidak bisa ditinggal atau tertinggal, karena setiap saat pasti sangat dibutuhkan. Seperti halnya saat ini, dalam Datsun Risers Expedition link internet sangat-sangat dibutuhkan oleh para risers. Setelah seharian melakukan perjalanan panjang dari satu titik daerah menuju daerah yang lain sesuai dengan rute yang telah ditentukan malam adalah saat yang paling ditunggu untuk melepaskan energi di otak yang telah merekam semua catatan perjalanan yang telah dilakukan. Jadi memang sayang beribu sayang kalau link internet akhirnya justeru memasung energi dalam otak yang seharusnya bisa dikonversi menjadi sebuah catatan perjalanan dalam bentuk tulisan yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Kenyataan "internet"  ini, sebenarnya sebuah pembuktian tidak sengaja yang dilakukan oleh para risers. Inilah wajah Kalimantan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Para risers yang berasal dari beberapa daerah berbeda, bisa melihat sendiri bagaimana isi pedalaman Kalimantan yang sebenarnya. Bagaimana fasilitas dan infrastruktur di daerah, bagaimana fasilitas umum di daerah?

366 KM, SENSASI MENANTANG DIBALIK KEMUDI

But show must go on! Para risers-kompasianers pagi hari ini Selasa,  12 Januari 2016 tetap harus melanjutkan jadwal perjalanan selanjutnya,  yaitu Kota Sangatta-Tanjung Redeb ibu kota Kabupaten Kutai Timur. 

Sesuai kesepakatan tim, pagi ini saya yang akan memulai start di belakang kemudi.  Setelah sarapan pagi di Q Hotel dan dilanjutkan dengan olahraga ringan sebagai pemanasan, sesi persiapan dilanjutkan dengan beberapa koordinasi teknis terkait kesiapan semua risers dan official untuk melajutkan perjalanan selanjutnya,  Kota Sangatta-Tanjung Redeb yang menempuh jarak sekitar 366km dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan. 

Angka meter start Q Hotel, Kota Sangatta

 

Angka meter finish di Rumah adat Dayak Miau Baru

 

Bismillah,  setelah berdoa bersama akhirnya kami tim #JagawRisers yang berada pada mobil 4 dan semua peserta Datsun Risers Expedition Kalimantan, berangkat menuju Kota Tanjung Redeb,  Kutai Timur. Jam tangan saya menunjukkan tepat pukul 07.30 WITA ketika start dimulai,  sedangkan catatan kilometer pada speedometer mobil kami menunjukkan angka 8327 dengan kondisi bahan bakar full. Seperti sehari sebelumnya,  tim kami selalu mencatat data-data tersebut guna mengetahui total jarak tempuh yang kami tuntaskan plus tingkat konsumsi bahan bakar mobil tunggangan kami Datsun Go+ Panca. Keluar dari,  area parkir Q Hotel Kota Sangatta,  semua risers dan tim official lansung melaju teratur sesuai urutan angka mobil.  Sekitar 15 menit pertama,  para risers masih menjelajahi area Kota Sangatta yang pagi itu terlihat sudah mulai menggeliat aktifitas warganya. Sebagai kota kecamatan,  Kota Sangatta memang tidak terlalu padat dan sibuk layaknya Kota Samarinda yang kemarin telah kita lalui.  

Beberapa saat berlalu, perjalanan risers mulai memasuki daerah tidak berpenghuni yang terlihat didominasi oleh lahan kosong pertambangan batubara baik yang masih aktif mapun yang sudah tidak aktif. Dari papan nama yang bertebaran di beberapa titik, area pertambangan yang terlihat masih aktif tersebut adalah milik salah satu perusahaan tambang batubara nasional yang namanya tentu sudah tidak asing di telinga,  yaitu KPC  (Kaltim Prima Coal) milik salah satu pengusaha nasional.  Sedang yang tidak aktif lagi, terlihat tidak terurus dan terbengkalai tidak jelas siapa pemiliknya.

Papan nama KPC

Jalanan yang kami lalui semakin menyempit dan terdapat beberapa ruas yang aspalnya terkoyak,  sehingga perlu ekstra hati-hati untuk melintasinya. Semakin jauh dari Kota Sangatta, jalan yang kami lalui semakin menantang, selain kerusakan jalan yang semakin meluas dan menyebar,  kontur geografis wilayah Sangatta-Tanjung Redeb yang berbukit-bukit dengan hutan lindung di sekelilingnya menyebabkan sepanjang jalan yang kami lalui layaknya mengendarai roller coaster di tengah hutan.

Alam Kalimantan

 

Bergelombang, tanjakan,  turunan dengan tingkat kecuraman sedang, luar biasa,  sampai yang super ekstrem plus kelokan dengan variasi tikungan biasa sampai hampir berputar 180 derajat dengan lengkung putar yang relatif sempit, belum lagi di sebelah kiri atau kanan sebagian besar adalah jurang-jurang menganga dengan kedalaman sampai puluhan meter yang tidak jarang terkombinasi dengan badan jalan yang tinggal 1/3-nya saja,  karena longsor.  Wooooooooe! Sereeeeeem! Tapi memang inilah yang harus kami lalui, alam liar Kalimantan yang masih perawan dan sangat menantang bagi para petualang seperti kami semua para risers.  

Tim #Jagaw Risers

CSR DATSUN DI DESA ADAT DAYAK MIAU BARU

Angka speedometer kami saat itu menunjukkan angka 8517, artinya kami sudah melakukan perjalanan sejauh 190 km dari titik Q Hotel, Kota Sangatta yang kami tempuh selama 6,5 jam perjalanan, ketika semua risers Datsun Risers Expedition diajak oleh official untuk berbagi CSR kepada anak-anak usia sekolah suku dayak di desa Miau Baru, Kecamatan Kombeng,  Kabupaten Kutai Timur. Desa yang selama ini lebih dikenal sebagai salah satu destinasi wisata budaya ini, memang luar biasa. Selain masih menjaga tradisi adat dayak dengan baik, dibuktikan  dengan masih terjaganya lamin atau rumah panjang sebagai simbol adat yang terus difungsikan,  dipertahankan dan dilestarikan sampai detik ini. 

Selain itu, desa ini bisa dijadikan contoh riil dari hidupnya budaya toleransi yang begitu luar biasa. Masyarakat dayak di desa ini bisa hidup berdampingan dengan para pendatang yang datang dan menetap didesa mereka yang tentunya mempunyai latar belakang suku,  agama,  ras dan golongan yang berbeda-beda dengan aman dan damai. Dalam acara CSR yang berdurasi sekitar 1 jam tersebut, acara dikemas sangat kreatif. Para risers dilibatkan secara langsung untuk menunjukkan kreatifitas kelompok masing-masing dalam memberikan influence berbagai pengetahuan dan keilmuan baru yang relevan dan bermanfaat bagi adik-adik dari SDN Miau Baru. Kami dari tim #JagawRisers, mengusung tema indahnya berbagi yang dikemas dalam bentuk dongeng dan game seru. Rangkaian acara CSR datsun diakhiri dengan makan bersama dan dilanjutkan dengan sesi eksplorasi rumah adat dayak miau baru dengan foto dan video. 

 

ROLLER COASTER DI TENGAH HUTAN KALIMANTAN

Setelah semua rangkaian acara CSR Datsun berakhir,  kami risers dan semua rombongan berpamitan kepada tetua adat setempat untuk melanjutkan peejalanan kami menuju Tanjung Redeb dengan estimasi perjalanan sekitar 5jam perjalanan. Tidak seperti perjalanan Kota Sangatta-Desa Miau Baru yang kiri kanan kami sepanjang perjalanan didominasi lahan tambang yang gersang dan vegetasi kebun sawit, peejalanan dari Desa adat Dayak Miau Baru menuju Tanjung Redeb, yang berjarak sekitar 170km lebih didominasi oleh hijaunya hutan hujan tropis Kalimantan yang masih perawan dengan pohon-pohon tinggi dengan kerapatan yang masih terjaga dengan baik. Meskipun kontur jalanan yang kami lalui masih sama seperti roller coaster tapi setidaknya pemandangan hijau disekitar kami bisa membuat segar mata dan paru-paru kami, sehingga mengurangi rasa jenuh dan lelah kami para risers setelah menempuh perjalanan jauh. 

Setelah melanjutkan perjalanan sekitar 3jam, semua rombongan Datsun Risers Expedition akhirnya memutuskan singgah sebentar di Kantor Kecamatan Kelay untuk sholat dan istirahat sekitar 30 menit, kebetulan di sini terdapat sebuah Masjid dan halaman Kantor Kecamatan Jelai Kabupaten Berau yang luas bisa menampung semua mobil rombongan Datsun Risers Expedition. Sampai disini angka speedometer mobil kami 8599, artinya jarak antara Desa Adat Dayak, Miau Baru dengan Kantor Kecamatan Kelay Kabupaten Berau adalah sejauh 82 km dan kami tempuh selama 3 jam perjalanan.

 

Para risers foto bersama di depan Kantor kecamatan Kelay, Kab. Berau

Setelah melaksanakan kewajiban Shalat Dhuhur dan Ashar yang di gabung (jamak qashar) sekaligus berdoa dengan meminta keselamatan dan kemudahan dalam perjalanan kepada yang Maha Kuasa, perjalanan menuju Tanjung Redeb Kita lanjutkan dengan hati dan pikiran yang lebih lapang dan fresh. Medan yang kami lalui masih relatif sama. Kiri kanan kami masih berupa jurang-jurang menganga yang dibalut oleh hijaunya dedaunan hutan hujan tropis Kalimantan yang maaih perawan, hanya saja kami mulai bertemu dengan peradaban manusia, berupa beberapa rumah dan perkampungan penduduk walaupun masih relatif jarang dan sedikit. 

 

KETANGGUHAN MESIN DATSUN MENGANTARKAN PARA RISERS SAMPAI TUJUAN

Ditengah perjalanan mendekati Maghrib,  kami para risers dikejutkan oleh berita salah satu mobil official yang memang mengawal kami dari jauh di belakang kehabisan bahan bakar ditengah hutan. Memang sepanjang perjalanan kami sama sekali tidak menemukan SPBU, untung mobil Datsun yang kami tunggangi irit jadi tidak perlu risau meskipun sepanjang jalan tidak ada SPBU. Selain itu ketahanan dan ketangguhan mesin Datsun Go + Panca tidak perlu diragukan lagi. Datsun mampu melibas dengan aman dan nyaman, turunan, tanjakan dan tikungan-tikungan super ekstrem, Saya membuktikan sendiri dengan mengendarainya sejauh 366km dari Kota Sangatta -Tanjung Redeb dengan waktu tempuh yang ralatif lama,karena pola dan sistem yang dipakai dalam event Datsun Risers Expedition kali ini adalah sistem konvoi yang mengharuskan selama perjalanan, semua mobil wajib berjalan sesuai dengan nomor urut masing-masing, tidak boleh saling mendahului. Sehingga perjalanan memakan waktu lebih lama sekitar dari waktu idealnya.

Semakin mendekati Kota Tanjung Redeb,  hutan hujan tropis Kalimantan yang menyegarkan mata perlahan-lahan menghilang berganti dengan pemukiman dan perkampungan rumah penduduk yang rata-rata tetbuat dari kayu dengan desain arsitektur dan ornamen khas adat dayak yang sudah dimodifikasi. Setelah sekian lama melaju menyusuri jalanan,  akhirnya sekitar jam 20.30 WITA rombongan Datsun Risers Expedition mulai memasuki Kota Tanjung Redeb dan akhirnya kami memilih menginap si salah satu hotel terbaik di Kota yang berjuluk Kota Sanggam itu Swara Cantika. Angka speedometer mobil kami saat itu menunjukkan angka 8698 artinya total jarak yang telah ditempuh para risers dari Samarinda menuju Tanjung Redeb adalah sejauh 366 km dengan waktu tempuh total sekitar 13 jam.

Lelah memang lelah, tapi kami semua para risers sangat bangga dengan pencapaian kami bersama Datsun Go+ Panca menjelajahi Pulau Kalimantan untuk etape 1, Samarinda-Tanjung Redeb dengan sukses tanpa terjadi insiden apapun. Datsun Go+ Panca memang jaminan mutu di kelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun