Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Format Inovatif dan Edukatif Penuntasan Masalah Sampah di Indonesia

24 Desember 2015   17:17 Diperbarui: 25 Desember 2015   07:22 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Biofil merupakan septictank ramah lingkungan yang bisa mengolah limbah kotoran manusia menjadi cairan yang lebih bersahabat dengan alam, bahkan cairan hasil proses Biofil bisa langsung dialirkan ke kolam ikan dan bisa juga dipakai untuk menyiram tanaman di kebun atau di taman.

Selain itu balitbang PUPR juga menciptakan Komposter, yaitu teknologi terapan tepaguna untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang bernilai ekonomi tinggi.

 

Komposter merupakan inovasi produk pengurai sampah organik unggulan Balitbang PUPR yang paling aplikatif  untuk diterapkan secara massal di masyarakat. Selain logika teknologi yang sebenarnya sederhana, bahan yang dibutuhkan untuk produksi unit komposter juga terbilang sangat mudah untuk didapatkan dipasaran, seperti tong bekas, paralon beserta perangkat tambahan seperti lem paralon. kemudian semua bhan dirangkai seperti gambar diatas terus ditanam dalam tanah. Cara kerja Komposter juga sangat sederhana,  semua sampah organik yang ada disekitar kita seperti daun-daunan, sisa makanan, nasi, sayuran, ikan semuanya bisa diproses, dengan cara dimasukkan dalam tong instalasi yang telah dibenamkan dalam tanah dengan rentang waktu tertentu, tergantung pada volume sampah organik yang diproses. Bahan-bahan sampah organik tersebut nantinya akan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam sampah dan didalam tanah. Proses ini nantinya akan menghasilkan lindi (pupuk cair) dengan komposisi C/N ratio : 16-20, Ca 23-27, N 1,79. Lindi selain bisa dipakai sendiri untuk memupuk tanaman juga mempunyai nilai ekonomis, karena bisa dijual.

Selain produk-produk diatas, sebenarnya Balitbang PUPR masih mempunyai banyak produk inovatif yang bisa diterapkan secara tepatguna di berbagai bidang keperluan masyarakat, tapi sayang karena kurangnya publikasi dan komunikasi dengan masyarakat menyebabkan berbagai produk inovatif dan aplikatif karya anak bangsa tersebut sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat. Kalau situasi ini dibiarkan terus maka karya inovatif kelas dunia tersebut akan menjadi mubazir dan tidak bermanfaat. Pemerintah melalui kementerian PUPR ahrus segera membenahi situasi ini. Komunikasi yang efektif dengan masyarakat harus segera dilakukan sehingga bisa sama-sama saling sharing untuk mendapatkan format take & give yang berimbang dan memberi manfaat secara maksimal. Sehingga permasalahan sampah dan lainnya bisa segera teratasi secara tuntas.

Permasalahan sampah di Indonesia memang harus diselesaikan dengan tuntas. Sinergi dan komunikasi efektif semua pihak yang berkepentingan terutama pemerintah dengan rakyatnya harus lebih diintensifkan.  Tidak ada masalah tanpa solusi! Dengan mengimplementasikan langkah-langkah yang telah dipaparkan diatas, yaitu membenahi dan memberdayakan dengan benar dan maksimal Mental Manusia-nya (Pemerintah dan rakyat/masyarakat), Teknologi dan Sistem/Mekanisme Kelembagaan  secara konsisten, Insha Allah permasalahan sampah di Indonesia akan teratasi.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun