Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siamo Tutti Fratelli

8 Desember 2015   01:18 Diperbarui: 4 April 2017   16:13 2519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIAMO TUTTI FRATELLI, Kita semua Barsaudara!

Kalimat legendaris yang berasal dari Bahasa Italia yang maknanya Kita Semua Bersaudara tersebut, tentu sudah akrab ditelinga para penggiat Palang Merah maupun Bulan Sabit Merah di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Kalimat SIAMO TUTTI FRATELLI diperkenalkan oleh Henry Dunnant, salah satu pendiri Internatonal CommitteOf The Red Cross (ICRC) atau Organisasi Palang Merah International. Kalimat yang terasa full Humanity tersebut di ucapkan, oleh Sir Henry Dunnant untuk membangkitkan semangat serta membuka mata hati para sukarelawan yang diterjunkan dalam misi penyelamatan korban perang antara Perancis dengan Austria di daerah Solferino, Lambordi tahun 1859, agar para relawan bekerja secara maksimal dan professional dengan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada semua korban perang, tanpa harus membeda-bedakan kawan maupun lawan.

Banyaknya korban perang Solferino yang tidak tertangani inilah yang kelak menjadi inspirasi Henry Dunnant dengan beberapa koleganya mendirikan ICRC atau Komite Palang Merah Internasional.

Sampai detik ini, kalimat SIAMO TUTTI FRATELLI masih sangat relevan digunakan menjadi mantra sugesti untuk menjembatani berbagai persoalan dan perselisihan yang terjadi diantara berbagai kepentingan di muka bumi. Demikian juga di Indonesia, kedalaman makna dari kalimat SIAMO TUTTI FRATELLI tidak hanya menjadi slogan bagi berbagai kesatuan organisasi kepalang merahan dan bulan sabit merah, tapi telah menjadi sumber inspirasi sekaligus sumber spirit dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan di berbagai tempat.

 

SIAMO TUTTI FRATELLI dan Semangat Berbagi

Pada dasarnya manusia adalah makhluk individual, dimana masing-masing manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan ciri (fisik) dan pribadi (kejiwaan/psikologis) yang berbeda satu sama lain. Tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang diciptakan Allah SWT dalam keadaan sama persis. Masing-masing pasti mempunyai ciri atau tanda fisik, sifat, perilaku, pola pikir yang khas sebagai pembeda satu sama lainnya.

Dalam perjalanannya, manusia akan bertemu dengan berbagai keperluan dan kepentingan. Keperluan untuk memenuhi kebutuhan dasar (primer) yaitu sandang, pangan dan papan. Kebutuhan untuk hidup sehat, kendaraan, hiburan, informasi , komunikasi dll (sekunder). Makanan enak, rumah mewah, pakaian bermerk dll (tersier).

Memang, contoh klasifikasi kebutuhan manusia tidaklah absolut, artinya bisa saja bagi si-A internet adalah barang mewah, karena si-A tidak memerlukan sama sekali jaringan internet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tapi bagi si-B internet bisa jadi merupakan kebutuhan primer, karena si-B pekerjaanya adalah seorang wartawan yang harus selalu mengirimkan berita up to date ke redaksi tempat si B bekerja. Itulah bukti manusia sebagai makhluk Individu. Masing-masing punya keperluan dan kepentingan yang berbeda-beda.

Sebagai makhluk individu yang mempunyai berbagai keperluan dan kepentingan, tentu manusia tidak bisa memenuhi sendiri semua keperluan dan kepentingannya. Sebagai contoh, tentu sangat sulit bagi si-A yang berprofesi sebagai karyawan di sebuah pabrik harus menanam padi dan merawatnya sampai panen untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, begitu pula hampir tidak mungkin kalau si-B harus menangkap ikan di laut sendiri ketika dia perlu ikan untuk lauk pauk teman makan sehari-hari.

Untuk itulah, ketika manusia berdiri sebagai makhluk individu saat itu juga manusia juga berposisi sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang memerlukan makhluk lain (manusia) sebagai pelengkap untuk memenuhi semua keperluan dan kepentingan bagi kelangsungan hidupnya.

Jadi, memang sudah menjadi kodratnya seorang manusia yang hidup di dunia memerlukan manusia lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tidak akan pernah ada seorang manusia bisa hidup normal tanpa ada peran serta campurtangan manusia lain di sekitarnya. Inilah yang dimaksud bahwa manusia juga dikodratkan sebagai makhluk sosial.

Dalam Islam, konsep manusia sebagai makhluk sosial di jelaskan dan ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW, berikut, Diriwayatkan dari Jabir berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Orang yang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR. Thabrani dan Daruquthni) Kutipan hadits tersebut, menjelaskan dengan gamblang peran dan posisi manusia ideal dengan konsep “kebermanfaatan”.

Artinya, sudah menjadi kodrat manusia untuk saling memberikan manfaat kepada manusia lain yang ada di sekitarnya sebagai bagian dari upaya solusif mengentaskan berbagai problematika sosial masyarakat kekinian yang terus berkembang menjadi semakin kompleks. Konsep kebermanfaatan ini tentu sangat relevan dengan konsep berbagi sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang sekarang banyak disuarakan oleh berbagai kalangan, termasuk salah satunya PMI atau Palang Merah Indonesia.

Palang Merah Indonesia, Peduli Bantu Sesama

Dengan slogan “Setetes darah anda, nyawa bagi sesama”, PMI berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam semua kegiatan sosial kemanusiaan. Tidak hanya kegiatan yang berhubungan dengan “darah” saja, tapi juga mencakup semua kegiatan sosial kemanusiaan yang diakibatkan oleh berbagai hal (bencana alam, konflik sosial, perang dll), seperti penyediaan dapur umum, pelayanan kesehatan, ambulan, pelayanan pemulihan psikososial, pemulihan hubungan keluarga, pembinaan geberasi muda dan relawan, pengadaan dan pengelolaan sanitasi dan air bersih dan sosialisasi perihal kepalangmerahan.

Sebagai perhimpunan atau organisasi nirlaba, tentu untuk menjadikan PMI sebagai satu-satunya operator kegiatan kemanusiaan “resmi“ milik pemerintah bukanlah perkara mudah bila tidak didukung dengan manajemen organisasi yang mumpuni plus akses pendanaan yang kuat dan transparan. Memang, Indonesia bukanlah Negara yang sedang dalam keadaan perang, tapi potensi konflik sosial dan bencana alam yang begitu besar tentu sudah seharusnya kita semua ikut berperan secara aktif menjaga stabilitas dan elektabilitas PMI agar tetap bisa eksis memberikan peran dan fungsi terbaiknya untuk seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan

Mari Berbagi Rezeki, Berbagi Solusi di Bulan Dana PMI

Untuk memperkuat fungsi dan peran PMI dalam tugas-tugas sosial kemanuasiaan di seluruh wilayah Indonesia, selain pola manajerial yang mumpuni dan accountable, PMI sangat memerlukan sumber pendanaan yang kuat. PMI memerlukan uluran tangan kita, seluruh masyarakat Indonesia. Untuk keperluan itu PMI menggelar Bulan Dana PMI dengan memberi kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berperan dan berkontribusi secara langsung dalam kegiatan kemanusiaan dengan cara berdonasi ke PMI. Untuk memberi kemudahan dan keamanan kepada masyarakat yang ingin berdonasi dalam bentuk uang, PMI menghimbau agar masyarakat mendonasikan uangnya melalui rekening bank yang resmi ditunjuk oleh PMI, seperti pada gambar dibawah.

Hidup ini indah, dan akan semakin indah dan penuh makna ketika hidup kita memberikan manfaat untuk orang-orang yang ada di sekitar kita. Berbagi sebagian rezeki yang kita miliki dengan orang-orang disekitar kita yang membutuhkan merupakan salah satu dari ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pemberi Rezeki dan bisa menjadi “takdir” pembuka jalan solusi bagi permasalahan kemanusiaan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Bersama Bulan Dana PMI , Ayo Peduli Bantu Sesama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun